Konsep dan Perencanaan HASIL DAN PEMBAHASAN

54 Taman ini secara tidak langsung menghubungkan berbagai pihak dengan berbagai kepentingan yang ada di rumah sakit untuk mencapai suatu tujuan, yaitu menciptakan lingkungan rumah sakit yang sehat dan menunjang kesembuhan pasiennya. Konsep Desain Konsep desain yang diterapkan adalah kesatuan dan harmonisasi elemen lanskap untuk menciptakan taman yang natural, estetis, dan menyehatkan. Sesuai dengan tujuan pembuatan taman ini, yaitu sebagai penunjang aktivitas rumah sakit dan membantu proses penyembuhan pasien, maka desain taman di rumah sakit ini harus mengandung unsur-unsur dan elemen-elemen lanskap yang secara tidak langsung dapat memberikan stimulus positif bagi pengguna, baik pasien, staf rumah sakit, maupun pengunjung setempat. Kesan natural juga terlihat dari pola bentukan-bentukan lanskap, dan pola bentukan sirkulasi di tapak, serta tercermin dari setiap material yang akan digunakan. Konsep dan Rencana Pengembangan Rencana Ruang dan Aktifitas Pendekatan yang digunakan dalam membentuk ruang-ruang pada tapak merupakan deskripsi pembentukan ruas pertulangan daun pepaya. Berdasarkan konsep dasar dan tujuan desain, maka tapak direncanakan menjadi enam ruang dengan presentase ruang secara umum. Hasil peta di kelompokkan menjadi lima ruang utama membentuk rencana blok Gambar 28. Ruang-ruang tersebut adalah ruang penerimaan, ruang transisi, ruang interaksi sosial, ruang terapi, dan ruang meditasi. Penentuan ruang awal secara spasial akan mengalami perubahan dalam aplikasi penempatan area kebutuhan pengguna di tapak. Masing-masing dari ruang tersebut akan dibagi kedalam subruang. Beberapa dari sub-ruang akan terintegrasi menjadi ruang utama, sedangkan ruang penerimaan dan transisi akan berasimilasi dengan ruang lain untuk membentuk karakter ruang yang dibutuhkan dalam tapak. Deskripsi pembagian prosentase luas area masing-masing ruang dapat dilihat pada Tabel 7. 55 Gambar 28. Diagram pembagian ruang di tapak Tabel 7. Pembagian ruang dan subruang No Ruang Persen Subruang Keterangan 1 Penerimaan 10 - Ruang pertama kali pengunjung masuk mengakomodasi akses menuju ruang selanjutnya transisi, kegiatan aktif 2 Transisi 10 - Pengunjung menentukan ruang yang dibutuhkan untuk menunjang kesehatannya 3 Interaksi Sosial 25 a Peristirahatan b Privat Keluarga c Pertemuan Rapat Ruang yang didesain untuk mengakomodasi pertemuan antara seluruh pengunjung dan berinteraksi sehingga menciptakan suasana yang nyaman dan kekeluargaan 4 Terapi 25 a T. Hortikultura b Rehabilitasi Ruang terbuka dengan fasilitas outbound dan petak tanam untuk kegiatan aktif maupun pasif 5 Meditasi 10 a Peristirahatan b Pengajian Kontemplasi Ruang yang mengakomodasi pengunjung beristirahat dari kepenatan bekerja, dan mengingat Tuhan 6 Ekspresi dan Seni 20 a Seni lukis b Ekspresi suara dan gerak tubuh Ruang yang mengakomodasikan pengunjung khususnya pasien untuk dapat mengekspresikan bakat dan kemampuan melalui seni. Konsep ruang secara spasial akan dijelaskan pada Gambar 29. 56 57 Rencana pengembangan ruang, sub ruang, dan aktivitasnya lebih lanjut dijelaskan pada Tabel 8. Tabel 8. Rencana ruang, aktivitas, dan fasilitas No Ruang Subruang Aktivitas Fasilitas 1. Penerimaan Melihat papan informasi signage Papan informasi Signage 2. Transisi Berjalan Paving block, koridor 3. Interaksi Sosial Peristirahatan a Duduk-duduk beristirahat b berbincang Name Sign Gazebo, Kolam air, Bangku taman Privat Keluarga a berbincang hal pribadi b makan dan berbincang bersama keluarga Bangku taman, Plaza, Tempat sampah Pertemuan Rapat a Rapat informal direksi b Pertemuan antar staf rumah sakit dan perawat Pergola Gazebo Bangku taman 4. Rehabilitasi Rehabilitasi psikologis a Melakukan kegitan outbound ketangkasan Set fasilitas outbound Lawn Rehabilitasi fisik a reflekxology b psioterapi Jalur terapi kaki Kolam air

5. Terapi

Hortikultura Penanaman a Menanam sayuran b Menyemaikan benih sayuran Petak lahan sayuran Kolam mini rumah kaca Pemanenan c Memetik buah d Memancing e Petak kebun buah Kolam ikan

