Analisis Jaringan Komunikasi Kelompok Tani Sumber Mas

membutuhkan keterbaruan informasi sehingga diskusi mengenai pemeliharaan jeruk pamelo tetap berlangsung dalam pertemuan rutin poktan. Struktur jaringan komunikasi yang terbentuk dalam diseminasi informasi pemeliharaan jeruk pamelo di Poktan Sumber Mas adalah struktur semua saluran pola bintang. Aktor sentral dalam diseminasi informasi pemeliharaan, sama dengan aktor sentral dalam diseminasi informasi penanaman jeruk pamelo, yakni aktor nomor 1 dan 12. Berperan sebagai ketua gapoktan, aktor nomor12 lebih sering memimpin diskusi saat pertemuan kelompok, dibandingkan ketua poktan aktor nomor 1. Kedua aktor tersebut menjadi aktor sentral dalam jaringan, selain karena peran mereka sebagai ketua gapoktan dan poktan, juga karena dikenal sebagai petani jeruk pamelo yang berpengalaman dan memiliki lahan yang luas. Setiap petani jeruk pamelo anggota poktan secara aktif berinteraksi mengenai pemeliharaan jeruk pamelo saat pertemuan rutin atau pertemuan di warung kopi, tidak terdapat aktor yang terisolasi dalam jaringan. Oleh karena itu, jaringan membentuk struktur bintang. Struktur jaringan membentuk pola interlocking network Rogers dan Kincaid 1981 dimana terdapat integrasi yang kuat antar anggota saat berdiskusi mengenai aspek pemeliharaan jeruk pamelo, setiap anggota berpartisipasi aktif dalam diskusi karena cenderung memiliki latar belakang yang sama sebagai petani jeruk pamelo. Gambar 20 Analisis jaringan komunikasi Kelompok Tani Sumber Mas dalam diseminasi informasi pemeliharaan jeruk pamelo Diseminasi informasi pemasaran di Poktan Sumber Mas umumnya berlangsung dari mulut ke mulut atau pembicaraan informal, namun petani anggota poktan pun mendiskusikannya saat pertemuan rutin kelompok. Pembahsan umumnya seputar harga jual di pasaran tengkulak saat panen berlangsung. Aktor sentral dalam diseminasi informasi pemaasaran di Poktan Sumber Mas adalah aktor nomor 9, beliau merupakan petani sekaligus tengkulak berskala kecil. Beberapa anggota poktan sering bediskusi mengenai harga jual jeruk pamelo dan persaingan dengan buah lain. Selain diskusi sebagian anggota poktan pun menjual hasil panen nya melalui aktor nomor 9. Beliau dinilai membeli jeruk petani dengan harga sesuai, selain itu memiliki kepribadian yang mudah bergaul dan tidak pernah memotong harga secara sepihak. Struktur jaringan komunikasi yang terbentuk tidak sesuai kategorisasi menurut Devito 1997, sebagian jaringan terlihat membentuk roda dimana pusat diseminasi informasi pemasaran berada pada aktor nomor 9. Namun, terdapat beberapa anggota poktan yang tidak berinteraksi dengan sesama anggota poktan mengenai pemasaran, sehingga menjadi isolate dalam jaringan. Aktor yang menjadi isolate dalam jaringan antara lain, aktor nomor 2, 6, 10, dan 13. Aktor tersebut umumnya berinteraksi mengenai informasi pemasaran dengan aktor lain diluar kelompok tani, yakni dengan tengkulak yang lebih besar di Desa Tambak Mas, maupun diluar Desa Tambak Mas. Struktur jaringan pada diseminasi informasi pemasaran berdasarkan klasifikasi Rogers dan Kincaid membentuk radial personal network dimana struktur jaringan lebih menyebar, integrasi relatif lemah, dan tidak seluruh anggota dalam jaringan berpatisipasi aktif dalam proses komunikasi terdapat empat orang isolate. Gambar 21 Analisis jaringan komunikasi Kelompok Tani Sumber Mas dalam diseminasi informasi pemasaran jeruk pamelo Nilai densitas pada jaringan penanaman jeruk pamelo di Kelompok Tani Sumber Mas sebesar 0,115. Nilai tersebut menunjukkan