Eksternalitas Positif Pendugaan Nilai Eksternalitas terhadap Pengembangan Tambak pada Ekosistem Mangrove

sumua pihak agar pembukaan lahan tambak pada ekosistem mangrove dapat dihentikan. Berdasarkan hasil identifikasi dan analisis diatas, diketahui permasalahan eksternalitas yang terjadi di kawasan pada mulanya terjadi karena sifat ekosistem yang awalnya merupakan barang publik, dimana dalam pemanfaatannya tidak ada persaingan non-rivalry in consumption. Eksternalitas kemudian timbul akibat kegagalan pemerintah karena kebijakan selama ini dalam pengelolaan ekosistem mangrove kurang relevan dan tegas dalam pelaksanaannya, juga disebabkan akibat memperlakukan ekosistem mangrove sebagai sumberdaya bersama, dimana sumberdaya ini terbuka bagi siapa saja yang ingin memanfaatkannya dan cuma- cuma.

6.5. Pendugaan Nilai Eksternalitas terhadap Pengembangan Tambak pada Ekosistem Mangrove

6.5.1. Eksternalitas Positif

Pendugaan nilai eksternalitas positif merupakan suatu upaya menilai manfaat yang peroleh dari pemanfaatan sumberdaya dalam bentuk moneter. Adanya pembukaan tambak di Kecamatan Muara Badak baik secara langsung mau pun tidak langsung telah memberikan manfaat kepada masyarakat sekitarnya. Adanya aktivitas tambak pada ekosistem mangrove di Muara Badak, dengan melalui proses produksi telah memberikan nilai manfaat langsung bagi masyarakat di sekitarnya. Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat di kawasan Muara Badak, diketahui bahwa kegiatan budidaya tambak merupakan pekerjaan utama masyarakat dalam mencukupi kebutuhan hidup. Lokasi penelitian merupakan kawasan perusahaan migas yang membutuhkan tenaga kerja dengan tingkat pendidikan dan keahlian yang tinggi dan spesifik. Hasil survei diketahui bahwa mayoritas tingkat pendidikan masyarakat pesisir di kawasan ini sangatlah rendah dan tidak ada keahlian yang spesifik dalam mendukung kegiatan di perusahaan migas, sehingga himpitan ekonomi dan sulitnya mencari lapangan pekerjaan bagi masyarakat di kawasan tersebut, menyebabkan aktivitas budidaya tambak merupakan alternatif terbaik bagi masyarakat untuk mencukupi kebutuhan hidup. Hasil analisis tahun 2006, diketahui bahwa nilai eksternalitas positif secara langsung yang diperoleh dari penyerapan tenaga kerja adalah sebesar Rp1.229.626,00 per hektar per tahun. Sementara nilai tidak langsung yang diperoleh dari pengembangan tambak berupa munculnya udang bintik dan udang putih secara alami pada lahan tambak adalah sebesar Rp1.754.589,00 per hektar per tahun. Lebih rinci hasil perhitungan ini tersaji dalam Tabel 13 dan nilai perbandingan tersaji pada Gambar 12. Tabel 13. Nilai Eksternalitas Positif yang Diperoleh Secara langsung dan Tidak Langsung dari Pengembangan Tambak udang Jenis Manfaat Manfaat RpHaTh Biaya RpHaTh Manfaat RpHaTh Langsung Tenaga Kerja 1.229.626 1.229.626 Tak Langsung 1. Udang Bintik 2. Udang putih Total 788.430 966.156 1.754.586 788.430 966.156 1.754.58 Total Nilai Eksternalitas Positif 2.984.215 Sumber : Data Olahan, 2007 500000 1000000 1500000 2000000 Langs ung Tak Langs ung Ro H a T h Gambar 12. Perbandingan Nilai Eksternalitas Positif Secara Langsung dan Tidak Langsung Adanya aktivitas budidaya tambak di Muara Badak berdampak terhadap aktivitas perekonomian lokal. Hal ini terjadi karena adanya pengaruh langsung dan tidak langsung seperti pemenuhan input-input produksi tambak dan proses pemasaran hasil tambak. Akibatnya timbul penyerapan tenaga kerja baik secara langsung mau pun tidak langsung dan berpengaruh terhadap pendapatan sebagian masyarakat yang terlibat dalam kegiatan tersebut. Nilai eksternalitas positif secara langsung dari penyerapan tenaga kerja memberikan nilai yang lebih rendah dari nilai tidak langsung. Hal ini disebabkan nilai dari komoditas udang bintik dan udang windu yang tidak ditebar mempunyai nilai jual yang cukup tinggi.

6.5.2. Eksternalitas Negatif