Fungsi Taman Untuk Relaksasi

5 Menurut Taji 1966, taman Jepang memiliki berbagai pengaruh psikologis bagi penggunanya, selain dapat menjadi simbol bagi sebagian penduduk Jepang, taman Jepang juga dapat dijadikan tempat bermeditasi terutama ketika seseorang mengalami stress atau goncangan di dunia nyata. Taman adalah bentuk yang lembut dari alam. Taman menjadi bagian yang begitu penting bagi kehidupan manusia, dalam segala usia. Taman mesir yang agung dibuat sebagai bentuk pelarian dari kondisi lingkungan yang keras dan kasar. Taman sering dianggap surga yang menawarkan peristirahatan dari panasnya matahari Cooper dan Barnes, 1999. Herrington 1980 menerangkan bahwa tanaman bermanfaat dalam menyeimbangkan efek temperatur matahari dan radiasi infra merah, sehingga meningkatkan level kenyamanan. Bagaimanapun juga, faktor psikologi, seperti harapan dan keinginan terhadap kondisi lingkungan yang asri memberikan pengaruh yang lebih baik dalam kenyamanan daripada temperatur aktual Simson dan Martha, 1998. Nighswonger 1975 menjelaskan bahwa tanaman memberikan pengaruh yang baik secara fisik pada area sekitarnya sehingga lebih nyaman untuk ditinggali dan bekerja di dalamnya melalui udara segar, menyeimbangkan temperatur melalui keteduhan dan kotak angin, mereduksi pandangan buruk dan kebisingan, menghilangkan polusi udara, membatasi pandangan yang tidak menarik, dan menaikkan kelembaban relatif Simson dan Martha, 1998. Taman juga dapat secara emosinal menyembuhkan seperti halnya dengan penyembuhan fisik. Sebuah studi membuktikan bahwa tidak hanya orang yang bekerja di taman yang lebih sehat, juga orang yang berada di sekitarnya. Sebagai contoh : studi dari Roger Ulrich menunjukkan secara sederhana bahwa pasien yang melihat taman dari jendela atau pemandangan alami lain dapat sembuh lebih cepat dari pada dengan cara operasi Cooper dan Barnes, 1996. William 1998 mendefinisikan lanskap penyembuhan adalah “tempat, waktu, situasi, lingkungan pergaulan yang meliputi lingkungan fisik dan psikologis berasosiasi dengan pengobatan atau penyembuhan, serta pertahanan kesehatan dan kesejahteraan.” Tempat menyediakan makna bagi orang dengan 6 berbagai cara. Melalui identitas dan perasaan aman, tempat adalah ketentuan untuk keluarga dan pekerja, dan dan tempat untuk pengalaman estetis Said, 2008 2.3.Taman Rumah Sakit Taman adalah kebun yg ditanami dengan bunga-bunga dan sebagainya tempat bersenang-senang; 2 tempat yang menyenangkan dan sebagainya ; 3 tempat duduk pengantin perempuan yang dihiasi dengan bunga-bunga dan sebagainya, Sedangkan relaksasi merupakan pemanjangan, pengenduran. Diknas, 2008. Sebuah studi dari Ulrich 1984 tentang pengaruh kontak visual terhadap alam secara signifikan sangat menentukan bagi penyembuhan pasien dewasa di dalam rumah sakit. Dia menemukan bahwa penyembuhan pasien dari operasi kantung empedu yang telah melihat pemandangan hijau telah memberikan pengaruh yang baik setelah operasi bila dibandingkan dengan yang melihat pemandangan gedung bertingkat di sekitarnya. Ulrich menggunakan pengukuran seperti tekanan darah, denyut nadi, dan hormon ekskresi yang dikeluarkan oleh pasien seperti adrenalin sebagai respon fisik terhadap sesuatu di sekitarnya Said, 2008. Menurut Kania 2010, desain taman rumah sakit sedikit banyak mempengaruhi efek psikologis dan medis seseorang dalam menentukan hidupnya. Desain taman yang baik akan membuat orang di dalamnya menjadi tenang dan mengurangi efek sakit yang ada di dalam tubuhnya. Elemen taman yang baik dapat menjadi penunjang efektivitas kesembuhan penyakit seseorang. Dalam fasilitas kesehatan, ruang digunakan oleh lebih banyak orang dan perancangan taman juga harus memperhatikan variasi perbedaan dari ruang kelompok pengguna, seperti staf, perawat, pasien, dan pengunjung. Salah satu kesulitan dari merancang healing garden dalam rumah sakit adalah karena bertentangan dengan taman perumahan pribadi dan lebih menantang untuk menciptakan lingkungan yang secara emosional bermanfaat bari kelompok yang berbeda-beda Cooper dan Barnes, 1999. Menurut Cooper dan Barnes 1999, sesuatu yang harus diperhatikan adalah healing garden dalam rumah sakit harus tidak hanya dapat digunakan oleh 7 orang sakit dan orang lemah saja, namun juga dapat bermafaat bagi staf, dan setiap pengguna taman tersebut. Taman lebih baik ditempatkan di dekat ruangan pasien, ruang tunggu, dan pintu masuk rumah sakit. Perlu juga menempatkan ruang bagi orang yang menginginkan privasi, menyediakan furniture taman yang dapat dipindahkan, dan untuk menyediakan beberapa area dengan meja dan kursi sehingga keluarga dan staf dapat makan di tempat tersebut bersama. Sebuah studi di empat taman rumah sakit di California menemukan bahwa pengguna terbanyak dari ruang terbuka adalah staff Cooper, 2007. 