18 BG
= Jumlah biogas yang dihasilkan selama mengolah lahan m
3
PBG = Jumlah biogas yang dihasilkan dari 1 kg feses m
3
kg PF
= Produksi feses selama pengolahan lahan 1 hektar kg PU
= Produksi urine selama pengolahan lahan 1 hektar kg PFH
= Produksi feses harian kghari PUH
= Produksi urine harian kghari PPU1
= Produksi pupuk nitrogen kg K1F
= Kadar nitrogen pada feses K1U
= Kadar nitrogen pada urine PPU2
= Produksi pupuk fosfor kg K2F
= Kadar fosfor pada feses K2U
= Kadar fosfor pada urine PPU3
= Produksi pupuk klorat kg K3F
= Kadar kalium pada feses K3U
= Kadar kalium pada urine
D. Rancangan Model
Dalam model yang akan dibuat ada dua submodel yang dikembangkan, yaitu submodel ternak dan submodel lahan. Submodel ternak digunakan untuk melakukan
simulasi perkembangan jumlah ternak dan submodel lahan digunakan untuk melakukan simulasi pola penggunaan lahan pertanian.
Berikut adalah variabel yang termasuk di dalam submodel ternak: 1
Multiplikasi: a.
jumlah kelahiran b.
jumlah kematian c.
lamanya mengandung d.
persentasepeluang mengandung,dianulir bila dilakukan inseminasi buatan
e. jumlah kerbau jantandianulir bila dilakukan inseminasi buatan
f. jumlah kerbau betina
g. survivability kerbau mudaberserta rentang umur, karena yang dipakai
untuk mengolah lahan biasanya kerbau dewasa saja
19 2
Kinerja: a.
Kapasitas olah lahanhajam b.
Durasi kerja dalam seharijamhari
Variabel-variabel diatas diperkirakan saling berinteraksi seperti digambarkan pada diagram sebab akibat dalam Gambar 5.
Gambar 5. Diagram Sebab Akibat Submodel Ternak
Dalam pembuatan submodel lahan, dilalui tahapan seperti dibawah ini : I.
Mendapatkan data mengenai topografi lahan untuk menentukan zonasi dari tiap lahan padi sawah berdasarkan aksesibilitasnya terhadap tenaga pengolahan lahan
menggunakan mesin. II.
Mendapatkan data mengenai luas baku lahan dan penggunaan lahan untuk laju perubahan penggunaan lahan.
III. Mendapatkan data mengenai pola tanam lahan padi sawah untuk menentukan
luas tanam padi sawah tiap tahunnya sehingga dapat ditentukan kecenderungan perubahannya.
IV. Luas lahan hijauan adalah salah satu keterkaitan langsung submodel lahan dan
submodel ternak, untuk itu perlu ditentukan beberapa hal sebagai berikut: 1.
luas lahan beralahan tidur ha 2.
produksi rumput per satuan luas lahankgha 3.
besarnya konversi lahan bera menjadi lahan olahan untuk menentukan kecenderungan perubahannya
jumlah kelahiran per periode
jumlah kematian per periode
peluang mengandung
jumlah kerbau jantan
lamanya mengandung
survivability kerbau muda
Kapasitas olah lahan
Durasi kerja harian
jumlah kerbau betina
+
− +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ −
− −
20 Variabel yang disertakan dalam submodel lahan adalah sebagai berikut :
1. luas baku lahan pertanian
2. tingkat konversi lahan baku pertanian
3. luas lahan dengan kategori zona I tidak dapat diakses mesin
4. luas penanaman padi sawah pada zona I
5. tingkat konversi padi sawah pada zona I
6. luas lahan dengan kategori zona II dapat diakses mesin
7. luas penanaman padi sawah pada zona II
8. tingkat konversi padi sawah pada zona II
9. luas lahan bera
10. tingkat konversi lahan bera
11. produktivitas rumput pada lahan bera
Interaksi antar variabel pada submodel lahan seperti digambarkan pada diagram sebab akibat seperti dalam Gambar 6.
Gambar 6. Diagram Sebab Akibat Submodel Lahan
E. Verifikasi dan Validasi