Analisis Jaringan Komunikasi Kelompok Tani Gotong Royong

Devito 1997 adalah pola roda. Gambar 26 Analisis jaringan komunikasi Kelompok Tani Gotong Royong dalam diseminasi informasi pemeliharaan jeruk pamelo Pada struktur roda, seorang aktor sentralpemimpin yakni aktor nomor 58 mampu mengendalikan aliran informasi pemasaran. Aktor tersebut merupakan satu-satunya orang yang dapat mengirim dan menerima pesan dari semua petani jeruk pamelo anggota Poktan Gotong Royong. Berdasarkan klasifikasi struktur jaringan menurut Rogers dan Kincaid 1981, proses diseminasi informasi pemasaran pada Poktan Gotong Royong membentuk struktur interlocking network karena jaringan memusat pada aktir sentral, latar belakang anggota relatif sama tengkulak merupakan anggota poktan, dan integrasi yang cukup kuat karena setiap anggota terlibat dalam proses komunikasi. Densitas pada jaringan diseminasi informasi penanaman jeruk pamelo sebesar 0,1 nilai tersebut menunjukkan densitas kelompok yang terkategori rendah. Proses komunikasi mengenai aspek penanaman berjalan secara linier membentuk struktur rantai, dan hanya melibatkan tiga aktor sedangkan dua aktor lainnya menjadi isolate tidak terlibat dalam proses komunikasi. Densitas pada jaringan diseminasi informasi pemeliharaan cenderung lebih tinggi, seperti pada poktan lainnya, yakni sebesar 0,2. Pada jaringan pemeliharaan semua aktor terlibat dalam proses komunikasi dengan membentuk struktur Y. Jaringan informasi pemasaran pun memiliki nilai densitas yang sama, sebesar 0,2. Kepadatan jaringan ini terkategori sedang, interaksi mengenai pemasaran cukup baik karena terdapat anggota poktan aktor nomor 58 yang berprofesi sebagai tengkulak. Anggota poktan akan berkomunikasi langsung kepada aktor nomor 58 mengenai informasi pemasaran terbaru. Gambar 27 Analisis jaringan komunikasi Kelompok Tani Gotong Royong dalam diseminasi informasi pemasaran

