55
23. Hipalase adalah gaya bahasa yang mengandung pemakaian kata yang
menerangkan kata yang bukan sebenarnya. Dalam hipalase, sesuatu yang bukan manusia dikenai ungkapan yang lazim berlaku untuk manusia. .
24. Ironisindiran adalah gaya bahasa berupa penyampaian kata-kata yang
berbeda dengan maksud atau kenyataan yang sesungguhnya, tapi pembacapendengar, diharapkan memahami maksud penyampaian itu.
Istilah atau terma ironi mengacu pada sebuah perbedaan atau ketidaksesuaian atau ketidakcocokan antara penampilan dan kenyataan.
Ketidaksesuaian ini bisa mempunyai bentuk beragam. Dalam ironi dramatik pernyataan diketahui pada audiens atau pembaca
sebagai kebalikan dari apa yang diharapkan oleh peserta. Dalam ironi situasional sebuah rangkaian kejadian berubah menjadi kebalikan dari apa
yang semestinya diharapkan atau yang semestinyaselayaknya terjadi.
Pickering dan Hoeper, 1997: 733
25. Sinisme adalah sarana retorika berupa gaya bahasa yang hakikatnya tidak
berbeda dengan ironi, namun dengan ekspresi yang lebih keras, dengan efek yang lebih terasa bagi yang dikenai sinisme tersebut..
26. Sarkasme merupakan gaya bahasa berupa pengucapan-pengucapan yang
kasar, berupa caci-maki sebagai ekspresi amarah yang membuat yang terkena merasa sakit hati. Sarkasme mengandung olok-olok pedas.
27. Satire
adalah gaya bahasa sejenis ironi yang mengandung kritik atas kelemahan manusia agar terjadi perbaikan di masa-masa mendatang. Tidak
jarang satire muncul dalam bentuk puisi yang mengandung kegetiran tapi ada kesadaran untuk berbenah diri. Satire berupa ungkapan yang
menertawakan atau menolak sesuatu, bisa merupakan sindiran atau kritik terang-terangan.
56
28. Inuedo adalah gaya bahasa berupa sindiran dengan cara mengecilkan
kenyataan yang sesungguhnya, mengandung kritik tidak langsung yang cukup tajam.
29. Antifrasis adalah gaya bahasa sejenis ironi dengan menggunakan kata yang
maknanya berkebalikan atau berlawanan dengan realita yang ada. Secara maknawiah, dalam gaya bahasa ini terkandung ironi.
30. Paronomasia, disebut juga dengan istilah Pun, adalah gaya bahasa dengan
menggunakan permainan kata-kata yang merupakan homonim, karena artinya sangat berlainan. Dua kata homonim itu dipakai dalam satu konteks atau
kalimat dengan logika yang bisa jadi cukup linear. Gaya bahasa ini berisi penyejajaran kata-kata yang berbunyi sama namun bermakna lain.
31. Paralelisme adalah gaya bahasa berupa penyejajaran antara frase-frase yang
menduduki fungsi yang sama, yang masing-masing menambah intensitas yang lain. Kata-kata tersedbut memiliki pengertian yang dekat...
32. Repetisi
adalah gaya bahasa yang disusun dengan jalan mengulang-ulang penggunaan kata atau kelompok kata tertentu, bisa dalam kalimat, antar
kalimat dalam paragraf, bisa pula antar baris dalam bait puisi. Dengan pemakaian repetisi, suatu ekspresi memperoleh intensitas
yang mendalam dan kadar kepuitisan yang kental. Banyak puisi dan lirik lagu ditulis dengan memanfaatkan gaya bahasa ini.
33. Aliterasi adalah gaya bahasa berupa perulangan bunyi-bunyi konsonan.