Kelompok Tani Sekar Mulyo

terlalu sulit, namun membutuhkan waktu yang cukup lama. Petani cenderung tidak sabar dan menginginkan hasil yang instan, sehingga aplikasi bubur California tidak diterapkan oleh sebagian besar petani. Pemasaran jeruk pamelo anggota poktan sebagian besar dilakukan melalui tengkulak. Tengkulakpemborong sudah aktif mencari jeruk menjelang masa- masa panen di bulan Mei-Juni, sehingga bukan petani yang mencari pasar namun tengkulak yang aktif mencari barang. Pemasaran produk jeruk pamelo melalui tengkulak tentu merugikan petani karena harga yang lebih rendah, oleh karena itu sempat didirikan asosiasi pamelo. Namun, asosiasi tersebut belum mampu meningkatkan bargaining position petani, khususnya dalam memasarkan produk mereka. Petani hanya sebagai price taker, sedangkan tengkulakpemborong berperan sebagai price maker.

e. Kelompok Tani Sumber Mas

Kelompok Tani Sumber Mas memiliki SK resmi Bupati Magetan pada tahun 2008, namun kelompok ini sudah cukup lama berdiri. Anggota Poktan terdiri dari 71 orang petani jumlah data anggota belum diperbaharui, kemungkinan berkurang karena terdapat beberapa anggota yang sudah meninggal. Poktan Sumber Mas melaksanakan pertemuan rutin setiap satu bulan sekali dipimpin oleh Bapak Wagimin sebagai ketua, atau Bapak Maksum sebagai ketua gapoktan. Anggota Poktan Sumber Mas sebagian besar melakukan budidaya jeruk pamelo, sehingga saat pertemuan kelompok pembahasan mengenai pemeliharaan jeruk pamelo cukup sering dilakukan, meskipun pertemuan jarang dihadiri oleh PPL. Poktan ini cukup mudah memperoleh informasi terkait program-program atau bantuan dari Dinas Pertanian, karena Bapak Maksum sebagai ketua gapoktan merupakan anggota Poktan Sumber Mas. Informasi pemasaran umumnya diperoleh dari salah satu anggota poktan yang berprofesi sebagai petani sekaligus tengkulak. Informasi pemasraan yang diperoleh berupa harga, dan jenis kultivar jeruk pamelo yang paling laku di pasaran, sehingga anggota Poktan akan menanam sesuai dengan keinginan pasar.

f. Kelompok Tani Rukun

Kelompok Tani Rukun berjumlah 74 orang dan sudah didirikan sejak tahun 1980-an. Kelompok tani ini pada cukup aktif dalam mengajukan bantuan ataupun kerjasama kepada pihak pemerintahan Dinas terkait, sehingga cukup sering memperoleh bantuan berupa bibit dan seperangkat alat pembuat pupuk organik dan biogas. Kelompok Rukun Tani kemudian terpecah menjadi kelompok tani poktan dan kelompok ternak poknak, dimana kelompok tani berfokus pada pengembangan produksi jeruk pamelo, sedangkan kelompok ternak pada pemeliharaan sapi, dan pengolahan kotorannya menjadi pupuk organik. Terpecahnya kelompok Rukun Tani membuat geliat poktan tidak sebesar dulu, ketua yang menjabat saat ini kurang aktif mengembangkan kegiatan kelompok ataupun membuka jejaring ke pihak eksternal, sedangkan poknak menjadi lebih berkembang karena berkerjasama dengan Jejaring Pupuk Organik Jawa Timur, dalam produksi dan pemasaran pupuk. Poknak sudah dapat memasarkan pupuk organik sebanyak dua ton ke Pacitan, dan beberapa kota lain di Jawa Timur. 6 KARAKTERISTIK INDIVIDU PETANI JERUK PAMELO Petani di Desa Tambak Mas sudah membudidayakan komoditas jeruk pamelo sejak tahun 1980-an. Budidaya jeruk pamelo kemudian berkembang dan diturunkan dari generasi ke generasi selanjutnya, sehingga sebagian besar petani jeruk pamelo di Desa Tambak Mas sudah berpengalaman. Gambar 7 Persentase petani berdasarkan tingkat pengalaman usahatani jeruk pamelo Gambar 7 menunjukkan tingginya tingkat pengalaman usahatani jeruk pamelo di Desa Tambak Mas, dimana 54,8 persen petani telah berpengalaman membudidayakan jeruk pamelo lebih dari dua puluh lima tahun. Sebesar 33,9 persen petani sudah membudidayakan jeruk pamelo selama 11-25 tahun. Tingginya tingkat pengalaman usahatani membuat mereka sulit menerima tata cara budidaya jeruk pamelo yang baru diperkenalkan oleh Petugas Penyuluh Lapangan PPL, atau akademisi. Petani umumnya lebih memilih menggunakan cara budidaya jeruk pamelo secara konvensional yang sudah diturunkan dari orangtua. Contohnya pembibitan jeruk pamelo yang diperkenalkan oleh PPL dan akademisi peneliti dan dosen adalah menggunakan okulasi agar tanaman yang dihasilkan memiliki perakaran yang kuat. Bibit jeruk pamelo dalam bentuk okulasi pun dibagikan secara gratis kepada petani, namun bibit tersebut tidak digunakan oleh petani. Petani cenderung lebih meyakini sistem pembibitan menggunakan cangkok yang telah diajarkan secara turun temurun, dan sudah diaplikasikan puluhan tahun di lahan jeruk pamelo mereka. Sebagian besar petani jeruk pamelo di Desa Tambak Mas 56,5 persen memiliki luas lahan antara 0,5 hektar hingga 1 hektar, dan sebesar 33,9 persen petani hanya memiliki luas lahan kurang dari 0,5 hektar. Sejumlah 9,7 persen petani jeruk pamelo berskala besar memiliki lahan lebih dari satu hektar. Lahan usahatani di Desa Tambak Mas umumnya dimiliki oleh orangtua, dikelola bersama- sama anggota keluarga, dan diturunkan dari generasi ke generasi. Selain ditanam secara khusus di lahan kering kebun, jeruk pamelo juga ditanam di pekarangan rumah petani. 11,30 33,9 54,8 1-10 tahun 11-25 tahun 25 tahun