52
binatang dengan karakternya yang spesifik itu hanya merupakan representasi dari watak, tingkah laku dan perbuatan manusia yang disindir dengan fabel
tersebut. 8.
Antitesis adalah gaya bahasa yang menghadirkan kelompok-kelompok kata
yang berlawanan maksudnya, yang bersifat kontras atau bertentangan..Di sini terdapat pemakaian katakata yang berantonim.
9.
Tautologi adalah sarana retorika yang menyatakan sesuatu secara berulang
dengan kata-kata yang maknanya sama, supaya diperoleh pengertian yang lebih mendalam. Ada kesan tidak efektif di sini, namun hal itu dilakukan
justru untuk mencapai intensitas pengucapan.
10. Pleonasme adalah sarana retorika semacam tautologi dengan menghadirkan
kata kedua yang sudah dijelaskan oleh kata pertama. Kata-kata tersebut tidaklah bersinonim namun memiliki arah makna yang dekat. Ungkapan ini
bersifat menyangatkan.
11. Perifrasis adalah gaya bahasa sejenis pleonasme yang merupakan keterangan
berulang namun proporsinya lebih banyak daripada yang sebenarnya dibutuhkan dalam kalimat efektif. Dengan pemakaian gaya bahasa ini, suatu
ekspresi memang terasa lebih intens..
12. ProlepsisAntisipasi adalah gaya bahasa berupa kalimat yang diawali dengan
kata-kata yang sebenarnya baru ada setelah suatu peristiwa terjadi. Jadi ada alur regresif antara ungkapan pertama dengan setelahnya.
13. KoreksioEpanortesis adalah gaya bahasa berupa pernyataan yang terkesan
meyakinkan, namun disadari mengandung kesalahan. Atas kesalahan itu lalu
53
dilakukan pembetulan. Semua itu dilakukan dengan sengaja sebagai.suatu gaya ekspresi untuk menarik perhatian dan membangkitkan sikap kritis
pembacapendengar.
14. Litotes adalah gaya bahasa yang sifatnya merendahkan diri, tidak sesuai
dengan kenyataan yang sesungguhnya. Namun di balik ungkapan itu, pemakai gaya bahasa ini tidak punya maksud agar orang percaya dengan hal
itu, karena pembicarapenyimak sudah tahu apa yang sebenarnya ia maksudkan.
15. Histeron Proteron adalah gaya bahasa berupa penyusunan kalimat yang
mengandung pembalikan dari logika yang wajar, sebagai upaya menumbuhkan sikap kritis seseorang. Artinya, gaya bahasa ini dipakai
bukan menunjukkan kekacauan penalaran karena dipakai dengan penuh kesadaran.
16. Hiperbola adalah gaya bahasa berupa pernyataan yang sengaja dibesar-