Iklim Geomorfologi gunungapi guntur (Garut, Jawa Barat) dan analisis aliran lava menggunakan data synthetic aperture radar polarimetri Penuh (fully polarimetry)

dan dataran piroklastik. Peta kelas kemiringan lereng berdasarkan Peta Sistem Lahan RePPProt tahun 1989 disajikan pada Gambar 9. Secara umum, daerah penelitian didominasi oleh lereng yang sangat curam yaitu lebih dari 40, daerah ini tersebar hampir diseluruh bagian selatan Kabupaten Garut. Sedangkan daerah datar yaitu 2 terletak di bagian tengah dan daerah pesisir yang agak landai didominasi oleh kelas lereng 9-15. Relief dan elevasi juga merupakan faktor penting dalam menggambarkan bentuk permukaan bumi. Peta Elevasi Kabupaten Garut disajikan pada Gambar 10. Secara umum daerah penelitian didominasi oleh daerah dengan ketinggian lebih dari 300 m. Dibagian selatan didominasi oleh daerah dengan ketinggian 11-50 m dan 51-300 m.

4.3. Iklim

Iklim merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses geomorfik dalam modifikasi bentuk muka bumi atau bentanglahan landscape. Iklim dapat mempengaruhi tingkat pelapukan batuan khususnya batuan vulkanik hasil letusan gunungapi. Unsur-unsur iklim yang berpengaruh pada proses tersebut antara lain curah hujan, kelembaban udara, dan temperatur. Secara umum wilayah Garut dikategorikan sebagai daerah beriklim tropis basah humid tropical climate karena memiliki tipe iklim Af sampai Am berdasarkan klasifikasi Koppen. Iklim dan cuaca di daerah Garut dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu pola sirkulasi angin musiman monsoonal circulation pattern , topografi regional yang bergunung dan elevasi. Curah hujan rata-rata tahunan di sekitar Garut berkisar antara 2.589 mm dengan bulan basah 9 bulan dan bulan kering 3 bulan, sedangkan di sekeliling daerah pegunungan mencapai 3.500 - 4000 mm. Variasi temperatur bulanan berkisar antara 24°C-27°C Pemerintah Kabupaten Garut, 2009. Selama musim hujan, secara tetap bertiup angin Barat Laut yang membawa udara basah dari Laut Cina Selatan dan bagian barat Laut Jawa. Pada musim kemarau, bertiup angin kering bertemperatur relatif tinggi dari arah Australia yang terletak di tenggara. Besarnya curah hujan tahunan pada stasiun Nariewatie stasiun klimatologi terdekat dengan G. Guntur tahun 2004-2008 menunjukkan nilai yang cukup bervariasi Gambar 11. Stasiun ini 29 terletak pada koordinat geografis sekitar 07° 15 LS dan 108° 00 BT dan berada pada elevasi 295 m, Kabupaten Garut. Gambar 11. Curah Hujan Tahunan Stasiun Nariewatie Tahun 2004-2008 Berdasarkan Gambar 11 terlihat bahwa curah hujan tahunan yang jatuh di sekitar G. Guntur mempunyai curah hujan tertinggi pada tahun 2005 yaitu sebesar 3.866 mm dan terendah pada tahun 2006 sebesar 2.228 mm. Untuk curah hujan rata-rata bulanan yang jatuh di wilayah G. Guntur disajikan pada Gambar 12. Gambar 12. Curah Hujan Rata-rata Bulanan Stasiun Nariewatie Tahun 2004-2008 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 2004 2005 2006 2007 2008 Curah Hujan Tahunan mm Tahun 100 200 300 400 500 600 Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sept Oct Nov Dec Curah Hujan Rata ‐rata Bulanan mm Bulan 30 Berdasarkan Gambar 12 terlihat bahwa curah hujan bulanan yang jatuh di wilayah tersebut relatif tinggi pada musim hujan dan relatif rendah pada musim kemarau. Sehingga fluktuasi curah hujan bulanan yang jatuh pada musim hujan dan musim kemarau cukup besar. Curah hujan rata-rata bulanan tertinggi terjadi pada bulan Oktober yaitu sebesar 477,76 mm. Sedangkan curah hujan rata-rata bulanan terendah terjadi pada bulan Agustus yaitu sebesar 14,12 mm. Unsur iklim yang lain seperti temperatur dan kelembaban udara juga merupakan unsur yang penting dalam proses geomorfik. Temperatur maksimum pada tahun 2004-2008 rata-rata berkisar 21,92° C pada tahun 2005 dan temperatur minimum rata-rata berkisar pada suhu 21,25° C pada tahun 2006 dengan kelembaban udara maksimum sebesar 87,8 dan kelembaban minimum sebesar 86,5.

4.4. Geologi G. Guntur