2.4.Proses desain Perancangan adalah sebuah proses kreatif yang mengintegrasikan aspek teknologi, sosial, ekonomi, biologi, serta aspek psikologis dan fisikyang ditimbulkan dari bentuk, bahan, warna dan ruang, hasil pemikiran yang saling berhubungan Simonds, 1983. Lebih lanjut dijelaskan bahwa perancangan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan manusia, di mana bertujuan agar fleksibel dan dapat mengakomodasi sarana yang kuno dengan yang baru. Perancangan merupakan kombinasi ilmu dan seni yng berfokus pada penggabungan manusia dengan aktifitas di luar ruang Booth, 1983. Desain atau perancangan merupakan suatu bentuk pemecahan masalah dengan beberapa tahapan serta mengacu pada ide-ide desain yang direncanakan. Desain yang baik harus dapat memecahkan masalah dengan konsep yang baik serta merupakan hasil dari proses yang saling berhubungan dari tahapan desain. Selain itu, desain juga berfungsi untuk mengambil keputusan yang berorientasi pada kepentingan masa yang akan datang, serta menciptakan hasil yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, serta bersifat dinamis, kontinyu, dan fleksibel Van Dyke, 1990. Ulrich 1984 menyimpulkan bahwa penciptaan dari desain lanskap atau pemandangan yang natural dapat bermanfaat. Menurutnya, secara umum manusia memilih pemandangan yang alami dibandingkan dengan pemandangan yang megah atau indah dari lingkungan terbangun perkotaan. Ulrich juga m enambahkan bahwa desainer juga harus melihat yang disebut “desain yang 8 mendukung”. Desain yang mendukung antara lain adalah desain yang menyediakan pasien rasa kendali terhadap lingkungan mereka, tempat untuk berinteraksi dengan keluarga dan teman untuk dukungan sosial, dan pengalihan yang positif untuk pengurangan stress yaitu bersentuhan dengan alam. Perancangan adalah kelayakan dan respon. Kelayakan merupakan sasaran utama dalam perancangan dan berhubungan dengan penempatan elemen- elemen dalam tapak, sehingga penting untuk mengetahui lebih jauh karakter dari tapak yang akan dirancang. Sedangkan respon adalah sikap tanggap terhadap situasi atau keadaan sekitar Harris dan Dines, 1996. Untuk memulai merancang garis pedoman pembuatan taman rumah sakit, harus memulai dengan teori Roger Ulrich yaitu Theory of Supportive Garden Design Cooper, dan Barnes, 1999. Secara singkat, kerangka ini berdasarkan pada alasan dan dasar pikiran bahwa taman membantu kita untuk meredakan stres yang ditimbulkan sehingga mereka dapat memunculkan peluang gerakan fisik dan latihan, memberikan peluang untuk dapat memilih, mencari privasi dan pengalaman untuk mengendalikan, menyediakan suasana yang mendorong orang untuk bersama, dan meningkatkan dukungan sosial dari yang lain, serta menyediakan akses kepada alam dan pengaruh positif lainnya Cooper, 2007. Lebih lanjut Ulrich 2007, menjelaskan sebagai tambahan dari keempat garis pedoman tersebut, disarankan untuk mempertimbangkan beberapa faktor lainnya, seperti visibilitas, aksesibilitas, kekeluargaan, ketenangan, kejelasan seni positif. Dalam thesisnya, Design Guidelines of Therapeutic Garden for Autistic Children, Hebert 2006 menuliskan beberapa tahapan proses perancangan untuk menciptakan healing garden untuk para anak-anak penyandang autis. Tahapan pertama adalah Inventarisasi yang mencakup mencari literature mengenai Healing gardens, observasi individu pengunjung, dan staff, sebagai objek tujuan penciptaan taman, mengundang petugas yang memiliki multi disiplin ilmu, perawat, terapis, staff, dan anggota keluarga interview professional, menentukan lokasi. Tahapan selanjutnya merupakan perancangan antara lain menggunakan informasi yang disatukan dari tahap Inventarisasi untuk 9 menciptakan master plan yang konseptual, menyusun ulang perencanaan, menciptakan desain perancangan lokasi tapak, menyertakan gambaran sketsa, foto untuk mengilustrasikan ide. Lebih lanjut Hebert 2006 menjelaskan, tahapan lanjut dari proses perancangan adalah membangun, yaitu mengkultivasi dukungan komunitas, mengestimasikan biaya, menentukan harga dan relasi kepada publik, instalasi, konstruksi, mengembangkan program pemeliharaan. Tahapan akhir dari proses desain adalah mengevaluasi, antara lain observasi penggunaan taman, evaluasi perancangan sebelumnya, mengaplikasikan evaluasi, rekomendasi untuk proyek perancangan selanjutnya.

