Asal Responden Karakteristik Responden

pendidikan tinggi yaitu yang menyelesaikan sampai perguruan tinggi atau Sarjana sebanyak 1 orang 1.09.

5.3.4 Jumlah Tanggungan Keluarga Responden

Jumlah tanggungan keluarga responden merupakan jumlah anggota keluarga yang masih ditanggung oleh responden. Jumlah tanggungan keluarga dihitung berdasarkan jumlah anggota keluarga yaitu suamiistri, anak, ayahibu dan anggota keluarga lain yang ditanggung penghidupannya oleh responden. Tabel 10 menunjukkan bahwa jumlah tanggungan keluarga yang terbanyak adalah empat orang, yaitu sebanyak 29 responden 31,52, sedangkan jumlah tanggungan keluarga yang sedikit adalah berjumlah enam orang, yaitu sebanyak lima responden 5,43. Tabel 10. Klasifikasi Responden Menurut Jumlah Tanggungan Keluarga No Tanggungan Keluarga Jumlah orang Prosentase 1 3 orang 25 27,17 2 4 orang 29 31,52 3 5 orang 17 18,48 4 6 orang 5 5,43 5 7 orang 16 17,39 Jumlah 92 100 Sumber : Hasil Olahan Data Primer 2007

5.3.5 Asal Responden

Data Tabel 10 menunjukkan asal responden sebagian besar adalah penduduk pendatang yaitu sebanyak 82 responden atau 89,13 yang merupakan penduduk yang berasal dari Sulawesi Selatan yang datang ke Kecamatan Muara Badak pada tahun 1980 an, menetap dan akhirnya menjadi warga penduduk tetap daerah setempat. Sedangkan responden yang merupakan penduduk asli sebanyak 11 responden atau sekitar 10,87. Tabel 11. Asal Responden No Asal Responden Jumlah orang Prosentase 1 Asli 10 10,87 2 Pendatang 82 89,13 Jumlah 102 100 Sumber : Hasil Olahan Data Primer 2007

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1. Kondisi Ekosistem Mangrove

Kawasan ekosistem mangrove di Kecamatan Muara Badak terdapat pada kawasan pantaipesisir. Dimana kawasan ini termasuk dalam tipe hutan mangrove yang tumbuh di sepanjang pantai atau sungai yang dipengaruhi pasang surut perpaduan air sungai dan air laut yang mengandung garam. Sampai saat ini, kondisi ekosistem mangrove di lokasi penelitian telah mengalami tekanan akibat pemanfaatan dan pengelolaannya yang kurang memperhatikan aspek kelestarian. Tuntutan dan pembangunan yang lebih mengutamakan tujuan ekonomi seperti konversi ekosistem mangrove untuk perluasan tambak, pengembangan kota pantai, dan penebangan yang tidak terkendali, menunjukkan bahwa penggunaan lahan tersebut tidak sesuai dengan peruntukkannya dan melampaui daya dukung, sehingga terjadi kerusakan ekosistem mangrove dan degradasi lingkungan pantai. Kondisi ini diperberat lagi dengan terjadinya pencemaran air sungaiair laut dan eksploitasi sumberdaya laut yang tidak ramah lingkungan. Beberapa dampak negatif dari kerusakan ekosistem mangrove yang saat ini sudah kelihatan adalah semakin jauhnya intrusi air laut ke daratan, abrasi pantai, berkurangnya produksi dari sumber daya di daerah pesisir dan terganggunya habitat satwa pantai. Degradasi ekosistem mangrove wilayah Delta Mahakam, termasuk kawasan perairan Muara Badak dapat dilihat pada Gambar 6. Google Earth, 2007, Wil Muara Badak Gambar 6. Degradasi Ekosistem Mangrove Wilayah Delta Mahakam Berdasarkan Liputan Tahun 1994 2007 Bappeda Kukar, 2007