27
Adapun kristal jatidirihakikat puisi bisa disampaikan sebagai berikut: a.
Dalam puisi, terjadi pengkonsentrasianpemadatan segala unsur kekuaan bahasa;
b. Dalam penyusunannya, unsur-unsur bahasa itu dirapikan, diperbagus,
diatur sebaik-baiknya, dengan memperhatikan rima dan bunyi. c.
Puisi merupakan ungkapan pikiran dan perasaan penyair berdasarkan mood, pengalaman jiwa, bersifat imajinatif.
d. Bahasa puisi bersifat konotatif, ditandai dengan kata-kata konkret lewat
pengimajian, pelambangan, dan pengiasan, atau dengan bahasa figuratif. e.
Bentuk fisik dan struktur batin puisi merupakan kesatuan bulat dan utuh, menyaturaga, tidak dapat dipisah-pisahkan satu sama lain. Keduanya dapat
ditelaah unsur-unsurnya dalam kaitannya dengan keseluruhan. Unsur- unsur itu hanya berarti dalam totalitasnya dengan keseluruhan Waluyo
1986: 25 Hakikat puisi merupakan substansi yang terkandung dalam puisi, hal yang
sifatnya esensial, yakni makna dan struktur batin puisi. Penyair menyampaikan hakikat puisi melalui medium bahasa estetis dan ungkapan-ungkapan puitis,
dengan teknik ekspresi tertentu berupa struktur fisik puisi Waluyo 1987: 106 membagi hakikat puisi menjadi 4 unsur, yakni; tema sense
b. perasaan penyair feeling; c. nada sikap penyair terhadap pembaca tone; d. amanat.
a. Tema sense
Tema dalam konteks ini merupakan gagasan pokoksubject matter yang dikedepankan penyair dalam puisi-puisinya. Tema acapkali menjadi landasan
utama pengucapan penyair, yang keberadaaannya memberikan desakan yang sangat kuat dalam jiwa penyair.
Dalam puisi, kita sering menjumpai tema Ketuhanan, kemanusiaan, kritik sosial politik, cinta kasih, keterasingankesepian, kerinduan, lingkungan
hidup, patriotisme, keadilan sosial, penghormatan hak asasi manusia, dan lain-lain.
28
b. Perasaan penyair feeling
Perasaan penyair feeling adalah nuansa batin penyair yang diekspresikan dengan penuh penghayatan dan takaran yang tepat sehingga diharapkan, puisi
yang diciptakan sang penyair itu terasa hidup, menyentuh rasa haru dan menggetarkan. Dari sini, diharapkan pembaca bisa menghayati puisi-
puisinya. Dengan tema yang sama misalnya, tentang doa, kemanusiaan beberapa penyair menulis puisi dengan perasaan dan nuansa hati yang
berbeda.
c. Nada tone
Nada tone merupakan sikap penyair terhadap pembaca karyanya, yang sebenarnya berhubungan erat dengan suasana batin puisi. Di sini, penyair
tampil dengan sikap yang mungkin bermacam-macam, tergantung pada nada yang dirasakannya. Ia bisa bersifat menggurui, menasihati, mengejek,
menyindir, mengimbau, penuh atensi, membujuk, mengajak, mengiba, memprotes, membela, dan seterusnya. Nada puisi mewarnai corak puisi.
Suasana puisi dirasakan oleh pembaca sebagai akibat dari nada yang diambil sang penyair. Nada duka yang diciptakan penyair dalam puisinya,
menimbulkan suasana iba hati pembaca ketika ia membaca karya penyair. Nada bergelora dan kritik penuh semangat menghujat sang diktaktor
membuahkan suasana heroik dan gairah memberontak bagi pembaca. Nada religius menyuntingkan suasana khusus Waluyo, 1987: 125
d. Amanat Intentionmessage
29
Amanat merupakan hal yang mendorong penyair menciptakan puisinya. Kehadiran amanat acapkali tersirat di balik kata-kata yang disusun penyair,
seringkali berada di balik tema yang diungkapkan. Amanat puisi biasanya sesuai dengan tema yang dipilih penyair. Tema menayangkan apa yang ingin
disampaikan sang penyair, sedangkan amanat menanyakan penyair mau apa, bertujuan apa, bermaksud bagaimana. Dalam menyampaikan amanat, tema
harus dilengkapi dengan perasaan dan nada yang dikedepankan penyair.
b. Bahasa dan Ciri-ciri Kebahasaan Puisi