gelombang tenaga yang tidak terpolarisasi menyebar kesemua arah tegak lurus arah perambatannya
Gambar 2. Polarisasi Energi Radar Sabins, 2007
Satu sinyal SAR Synthetic Aperture Radar dapat ditransmisikan pada bidang mendatar H ataupun tegak V. Jadi terdapat empat kemungkinan
kombinasi sinyal transmisi dan penerimaan yang berbeda, yaitu dikirim Horizontal diterima Horizontal HH, dikirim Horizontal diterima Vertikal HV,
dikirim Vertikal diterima Horizontal VH, dan dikirim Vertikal diterima Vertikal VV. Citra dengan polarisasi searah parallel polarization dihasilkan dari
paduan HH dan VV. Citra polarisasi silang cross polarization dihasilkan dari paduan HV atau VH Lillesand dan Kiefer, 1990. Berbagai obyek dapat
mengubah polarisasi energi Radar yang dipantulkan sehingga bentuk polarisasi sinyal sangat mempengaruhi kenampakan obyek pada citra yang dihasilkan
Sabins, 2007
2.5. Hamburan Balik backscatters
Koefisien hamburan balik backscatter coefficient adalah ukuran kuantitatif dari intensitas energi yang balik ke antena. Hamburan balik Radar
banyak dipengaruhi oleh karakteristik permukaan seperti kekasaran permukaan
Z
Magnetic Field
X
Y 9
Sabins, 2007. Oleh karena itu, hasil interpretasi Radar ditentukan oleh hamburan balik backscatter dari obyek yang diterima kembali oleh sensor.
Ada dua parameter yang mempengaruhi sinyal balik yaitu parameter sistem sensor yang meliputi panjang gelombang, polarisasi, dan sudut pancaran
incident angle, depression angle, look angle dan look direction sedangkan parameter permukaan obyek meliputi kekasaran permukaan roughness surface,
efek geometri permukaan, dan sifat dieletrik obyek. Permukaan yang memiliki kekasaran yang sama atau lebih besar dari panjang gelombang akan tampak kasar
karena permukaan yang kasar akan bertindak sebagai pemantul baur dan memencarkan tenaga yang datang ke semua arah dan hanya mengembalikan
sebagian kecil ke antena. Permukaan halus pada umumnya akan memantulkan sebagian besar energi Radar dengan sudut pantul yang sama menjauhi sensor dan
mengakibatkan hamburan balik backscatter menjadi rendah namun apabila orientasi obyek mengarah ke sensor maka hamburan balik yang dihasilkan akan
sangat kuat . Untuk permukaan dengan kekasaran permukaan yang sedang, akan memantulkan sebagian kecil energi Radar melalui hamburan balik backscatter
secara acak Hemphill, 2007. Efek geometri obyek dan intensitas sinyal hasil balik Radar akan berpadu
dengan efek kekasaran permukaan. Adapun kekasaran permukaan obyek merupakan fungsi dari variasi relief yang berkaitan dengan panjang gelombang
pantulan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.
Gambar 3. Pantulan Radar dari Berbagai Permukaan Lillesand dan Kiefer, 1990
Keterangan : A = Pemantulan sempurna
B = Pemantulan baur C = Pemantulan sudut
10
Mengingat gelombang datang dapat dibuat dari berbagai jenis polarisasi, dan matriks hamburan adalah 4 bilangan kompleks VV, HH, VH, dan HV, maka
sangatlah bermanfaat jika mempunyai sebuah metode grafis untuk dapat memvisualkan respon dari suatu sasaran sebagai fungsi dari polarisasi datang dan
hamburan balik. Visualisasi tersebut salah satunya diberikan oleh penciri polarisasi polarization signature Susilo, 2007.
Incident angle juga mempengaruhi hamburan balik ke antenna. Incident
angle merupakan sudut yang terbentuk antara pancaran gelombang dengan garis
yang tegak lurus pada permukaan obyek. Permukaan obyek yang halus akan memantulkan sinyal secara sempurna pada sudut lebih kecil 20°, namun
sebaliknya pada permukaan kasar dengan sudut lebih kecil dari 20°, sebagian besar sinyal akan dipancarkan secara acak sehingga total hamburan balik yang
diterima antena lebih rendah dibandingkan dengan permukaan halus dengan sudut yang sama Hemphill, 2007.
2.6. Satelit ALOS