5. Analisis Jaringan Komunikasi Kelompok Tani Tawang Rejo

Poktan Tawang Rejo terdiri dari 54 orang anggota. Namun, anggota poktan yang melakukan budidaya jeruk pamelo sebanyak enam orang anggota. Pertemuan rutin kelompok berlangsung satu bulan sekali, namun jarang membahas mengenai penanaman jeruk pamelo karena hanya sebagian kecil anggota yang masih membudidayakan jeruk pamelo. Anggota poktan yang membudidayakan jeruk pamelo pun sebagian besar membuat sendiri bibit cangkok, sehingga tidak berdiskusi atau berkomunikasi dengan anggota poktan lainnya. Struktur jaringan komunikasi dalam diseminasi informasi penanaman jeruk pamelo yang terbentuk seperti Gambar 27, membentuk struktur rantai antara dua aktor yang berinteraksi, sedangkan empat aktor lainnya sebagai isolate dalam jaringan. Pada jaringan ini tidak terdapat aktor sentral yang menjadi pusat dalam jaringan. Sedangkan struktur jaringan komunikasi berdasarkan klasifikasi Rogers dan Kincaid 1981 membentuk radial personal network karena aktor dalam jaringan cenderung menyebar, dan integrasi antar anggota rendah karena hanya dua anggota yang aktif dalam proses komunikasi, sedangkan sebagian besar anggota lainnya menajdi isolate atau tidak aktif dalam proses komunikasi. Gambar 28 Analisis jaringan komunikasi Kelompok Tani Tawang Rejo dalam diseminasi informasi penanaman jeruk pamelo Struktur jaringan komunikasi pada diseminasi informasi mengenai pemeliharaan jeruk pamelo membentuk struktur Y. Pada struktur Y terdapat seorang aktor sentralpemimin yang jelas, tetapi satu anggota lain berperan sebagai pemimpin kedua orang kedua dari bawah. Aktor nomor 52 merupakan aktor sentral, sedangkan aktor nomor 56 merupakan pemimpin kedua. Aktor nomor 52 berperan sebagai ketua poktan tawang rejo, diskusi atau diseminasi informasi mengenai aspek pemeliharaan jeruk pamelo difasilitasi dalam pertemuan rutin kelompok. Sedangkan aktor nomor 56 merupakan anggota poktan yang sering berdiskusi dengan aktor nomor 54, sehingga dapat menjembatani informasi dari ketua poktan. Tiga anggota poktan lainnya berkomunikasi terbatas hanya dengan ketua poktan. Gambar 29 Analisis jaringan komunikasi Kelompok Tani Tawang Rejo dalam diseminasi informasi pemeliharaan jeruk pamelo Sruktur jaringan pemeliharaan berdasarkan klasifikasi menurut Rogers dan Kincaid 1981 membentuk interlocking network karena terdapat aktor sentral pada jaringan sehingga jaringan lebih memusat pada aktir nomor 12, dan setiap anggota terlibat dalam proses komunikasi mengenai aspek pemeliharaan jeruk pamelo, integrasi cenderung lebih kuat dibandingkan pada jaringan diseminasi informasi penanaman jeruk pamelo. Jaringan komunikasi membentuk struktur roda dengan aktor nomor 52 sebagai star atau aktor sentral dan empat aktor lainnya langsung berkomunikasi tanpa perantara. Sedangkan aktor nomor 55 menjadi isolate dalam jaringan karena tidak pernah bertanya atau mendiskusikan pemasaran jeruk pamelo dengan rekan anggota poktan. cenderung membentuk interlocking network karena pola jaringan memusat kepada aktir sentral nomor 52 yang berperan sebagai tengkulak, latar belakang anggota termasuk tengkulak relatif sama yakni berpengalaman sebagai petani jeruk pamelo. Kepadatan jaringan Poktan Tawang Rejo dalam diseminasi informasi penanaman jeruk pamelo sangat rendah, yakni dengan nilai densitas 0,033. Dapat terlihat pada Gambar 27 bahwa struktur jaringan berpencar, hanya dua petani yang berkomunikasi, sedangkan tiga aktor lainnya sebagai isolate dalam jaringan. Nilai densitas tersebut menunjukkan kohesivitas poktan yang rendah dalam berinteraksi mengenai penanaman jeruk pamelo. Gambar 30 Analisis jaringan komunikasi Kelompok Tani Tawang Rejo dalam diseminasi informasi pemasaran jeruk pamelo Kepadatan jaringan poktan tawang rejo diseminasi pemeliharaan jeruk pamelo lebih besar dibandingkan jaringan penanaman, yakni sebesar 0,167. Dapat terlihat pada Gambar 28 bahwa semua anggota poktan memiliki interaksi dengan satu orang anggota lain, kecuali aktor nomor 52 sebagai aktor sentral. Densitas jaringan pada diseminasi informasi pemasaran sebesar 0,2 terkategori rendah, proses interaksi berjalan satu arah, dan terpusat kepada aktor nomor 57 karena berperan sebagai tengkulak. Dapat disimpulkan tingkat kepadatan jaringan Poktan Tawang Rejo pada produksi jeruk pamelo terkategori rendah, proses komunikasi sebagian besar hanya berjalan pada satu anggota dan tidak semua anggota saling berpartisiasi aktif dalam pertukaran informasi. Hal ini menggambarkan tingkat kohesivitas kelompok yang renggang meskipun jumlah petani jeruk anggota poktan berjumlah sedikit.

6. Analisis Jaringan Komunikasi Kelompok Tani Mekar Sari

Anggota Poktan Mekarsari terdiri dari 60 orang petani. Jumlah petani yang aktif membudidayakan jeruk pamelo sebanyak sebelas orang. Anggota Poktan Mekar Sari cukup sering berdiskusi mengenai budidaya jeruk pamelo karena luas lahan anggota poktan cukup besar. Pada tahap penanaman jeruk pamelo, diskusi tidak dilakukan secara formal dalam pertemuan kelompok tani. Umumnya petani berkumpul di warung atau di rumah ketua poktan untuk mengobrol santai mengenai jeruk pamelo. Struktur jaringan komunikasi yang terbentuk tidak sesuai dengan kategorisasi konsep Devito 1997, namun mendekati pola roda dengan aktor nomor 27 sebagai sentral dalam jaringan. Aktor nomor 27 merupakan ketua poktan yang berperan membantu mendistribusikan bantuan bibit dari Dinas Pertanian, namun selain itu beliau aktif membuat pembibitan sendiri secara cangkok untuk diperjualbelikan secara komersial. Beberapa anggota poktan dan petani dari desa di sekitar Tambak Mas cukup sering membeli bibit dari aktor nomor 27, karena dikenal mampu membuat bibit cangkok yang kuat dan berkualitas.