Pendekatan Sistem TINJAUAN PUSTAKA

9 Setelah membandingkan beberapa hasil penelitian tentang penggunaan traktor di beberapa negara, Binswanger 1978 menyimpulkan sebagai berikut : a. Peneliti gagal membuktikan bahwa traktor dapat menaikkan intensitas penanaman, produksi, waktu senggang dan pendapatan kotor b. Banyak peneliti yang memakai analisa cost benefit, menaksir nilai benefit terlalu tinggi c. Walaupun pengusahaan traktor tidak menguntungkan tetapi tetap makin banyak petani yang menanamkan modalnya pada traktor. Hal ini disebabkan karena beberapa hal : i Traktor dapat mempermudah pengolahan tanah dan meringankan pekerjaan ii Memungkinkan untuk membuka lahan baru iii Adanya subsidi yang diperoleh oleh pemilik traktor iv Kenaikan tingkat upah buruh yang mencerminkan kelangkaan tenaga kerja manusia

B. Pendekatan Sistem

Sistem merupakan kesatuan yang utuh, yang mana mempunyai implikasi bahwa kajian terhadap bagian sistem secara terpisah tidak akan memberikan pengertian yang lengkap mengenai sistem tersebut, hal ini disebabkan karena adanya interaksi antar bagian-bagian tersebut di dalam sistem Dent dan Anderson, 1971 Analisis sistem didefinisikan sebagai sebuah usaha untuk membantu pengambil keputusan dalam memilih jalur tindakan yang diharapkan di masa depan dengan cara : 1. secara sistematik menguji dan menguji kembali reexamining tujuan yang berhubungan dan kebijakan atau strategi alternatif untuk mencapainya. 2. membandingkan secara kuantitatif biaya ekonomis, keefektifan keuntungan, dan resiko dari alternatif – alternatif yang ada ketika mungkin. Analisis sistem juga dianggap sebagai strategi riset daripada sebuah metode atau teknik, dan dalam tahap pengembangannya sekarang, analisis sistem masih lebih merupakan sebuah seni daripada suatu ilmu, meskipun menggunakan metode ilmiah ketika mungkin diperlukan. Secara keseluruhan, analisis sistem dapat dipandang sebagai suatu pendekatan, atau cara pandang, terhadap pemilihan dari bermacam – 10 macam alternatif yang rumit yang biasanya berada dalam keadaan ketidakpastian Fisher, 1971. Gambar 2. Tahapan Kerja dalam Pendekatan SistemManetsch dan Park, 1977 Mulai Analisis Kebutuhan Perumusan Masalah Identifikasi Sistem : 1. Diagram Lingkar Sebab Akibat 2. Diagram Masukan Keluaran 3. Diagram Alir Pemodelan Program Validasi Model Evaluasi Periodik Implementasi Layak ? Tidak Ya 11 Dalam mempelajari sistem perlu ditentukan batas sistem system boundaries agar dapat membantu mengerti fungsi sistem tersebut, sebab dalam keadaan sesungguhnya sangat sulit untuk melihat batas sistem, tapi tanpa batas yang jelas sulit diharapkan hasil dari sistemDent dan Blackie, 1979. Manetsch dan Park 1977 menyatakan pendekatan sistem adalah suatu metodologi pemecahan masalah yang dimulai dengan identifikasi serangkaian kebutuhan, perumusan masalah, identifikasi sistem dan pemodelan. Tahapan dalam pendekatan sistem dapat dilihat pada Gambar 2. Menurut Sushil 1993, pemodelan dengan menggunakan sistem dinamik pada umumnya mengikuti suatu pola pendekatan. Ada beberapa pola pendekatan, skema pola-pola itu digambarkan seperti pada Gambar 3 Pola I Pola II Pola III Pola IV Pola V Pola VI Gambar 3. Pola Pendekatan Pengembangan Sistem Dinamik Sushil, 1993 Sub System Diagram Causal Loop Diagram Policy Structure Diagram Flow Diagram Equation Flow Diagram Equation Sub System Diagram Policy Structure Diagram Flow Diagram Equation Causal Loop Diagram Flow Diagram Equation Causal Loop Diagram Equation Sub System Diagram Causal Loop Diagram Flow Diagram Equation 12 Pemilihan pola pendekatan tergantung pada situasi permasalahan, pembuat model dan software yang digunakan untuk membuat modelnya. Sebuah sistem dapat direpresentasikan dengan menggunakan cara analitik ataupun simulasi. Sangat baik untuk selalu menggunakan cara analitik, tetapi, kebanyakan sistem adalah hal yang kompleks, oleh karena itu terkadang digunakan simulasi. Menurut Law dan Kelton 1991, simulasi diklasifikasikan ke dalam tiga dimensi berbeda seperti berikut : ƒ Model simulasi statik vs dinamik : model simulasi statik adalah gambaran dari sistem pada waktu tertentu, atau yang digunakan untuk menggambarkan sebuah sistem dimana waktu tidak memegang peranan; contoh simulasi statik adalah simulasi model Monte Carlo. Model simulasi dinamik menggambarkan sebuah sistem yang berubah seiring waktu, seperti sistem konveyor pabrik. ƒ Model simulasi deterministik vs stokastik : jika sebuah model simulasi tidak mengandung komponen probabilistik, maka disebut deterministik; sebuah sistem rumit dari persamaan difrensial yang menjelaskan sebuah reaksi kimia merupakan model yang demikian. Dalam model deterministik, keluaran ’ditentukan’ setelah serangkaian jumlah masukan dan hubungan telah dijelaskan, meskipun akan memakan banyak waktu komputer untuk menguji apa itu. Kebanyakan sistem harus dimodelkan memiliki paling tidak beberapa komponen masukan acak, dan hal ini melahirkan model simulasi stokastik. Kebanyakan sistem antrian dan inventori dimodelkan secara stokastik. Model simulasi stokastik menghasilkan luaran yang acak juga, dan dengan demikian harus diperlakukan sebagai perkiraan dari karakteristik model sebenarnya. ƒ Model simulasi berkelanjutan continuous vs model simulasi terputus discrete : model simulasi berkelanjutan dan terputus analog dengan sistem berkelanjutan dan terputus. Model terputus tidak selalu digunakan untuk memodelkan sistem terputus dan begitu pula sebaliknya. Keputusan untuk menggunakan model simulasi terputus atau berkelanjutan bergantung pada tujuan spesifik dari studi. Sebagai contoh, sebuah model aliran lalu lintas dalam sebuah jalan bebas hambatan akan menjadi model terputus apabila karakteristik dan pergerakan masing – masing mobil penting. Lain hal, jika 13 mobil – mobil diperlakukan sebagai pecahan, aliran lalu lintas dapat diuraikan dengan persamaan difrensial dalam sebuah model berkelanjutan.

C. Verifikasi dan Validasi