kepadatan jaringan terkategori rendah. Sedangkan nilai densitas pada jaringan pemeliharaan jeruk pamelo lebih tinggi, yakni sebesar 0,25 sehingga terkategori sedang. Dapat terlihat pada Gambar 19 dan Gambar 20, bahwa jumlah interaksi antar anggota poktan lebih banyak membahas mengenai diseminasi informasi pemeliharaan jeruk pamelo dibandingkan penanaman. Pada proses penanaman anggota poktan berdiskusi sebatas pada distribusi bantuan bibit jeruk pamelo, atau pembelian bibit cangkok dari ketua poktan. Sedangkan mengenai pemeliharaan jeruk pamelo, seiring dengan bertambahnya tantangan seperti hama penyakit maka petani semakin sering berdiskusi dengan anggota poktan, sehingga semakin tinggi kepadatan densitas jaringan. Nilai densitas pada jaringan informasi pemasaran lebih rendah dibanding jaringan penanaman dan pemeliharaan jeruk pamelo, yaitu 0,064. Dapat terlihat pada Gambar 21 bahwa tidak seluruh petani anggota poktan aktif berinteraksi mengenai pemasaran, terdapat empat anggota yang menjadi isolate dalam jaringan. Rendahnya nilai densitas berkorelasi dengan rendahnya kohesivitas kelompok saat membahas mengenai informasi pemasaran. Setiap anggota cenderung mencari informasi pemasaran secara individual, tanpa berkerjasama dengan kelompok.

3. Analisis Jaringan Komunikasi Kelompok Tani Rukun

Kelompok Tani Rukun memiliki jumlah anggota sebanyak 74 orang, namun anggota yang aktif sebagai petani jeruk pamelo hanya sebanyak 16 orang. Anggota poktan tani rukun sebagian besar melakukan proses penanaman atau pembibitan dengan teknik cangkok. Namun, petani juga menerima bantuan bibit okulasi dari Dinas Pertanian untuk ditanam dilahan. Bantuan bibit jeruk pamelo didistribusikan melalui ketua poktan, yakni aktor nomor 39. Ketua poktan akan langsung menghubungi anggota poktan yang membutuhkan bibit jeruk pamelo. Oleh karena itu, aktor nomor 39 berperan sebagai aktor sentralstar dalam jaringan. Namun, proses diskusi atau pertukaran informasi mengenai pembibitan jeruk pamelo jarang terjadi dalam pertemuan rutin poktan. Selain itu, aktor nomor 36 dirujuk oleh beberapa orang untuk berdiskusi mengenai pembibitan karena dikenal mahir dalam membudidayakan bibit jeruk pamelo secara cangkok. Gambar 22 menunjukkan struktur komunikasi yang terbentuk dalam diseminasi informasi mengenai penanamanpembibitan jeruk pamelo. Terdapat beberapa anggota poktan yang menjadi isolate dalam jaringan, yakni aktor nomor 40, 41, 44, 45, dan 50. Aktor-aktor tersebut tidak berkomunikasi atau berinteraksi mengenai penanaman jeruk pamelo dengan anggota Poktan Tani Rukun lainnya, karena membudidayakan sendiri bibit jeruk pamelo secara cangkok. Diskusi mengenai pembibitan bagi isolate dirasa tidak perlu, karena proses penanaman secara cangkok sejak dahulu sudah diyakini mampu mengahasilkan pohon jeruk pamelo yang berkualitas, dan tidak memerlukan pembaruan teknik pembibitan. Bentuk struktur jaringan komunikasi pada diseminasi informasi penanaman jeruk pamelo tidak persis seperti kategorisasi menurut Devito 1997, namun jaringan yang terbentuk seperti perpaduan struktur roda dan rantai. Pada struktur roda, aktor nomor 39 sebagai pusat jaringan dalam mendiseminasikan informasi mengenai bantuan pembibitan secara okulasi. Sedangkan aktor nomor 36, 42, 46, dan 43 membentuk struktur rantai dalam mendiseminasikan informasi pembibitan jeruk pamelo secara cangkok. Struktur jaringan pada kelompok tani rukun menurut Rogers dan Kincaid 1981 membentuk struktur radial personal network karena pola jaringan cenderung menyebar, dan