Analisis Manfaat Biaya TINJAUAN PUSTAKA

3. Perubahan komposisi tanah pada tambak dan daerah sekitarnya yang tidak dapat kembali seperti keadaan semula. 4. Eutrofikasi akibat penggunaan zat kimia. 5. Polusi pada perairan pesisir dan komunitas sekitarnya akibat zat berbahaya dari tambak seperti pestisida, sisa bahan organik, zat-zat kimia dan mikroorganisme penyakit. Konversi ekosistem mangrove untuk berbagai pemanfaatan perlu memperhitungkan manfaat dan kerugiannya dalam jangka panjang. Konversi ekosistem mangrove yang terus menerus secara besar-besaran untuk peruntukan lain akan menyebabkan resiko ekonomi lingkungan yang boleh jadi akan menihilkan atau menurunkan nilai pertumbuhan yang telah dicapai.

2.5. Analisis Manfaat Biaya

Analisis biaya-manfaat CBA adalah metode yang paling umum digunakan untuk membantu dalam mengevaluasi sebuah proyek atau kegiatan dan membantu dalam pengambilan keputusan dalam perencanan dan pengelolaan ekosistem mangrove. CBA digunakan untuk mengukur semua keuntungan atau dampak positif benefit dan biaya cost sebuah pengelolaan dari awal sampai akhir dalam bentuk nilai uang dan memberikan ukuran efesiensi ekonomi Kusumastanto 2000. Menurut Adrianto 2004, dalam analisis ini proses pengambilan keputusan didasarkan pada analisis terhadap besaran magnitude dari ”kerugian” proyek yang ditransfer kedalam komponen biaya costs dan ”keuntungan” proyek yang direpresentasikan ke dalam komponen manfaat net benefit adalah positif atau dengan kata lain : B a – C a Dimana : Ba = manfaat dari proyek termasuk manfaat lingkungan Ca = biaya proyek termasuk biaya lingkungan Secara teoritis, sumberdaya yang akan menjadi input bgi sebuah proyek bukanlah sumberdaya bebas free resource, artinya ada kemungkinan pemanfaatan lain dari sumberdaya tersebut selain digunakan untuk kepentingan proyek yang akan dinilai. Konsep ini dikenal dengan istilah forgone benefits atau dalam terninologi standart economics disebut sebagai opportunity costs Abelso 1979 diacu Adrianto 2004. Dalam konteks ini, pengembilan keputusan dapat dilakukan dengan membandingkan net benefits dari proyek A NB a dengan net benefits dari alternatif proyek yang menggunakan sumberdaya yang sama NB b . Apabila pengambilan keputusan cenderung untuk memiliki alternatif A, maka NB a harus lebih besar dari NB b . Sebuah proyek alternatif pengelolaan ekosistem mangrove dilakukan dalam waktu tertentu. Dalam analisis CBA, unsur waktu menjadi penting karena arus manfaat dan biaya dipengaruhi oleh unsur waktu. Arus manfaat dan biaya harus didiskon agar manfaat dan biaya dapat dibandingkan dalam satu dasar waktu yang disebut dengan nilai sekarang present value. Penilaian ekonomi terhadap alternatif pengelolaan ekosistem mangrove secara komprehensif akan memberikan informasi yang penting bagi proses pengambilan keputusan Adrianto 2004. Menurut Sanim 1997, nilai ekonomi dari aset lingkungan hidup dapat dipecah-pecah kedalam suatu set bagian komponen. Sebagai ilustrasi dalam konteks penentuan alternatif penggunaan lahan mengrove. Berdasarkan hukum biaya dan manfaat benefit-cost rule, keputusan untuk mengembangkan suatu ekosistem mangrove dapat dibenarkan apabila manfaat bersih dari pengembangan hutan tersebut lebih besar dari manfaat bersih konservasi. Jadi dalam hal ini manfaat konservasi diukur dengan nilai ekonomi total dari ekosistem mangrove tersebut yang juga dapat diinterpretasikan sebagai perubahan kualitas lingkungan.

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Persoalan sosial ekonomi yang muncul di kawasan pesisir diantaranya yang terpenting adalah kemiskinan. Salah satu penyebabnya karena kehidupan masyarakat pesisir sangat tergantung pada kondisi lingkungan dan sangat rentan terhadap kerusakan lingkungan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah pengembangan tambak sebagaimana yang terjadi di Kecamatan Muara Badak. Adanya kegiatan tambak ini diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap masyarakat yang dapat dilihat dari tingkat kesejahteraannya. Tekanan pembangunan ekonomi sering menimbulkan dilema bagi kelestarian sumberdaya alam. Hal ini mengingat kebutuhan konsumsi untuk masyarakat sering tidak ditunjang oleh pengelolaan yang baik dan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian sumberdaya alam, sehingga penurunan kualitas sering dianggap sebagai biaya yang harus dibayar untuk suatu proses pembangunan ekonomi. Dengan makin meningkatnya kebutuhan ekonomi yang berbasis sumberdaya alam, makin memberikan tekanan yang tinggi terhadap sumberdaya alam itu sendiri, sehingga timbul berbagai masalah lingkungan. Rencana Strategis pelaksanaan pembangunan Kecamatan Muara Badak tahun 2005 menyebutkan bahwa pengembangan prioritas sektor perikanan unggulan di Kecamatan Muara Badak dikhususkan pada pengembangan sistem produksi pertambakan. Bidang pembangunan unggulan ini, adalah dalam rangka mendukung pembangunan Kabupaten Kutai Kartanegara. Pengembangan usaha pertambakan memang masih terbuka dengan mengkorversi areal ekosistem mangrove di kawasan Kecamatan Muara Badak. Permasalahannya kemudian adalah bagaimana menilai manfaat dan biaya dari ekosistem mangrove yang terkena dampak dari pembangunan ekonomi tersebut. Kerusakan terhadap ekosistem mangrove tidak hanya semata permasalahan biofisik, tetapi lebih merupakan permasalahan ekonomi, sebab nilai-nilai ekonomis dari ekosistem mangrove bisa saja hilang bahkan mungkin tidak dapat dipulihkan kembali.