Tahap Konstruksi Model Tahap Verifikasi dan Validasi Model

100 karena itu jenis model yang dipilih adalah model simbolik, yaitu melakukan penyederhanaan simplifikasi permasalahan kedalam persamaan-persamaan matematik. 3 Tahap implementasi komputer, yaitu model abstrak diwujudkan pada berbagai bentuk persamaan matematik. Teknik dan bahasa komputer yang digunakan disini adalah perangkat lunak software I-Think Ver. 6.1 dari High Performance Systems HPS 1994. 4 Tahap verifikasi dan validasi model, adalah suatu upaya penyimpulan dari model yang telah disusun merupakan representasi dari sistem aktual. Langkah ini merupakan proses secara berulang iteratif berupa pengujian berturut-turut sebagai proses penyempurnaan model. 5 Tahap Analisis sensitivitas, dilakukan untuk menentukan peubah keputusan yang relevan dan cukup penting guna ditelaah lebih lanjut pada aplikasi model. Variabel keputusan dapat berupa parameter rancang bangun atau input variabel keputusan. Tahap ini penting dilakukan untuk mereduksi variabel-variabel yang kurang penting, sehingga pemusatan studi lebih ditekankan pada variabel-variabel kunci. Hal ini dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi dari pengambilan keputusan. 6 Tahap aplikasi dan simulasi model, adalah proses akhir digunakannya model pada berbagai keperluan dalam penyusunan kebijakan. Tahapan pemodelan tersebut dapat dijelaskan secara rinci sebagai berikut :

a. Tahap Konstruksi Model

Konstruksi model yang disusun terdiri dari : 1 Konstruksi model konseptual, dan 2 Konstruksi model implementasi. Konstruksi model konseptual merupakan model secara global yang dibangun atas tiga sub model utama, yaitu 1 Pemanfaatan ruang di luar kawasan FA dan di dalam kawasan TNS Sub-sistem Lingkungan, 2 Aktivitas pengelolaan dan pengusahaan kawasan TNS Sub-sistem Ekonomi; serta 3 Keragaan populasi penduduk Sub-sistem Sosial. Konstruksi model konseptual pada konteks penelitian ini merupakan pemodelan antara sistem lingkungan, penduduk serta aktivitas pengusahaan ekonomi yang diintegrasikan dengan data spasial. Konstruksi model implementasi adalah untuk mensimulasi hubungan antar subsistem terestrial lingkungan, pengusahaan TNS ekonomi, dan penduduk sosial. Konstruksi model yang dikaji adalah mengkomparasi antara konstruksi model pengelolaan dengan cara saat ini model business as usual; BAU dimana kawasan TNS dikelola secara konservasi sedangkan pemanfaatan sumberdaya di FA untuk 101 pembangunan ekonomi, dibandingkan dengan konstruksi skenario model pengelolaan ijin usaha pemanfaatan jasa lingkungan IUPJL berbasis REDD+ model carbon crediting. Pada simulasi model ini diharapkan dapat memprediksi potensi emisi CO 2 terhindarkan avoided emission di masa yang akan datang pada dua skenario model tersebut. Kecenderungan output sistem yang dihasilkan dari simulasi ini dapat digunakan sebagai acuan dalam menyusun kebijakan pengelolaan wilayah pesisir secara berkelanjutan.

b. Tahap Verifikasi dan Validasi Model

Aspek penting dalam pembuatan model adalah pemilihan kriteria kecocokan validasi yang mencapai kesesuaian pertukaran atau imbal-balik trade-off antara tingkat kesesuaian sistem dan kompleksitas model. Oleh karena itu perlu verifikasi dan validasi model. Verifikasi adalah memeriksa sintesa sistem dengan logika atau analisis secara teoritik. Verifikasi dapat dibedakan berdasarkan tahapan pemodelannya, yaitu verifikasi model konseptual dan verifikasi logis. Verifikasi model konseptual adalah pengujian relevansi asumsi-asumsi dan teori-teori yang dipegang oleh pengambil keputusan dan analis dalam melakukan cara pandang point of view situasi masalah. Sementara itu, verifikasi logis merupakan tahap memeriksa, dilibatkan atau diabaikannya suatu variabel atau hubungan, sehingga aspek yang perlu diperhatikan dalam formulasi model adalah ukuran performansi sistem. Validasi merupakan tahap akhir dalam pengembangan pemodelan untuk memeriksa model dengan meninjau apakah output model sesuai dengan sistem nyata. Tahap validasi model dilakukan untuk menjawab dua hal berikut, yaitu 1 Apakah model konsisten terhadap realitas yang digambarkannya, 2 Apakah model konsisten dengan tujuan kegunaan dan hal yang dipermasalahkannya. Uji validasi model dilakukan dengan mengkomparasi antara data historis dengan data sistem yang sesungguhnya. Untuk menguji besaran dan sifat kesalahan dapat digunakan nilai aproksimasi persentase akar rata-rata kuadrat kesalahan atau RMSPEA root mean square percent error approximation. Disebutkan bahwa RMSPEA merupakan uji validasi dengan mengukur akar rataan kuadrat persentase perbedaan antara nilai output model y m yang disimulasikan dengan nilai output sistem aktual y s . Formulasinya adalah sebagai berikut modifikasi dari Sterman 2000: RMSPEA =   5 . 1 . 1          n i s s m y y y n ............................................................... 3.30 102 dengan: RMSPEA : Nilai aproksimasi persentase akar rata-rata kuadrat kesalahan y m : Nilai output model pada tahun ke-t y s : Nilai output sistem aktual pada tahun ke-t n : Jumlah pengamatan t=1,2, ... n 0,5 : Bilangan akar kuadrat Nilai kriteria= Batas penyimpangan error yang dapat ditoleransi secara statistika 10

c. Analisis Sensitivitas