Hiperbola adalah gaya bahasa berupa pernyataan yang sengaja dibesar- Silepsis dan Zeugma adalah gaya bahasa berupa konstruksi rapatan yang Oksimoran adalah gaya bahasa semacam paradoks yang lebih singkat dan Klimaks adalah gaya b

53 dilakukan pembetulan. Semua itu dilakukan dengan sengaja sebagai.suatu gaya ekspresi untuk menarik perhatian dan membangkitkan sikap kritis pembacapendengar.

14. Litotes adalah gaya bahasa yang sifatnya merendahkan diri, tidak sesuai

dengan kenyataan yang sesungguhnya. Namun di balik ungkapan itu, pemakai gaya bahasa ini tidak punya maksud agar orang percaya dengan hal itu, karena pembicarapenyimak sudah tahu apa yang sebenarnya ia maksudkan.

15. Histeron Proteron adalah gaya bahasa berupa penyusunan kalimat yang

mengandung pembalikan dari logika yang wajar, sebagai upaya menumbuhkan sikap kritis seseorang. Artinya, gaya bahasa ini dipakai bukan menunjukkan kekacauan penalaran karena dipakai dengan penuh kesadaran.

16. Hiperbola adalah gaya bahasa berupa pernyataan yang sengaja dibesar-

besarkan dan dibuat berlebihan agar orang merasakan efeknya sebagai ungkapan perasaan yang mendalam..Kadang-kadang ungkapan ini terasa gombal, hanya berisi bualan, namun bisa juga mencerminkan kerendahhatian atau pemakainya termasuk penganut romantisme.

17. Silepsis dan Zeugma adalah gaya bahasa berupa konstruksi rapatan yang

diikuti dengan kata-kata yang tidak sejenis atau tidak relevan atau hanya tepat untuk salah satunya. Dua bentuk ungkapan yang dipakai tidak simitris, namun bisa jadi mengandung kebenaran.. 54

18. Oksimoran adalah gaya bahasa semacam paradoks yang lebih singkat dan

padat, mengandung kata-kata yang berlawanan arti dalam frase yang sama. Berbeda dengan dalam paradoks, oksimoron terdapat dalam sebuah frase.

19. Klimaks adalah gaya bahasa berupa ekspresi dan pernyataan dalam rincian

yang secara periodik makin lama makin meningkat, baik kuantitas, kualitas, intensitas, nilainya. Gaya bahasa ini disebut juga dengan gradasi. 20. Antiklimaks, merupakan antonim dari klimaks, adalah gaya bahasa berupa kalimat terstruktur yang isinya mengalami penurunan kualitas, kuantitas, intensitas. Gaya bahasa ini justru dimulai dari puncak, makin lama makin ke bawah.

21. Paradoks adalah gaya bahasa berupa pernyataan yang mengandung

kontraspertentangan, terkesan kontroversial, namun setelah direnung- renungkan, ternyata mengandung kebenaran. Tidak jarang paradoks mencerminkan absurditas kehidupan, sesuatu yang aneh, namun benar-benar terjadi.

22. Apostrof adalah gaya bahasa berupa pengalihan pembicaraan kepada benda