integrasi antar anggota saat mendiskusikan penanaman jeruk pamelo tidak kuat, bahkan terdapat lima orang isolate yang tidak terlibat dalam proses komunikasi dalam jaringan. Gambar 22 Analisis jaringan komunikasi Kelompok Tani Rukun dalam diseminasi informasi penanaman jeruk pamelo Pemeliharaan jeruk pamelo dianggap petani sebagai proses yang lebih kompleks dibandingkan proses penanamanpembibitan, sehingga membutuhkan keterbaruan informasi mengenai pemupukan, pengairan, dan penanganan hama. Petani mendiskusikan mengenai pemeliharaan jeruk pamelo pada pertemuan rutin poktan yang difasilitasi oleh ketua poktan, yakni aktor nomor 39. Selain itu, karena rumah anggota berdekatan, diskusi sering terjadi saat di warung kopi milik salah satu anggota poktan atau saat di kebun. Struktur jaringan komunikasi yang terbentuk pada diseminasi informasi pemeliharaan jeruk pamelo adalah struktur semua saluran pola bintang. Pada struktur semua saluran bintang, semua aktor memiliki posisi yang sama, dan berpatisipasi aktif dalam diskusipertukaran informasi. Dapat terlihat pada Gambar 23, bahwa dua aktor yang menjadi pusat dalam jaringan sama dengan aktor sentral pada jaringan penanaman jeruk pamelo, yakni aktor nomor 36 dan 39. Gambar 23 Analisis jaringan komunikasi Kelompok Tani Rukun dalam diseminasi informasi pemeliharaan jeruk pamelo Struktur jaringan berdasarkan klasifikasi Rogers dan Kincaid 1981 membentuk struktur interlocking personal network, dimana struktur jaringan lebih terpusat, dan integrasi antar anggota lebih kuat karena setiap anggota berpatisipasi aktif dalam diskusiproses komunikasi mengenai aspek pemeliharaan jeruk pamelo. Pada proses pemasaran, hampir seluruh petani anggota poktan tani rukun menjual hasil panennya kepada tengkulak. Diseminasi informasi mengenai pemasaran jeruk pamelo tidak berlangsung dalam pertemuan rutin poktan, diskusi mengenai pemasaran terjadi dalam pertemuan informal di warung kopi, kebun, atau salah satu rumah anggota poktan. Struktur jaringan komunikasi yang terbentuk seperti pola roda, dimana aktor nomor 36 dan 43 sebagai pusat atau aktor sentral dalam jaringan. Tidak seluruh anggota poktan berkomunikasi satu sama lainberpatisipasi aktif dalam diskusi mengenai pemasaran jeruk pamelo. Aktor nomor 36 merupakan petani berpengalaman sekaligus tengkulak besar yang membeli dan mendistribusikan hasil panen jeruk petani ke pedagang besar di Jakarta. Sebagian besar anggota poktan tani rukun memilih mencari informasi mengenai harga pasar, jenis jeruk pamelo yang diinginkan pasar, dan menawarkan hasil panen kepada aktor nomor 36. Hal ini karena harga beli jeruk cukup tinggi jika dibandingkan tengkulak lain, dan membayar hasil panen petani sesuai kesepakatan harga. Selain itu, anggota poktan tani rukun memilih berdiskusi dan memasarkan hasil panen melalui aktor nomor 36 karena sudah mengenal dekat tempat tinggal berdekatan dan terbangun kepercayaan trust, sehingga hampir setiap panen tahunan mereka menjual kepada beliau. Aktor nomor 43 sebelumnya merupakan tengkulak besar yang cukup dikenal di Desa Tambak Mas, namun skala usahanya menurun drastis sehingga saat ini hanya mendistribusikan hasil panen petani dalam skala kecil. Namun, sebagian petani tetap sering menjadikannya sebagai rujukan informasi mengenai pemasaran. Gambar 24 Analisis jaringan komunikasi Kelompok Tani Rukun dalam diseminasi informasi pemasaran jeruk pamelo Struktur jaringan dalam diseminasi informasi pemasaran menurut Rogers dan Kincaid 1981 membentuk pola interlocking personal network, karena