tidak memadai atau tidak kompeten di bidangnya. Penambahan jumlah staf saja tidak mencukupi tetapi perlu kecukupan staf dengan keahlian dan
kemampuan yang diperlukan dalam mengimplementasikan kebijakan. 2.
Informasi Informasi mempunyai 2 bentuk yaitu bahan dan sarana pendukung yang tepat
untuk mensosialisasikan kebijakan dan informasi yang berhubungan dengan data kepatuhan dari para pelaksana terhadap peraturan yang telah ditetapkan.
3. Wewenang
Wewenang adalah adalah pemberian otoritas secara formal kepada pelaksana kebijakan yang bertujuan agar pelaksana dapat melakukan tindakan untuk
mencapai tujuan. Kewenangan harus bersifat formal agar perintah dapat dilaksanakan. Kewenangan merupakan otoritas dan legitimasi bagi pelaksana
dalam melaksanakan kebijakan yang ditetapkan secara politik. Tanpa kewenangan maka implementor tidak memiliki kekuatan apapun di mata publik
sehingga implementasi kebijakan tidak dapat berjalan. 4.
Fasilitas Fasilitas adalah sarana atau kemudahan yang diberikan oleh pemerintah untuk
menjamin terlaksananya peraturan seperti bangunan dan sarana prasarana. Fasilitas pendukung merupakan sarana prasarana yang diperlukan untuk
menjamin keberhasilan implementasi kebijakan. 5.
Sumber dana Sumber dana adalah anggaran yang mencukupi dan berkesinambungan baik
dari pemerintah maupun swasta untuk mensosialisasikan peraturan.
c. Disposisi atau Sikap Implementor
Disposisi atau sikap pelaksana kebijakan antara lain meliputi motivasi, komitmen, kejujuran dan sikap demokratis para implementor yang
memungkinkan terlaksananya sebuah kebijakan. Sikap ini akan menurunkan resistensi dari masyarakat dan menumbuhkan rasa percaya dan kepedulian
masyarakat terhadap pelaksana kebijakan. Variabel dalam unsur disposisi yaitu komitmen dan insentif.
1. Komitmen
Komitmen adalah sikap para pelaksana kebijakan sehingga memungkinkan kebijakan dapat dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan tujuannya.
2. Insentif
Insentif adalah penghargaan yang diberikan kepada pelaksana kebijakan jika berhasil mencapai tujuan kebijakan tersebut dengan baik.
d. Struktur Birokrasi
Struktur birokrasi merupakan faktor penting lain yang menentukan keberhasilan implementasi kebijakan. Maksudnya, meskipun substansi kebijakan
sudah dikomunikasikan dan didukung oleh sumber daya yang memadai serta sikap dan perilaku para implementor yang kondusif, namun sebuah kebijakan
tetap akan sulit untuk diimplementasikan jika tidak dibarengi oleh adanya mekanisme kerja yang memungkinkan terjadinya koordinasi dan sinkronisasi
antara berbagai pihak yang terkait dengan kebijakan. Menurut Edwards III, ada dua indikator dari struktur birokrasi yaitu
prosedur-prosedur kerja atau sering disebut standard operating procedures SOP dan struktur birokrasi pelaksana.
1. SOP
SOP merupakan mekanisme implementasi kebijakan yang secara formal tertulis dalam kerangka kerja yang jelas dan sistematis sehingga dapat menjadi
acuan bagi pelaksanaan dalam mengimplementasikan kebijakan. SOP atau standar kerja yang memungkinkan pelaku kebijakan melaksanakan kegiatan
sesuai standar yang telah ditetapkan. 2.
Struktur birokrasi pelaksana Struktur birokrasi pelaksana adalah adanya susunan pelaksana kebijakan
secara terpadu sehingga memungkinkan tercapainya koordinasi antara lembaga pelaksana kebijakan. Struktur organisasi pemerintahan yang
terpecah-pecah akan meningkatkan probabilitas kegagalan komunikasi. Semakin banyak orang yang harus menerima perintah-perintah implementasi,
maka semakin besar pula kemungkinan-kemungkinan pesan didistorsi.