BAB III METODOLOGI

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Marzoeki Mahdi, Bogor, Jawa Barat. Penelitian dilakukan pada Agustus – Oktober 2010, mencakup pelaksanaan penelitian hingga laporan hasil penelitian. Area penelitian merupakan bagian dari area ruang terbuka dan memiliki luas sebesar 20.183 m 2 . Gambar 2. Peta lokasi penelitian Sumber:Google Maps 2010,

3.2. Alat dan Bahan

Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan meteran, kompas, kamera digital 7,2 Mega Pixel Kodak M 763, GPS. Setelah data didapatkan, data tersebut diolah dengan menggunakan alat gambar dan perangkat komputer grafis Tabel 1. 11 Tabel 1. Jenis Perangkat Lunak dan Kegunaanya Nama Perangkat Lunak Kegunaan AutoCAD 2006 menggambar CAD Google Earth mencari foto udara Google Sketchup 8 Pro menggambar bentuk 3D dan animasi Adobe Photoshop CS3 mengedit gambarfoto Corel Draw X5 mengatur tata letak Microsoft Office 2007 mendokumentasikan file

3.3. Batasan Penelitian

Batasan pemilihan tapak untuk penelitian ini memperhatikan pendekatan batasan sumberdaya fisik tapak dan pengguna, serta batasan aktivitas. Batasan lokasi tapak mempertimbangkan ruang yang memiliki aksesibilitas penuh untuk pengunjung secara umum dan pasien, memiliki posisi strategis dan berada di tengah area rumah sakit secara keseluruhan sebagai pusat aktivitas rumah sakit. Studi ini dibatasi sampai dengan tahap perancangan taman relaksasi di RSMM yang meliputi konsep ruang, sirkulasi, vegetasi, site plan, planting plan, dan gambar detil konstruksi dan penanaman.

3.4. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam studi ini adalah metode deskriptif melalui observasi lapang dan survei. Data yang dikumpulkan terdiri atas data primer yang diperoleh dari hasil pengamatan dan wawancara di lapang serta data sekunder yang diperoleh melalui studi pustaka dan sumber-sumber lain seperti, dokumen dari pemerintah daerah, dinas terkait. Pengumpulan data dilakukan dengan mengikuti proses perencanaan dan perancangan yang dikemukakan Gold 1980 Gambar 3, dengan pendekatan sumber daya dan aktivitas Gambar 4. Dalam pendekatan sumber daya, faktor alam dan faktor sosial saling mempengaruhi dalam proses perancangan taman rumah sakit sebagai penunjang aktivitas penyembuhan di RSMM Bogor.