4.5. Penggunaan dan Penutupan Lahan
Penggunaan lahan merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam proses geomorfik. Penggunaaan lahan di Kabupaten Garut bagian utara
digunakan untuk persawahan sedangkan Garut bagian selatan didominasi oleh penggunaan lahan perkebunan dan hutan. Tipe Penggunaan lahan Kabupaten
Garut tahun 2007 disajikan pada Tabel 6 dibawah ini : Tabel 6. Tipe Penggunaan Lahan Kabupaten Garut Tahun 2007
No Penggunaan lahan
Luas Ha Proporsi
1 Sawah 49.455
16,13 2 Hutan
71.265 23,25
3 Kebun campuran 15.124
18,31 4 Tegalan
51.146 16,69
5 Perkebunan 26.825
8,75 6 Pemukiman
39.513 12,89
7 Semak belukar
7.005 2,29
8 Pertambangan 200
0,07 9 Industri
41 0,01
10 Kolam 1.826
0,60 11 SituDanau
207 0,07
12 Penggunaan lahan lainnya
2.907 0,95
Jumlah 306.519
100,00
Sumber : BPN Kabupaten Garut 2007
Penggunaan lahan di daerah G. Guntur dan kawasan sekitarnya antara lain didominasi oleh penambangan, lokasi pemandian air panas, pemukiman, semak
belukar, tegalan, sawah dan hutan Gambar 16. Penambangan di daerah G.Guntur berupa penambangan beberapa jenis bahan galian Gambar 17. Penambangan
dilakukan oleh masyarakat setempat yang dikelola oleh perorangan maupun beberapa perusahaan swasta. Pengelolaan perorangan dilakukan secara tradisional
dan dengan peralatan yang sederhana sedangkan pengelolaan yang dilakukan oleh perusahaan menggunakan peralatan yang lebih modern. Bahan galian gunungapi
di daerah G. Guntur antara lain: sirtu pasir dan batu, batuan beku andesit- basaltis, tanah lempung hasil pelapukan batuan vulkanik, pasir sungai serta
obsidian. Bahan galian ini umumnya dimanfaatkan sebagai bahan bangunan untuk
36
kepentingan pembuatan rumah, jalan, jembatan, dan bahan campuran untuk keperluan industri.
a b
c d
Gambar 16. Penggunaan Lahan Sekitar G.Guntur pada Citra IKONOS a Sawah, b Lokasi Pemandian Air Panas, c Tegalan, dan d
Pemukiman
Gambar 17. Kegiatan Penambangan Bahan Galian di G.Guntur Tahun 2010
4.6. Geomorfologi G. Guntur
Bentangalam landscape Kabupaten Garut bagian utara terdiri atas dua bentang alam, yaitu 1 dataran dan cekungan antar gunung berbentuk tapal kuda
membuka ke arah utara, dan 2 rangkaian gunungapi aktif yang mengelilingi
37
dataran dan cekungan antar gunung seperti komplek G. Guntur, G. Kamojang, G. Papandayan, G. Cikuray, G. Talagabodas, G. Galunggung sebelah timur dan
sebelah selatan terdiri dari dataran dan hamparan pesisir pantai dengan garis pantai sepanjang 80 km.
Bentukan asal gunungapi merupakan morfologi yang pembentukannya sangat jelas berasal dari aktivitas gunungapi dan relatif muda. Menurut Suhadi et
al . 2001, morfologi G. Guntur dapat dipisahkan menjadi satuan morfologi lereng
tertoreh sedang, satuan morfologi lereng tertoreh lemah, dan satuan morfologi aliran lava.
4.8.1. Satuan Morfologi Lereng Tertoreh Sedang
Satuan morfologi ini merupakan bagian dari lereng G. Guntur yang tersebar di sebelah selatan dan tenggara dengan kemiringan sekitar 30 - 45° dan
berada pada ketinggian 1.700 - 800 m dpl. Pola aliran sungai yang terdapat adalah sub radier dan sub paralel, tertoreh sedang dengan lembah berbentuk V
berkedalaman maksimum antara 25 - 30 m. Batuan penyusunnya adalah lava dan piroklastik dengan tutupan lahan berupa kebun dan alang-alang.
4.8.2. Satuan Morfologi Lereng Tertoreh Lemah
Morfologi ini berada pada lereng bagian bawah G. Guntur yang tersusun oleh batuan lava dan piroklastik. Kenampakan morfologinya memperlihatkan
kemiringan yang relatif landai hingga sedang dengan torehan yang lemah. Lembah-lembah sungai yang terbentuk berkedalaman antara 5 - 10 meter dan
berbentuk huruf V dangkal. Morfologi ini berada pada ketinggian 800 - 750 m dpl dengan kemiringan lereng maksimum sekitar 10° - 20°. Tutupan lahan morfologi
ini berupa pemukiman, kebun dan persawahan.
4.8.3. Satuan Morfologi Aliran Lava
Morfologi ini dibangun oleh aliran lava produk gunungapi Guntur yang terletak pada lereng tengah dan lereng bawah dengan kemiringan berkisar 15 -
45°. Tutupan lahannya berupa kebun, alang-alang dan pemukiman.
38
4.9. Sejarah Letusan G.Guntur