PERLAKUAN Study on Policy Implementation in Technical Implementing Units Agricultural Quarantine in Preventing the Spread of Rabies

Prosedur uji: a. Sediakan sedikitnya 2 lempeng mikro microplate, masing-masing lempeng mikro dibuat pola sedemikian rupa sehingga lempeng mikro 1 berperan sebagai sebagai kontrol dan lempeng mikro 2 atau selebihnya berperang sebagai tempat sera uji, b. Media DMEM + 10 FCS ditambahkan pada setiap lubang, lempeng mikro kontrol 1 : lubang pada baris 1 sampai 4 dan sel A9 sampai A12 sebanyak 150 ul; lempeng mikro uji 2, 3 dst : lubang baris 6 dan 12 ditambahkan 200 ul; lubang yang lainnya sebanyak 100 ul, c. Serum ditambahkan mengikuti pola yang telah ditetapkan pada lempeng mikro, yaitu sebanyak 50 ul, d. Kemudian serum diencerkan sebagai berikut: dengan menggunakan pipet mikro multi campuran media dan serum enceran pertama dihomogenkan dengan cara mengocoknya minimal 8 kali sucking in and out, kemudian pindahkan sebanyak 50 ul ke lubang berikutnya, begitu selanjutnya sampai pada tabung terakhir. Pada tabung terakhir sebanyak 50 ul enceran media dan serum dibuang, e. Kemudian tambahkan pada setiap lubang pada plat uji sera plat 2, 3 dst dengan 50 ul virus yang telah diukur mengandung 100TCID50ml, f. Lempeng mikro kemudian ditempatkan inkubasi pada inkubator suhu 37 o C dengan kandungan 5 CO2 selama 1 jam, g. Kemudian tambahkan pada setiap lubang dengan suspensi sel BHK21 berumur 3 hari sebanyak 50 ul yang mengandung 4X105 selml, h. Lempeng mikro kemudian ditempatkan inkubasi pada inkubator suhu 37 o C dengan kandungan 5 CO2 selama 48 jam, i. Setelah inkubasi selama 48 jam, cairan medium dalam setiap lubang dibuang, lubang pada lempeng mikro dicuci rinsed 1 kali dengan PBS pH 7,2, dan kemudian dicuci satu kali dengan 80 aseton. j. Kemudian lubang pada lempeng mikro difiksasi dengan 80 aseton pada suhu kamar untuk selama 30 menit, dan akhirnya dikeringkan pada suhu kamar sekurang-kurangnya selama 1 jam. k. Setiap lubang pada plat mikro kemudian ditambahkan 50 ul FITC anti rabies konjugat enceran optimal memberikan reaksi terbaik, digoyang secara perlahan dan diinkubasikan pada suhu 37 o C selama 30 menit. Setelah itu kelebihan cairan FITC dibuang dan dicuci rinsed sebanyak 2 kali dengan cairan PBS. Kelebihan cairan PBS kemudian dibuang dengan cara membalikkan lempeng mikro pada kertas saring yang diletakkan di atas meja bench, l. Hasil uji diperiksa di bawah Mikroskop Fluorescen, m. Jika D50 dari serum yang diuji lebih kecil dari D50 serum standar positif yang mengandung 0,50 IUml, maka titer serum uji kurang dari 0,5 IUml; sebaliknya jika D50 dari serum yang diuji lebih besar dari D50 serum standar positif yang mengandung 0,50 IUml, maka titer serum uji lebih besar atau sama dengan 0,5 IUml Dengan FAVNT, titer serum dinyatakan protektif jika mencapai ≥ 0,5 IUml. 4.3.2. Pengujian Sampel Otak Anjing 4.3.2.1. Pengujian Sampel Otak dengan Fluorescent Antibody Technique FAT Prinsip : Prinsip dari uji ini adalah terbentuknya ikatan antara antigen virus rabies dengan spesifik antibodi virus rabies yang telah dikonjugasi dengan zat fluorescen sehingga tampak agregat yang