6. Meditasi

Peristirahatan a Duduk dan beristirahat Tempat duduk Bangku taman Pengajian dan Kontemplasi a Mengaji b Sholat c Berdzikir Masjid

7. Ekspresi dan

Seni Seni Lukis a Melukis b Menulis Alat lukis Set area estetika Gazebo Bangku taman Ekspresi a Menyanyi Alat musik 58 suara dan gerak tubuh b Menari c Bermain musik Plaza Bangku taman Gazebo Ruang yang direncanakan memiliki ciri khas yang membedakan satu dengan yang lainnya. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas dan fasilitas yang mengisi setiap ruang tersebut. Beberapa ruang direncanakan dengan memberikan penambahan elemen keras berupa bangku taman, plasa, pergola, gazebo, dan shelter. Ruang pada tapak dapat digunakan oleh setiap pengguna di RSMM. Namun terdapat perbedaan kepentingan bagi beberapa pengguna terkait aktivitas yang dilakukan di RSMM dan kebutuhan penyegaran diri masing-masing pengguna terhadap ruang yang ada. Berikut merupakan perincian prioritas kepentingan pengguna terhadap setiap ruang di taman Tabel 9. Tabel 9. Prioritas kepentingan pengguna terhadap ruang di taman Dokter Pengunjung Rawat Inap Pasien Staf Perawat Interaksi Sosial SP SP SP SP SP Ekspresi dan Seni TP CP SP CP TP Meditasi CP CP SP CP CP Hortikultura TP TP SP CP CP Rehabilitasi CP TP SP CP CP Keterangan SP Sangat Penting CP Cukup Penting TP Tidak Penting Ruang interaksi memiliki peran yang sangat penting dan dapat menjadi tujuan bagi seluruh pengguna di tapak, hal ini karena ruang ini merupakan tempat berinteraksi seluruh pihak yang ada di rumah sakit. Ruang ekspresi dan seni sangat sesuai bagi pasien, namun kurang sesuai bagi dokter dan perawat, karena fleksibilitas waktu yang tinggi. Ruang meditasi dibutuhkan bagi setiap pengguna tapak di RSMM, namun dalam kaitannya dengan proses penyembuhan pasien, maka ruang ini sangat penting untuk pasien karena dapat berpengaruh secara langsung terhadap pengendalian emosional dan spiritual mereka. Ruang rehabilitasi dan terapi hortikultura sangat sesuai bagi pasien yang membutuhkan interaksi langsung dengan alam dalam proses penyembuhannya. 59 Secara umum, pasien memiliki tingkat kepentingan dan kebutuhan yang relatif tinggi terhadap taman, namun tidak sama satu dan lainnya. Tingkat kepentingan terhadap kebutuhan pasien tersebut akan dijelaskan pada Tabel 10. Tabel 10. Prioritas penggunaan ruang oleh pasien P. Umum P. Jiwa P. Napza P. Persalinan P. MCU Interaksi Sosial CP CP TP CP CP Ekspresi dan Seni CP CP CP TP CP Meditasi CP SP SP CP CP Hortikultura CP SP SP TP CP Rehabilitasi CP SP CP TP CP Keterangan SP Sangat Penting CP Cukup Penting TP Tidak Penting Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa ruang interaksi sosial paling sesuai bagi pasien MCU, ruang ekspresi dan seni paling sesuai bagi pasien Napza, ruang hortikultura paling sesuai bagi pasien sakit jiwa, dan ruang rehabilitasi paling sesuai bagi pasien umum. Ruang meditasi sangat sesuai bagi semua pasien karena dapat berpengaruh terhadap pengendalian emosional pasien, serta dapat membantu pasien mendekatkan diri kepada Tuhan. Pasien kebidanan dan beberapa pasien umum yang tidak dapat mengakses tapak secara langsung, dapat menyaksikan taman darri dalam melalui jendela ruangan mereka. Aktivitas yang dirancang hendaknya sesuai kepentingan pasien sehingga tujuan utama setiap aktivitas dapat terpenuhi. Aktivitas pengajian pada ruang meditasi Masjid pada beberapa pasien baik dilakukan secara rutin, khususnya bagi pasien kejiwaan dan pasien Napza. Aktivitas ini dilakukan satu kali dalam seminggu untuk masing-masing pasien. Setiap aktivitas dilakukan pada hari yang berbeda untuk setiap kelompok pasien dan dilakukan pada pagi hari, agar pengguna lain seperti dokter, staf, dan pengunjung dapat secara tidak langsung merasakan dampak dari aktivitas pengajian tersebut. 60 Aktivitas bertani Horticultural Activity baik dilakukan setiap pagi dan sore hari, dan dapat dilakukan oleh setiap pengguna dengan pengawasan dan panduan dari staf pengelola. Pasien dengan aktivitas rutin di ruang ini merupakan pasien kejiwaan dan pasien napza, karena aktivitas ini dapat melatih pasien mengendalikan diri dan berhubungan dengan alam. Ruang Ekspresi dan seni baik digunakan oleh pasien Napza untuk dapat mengekspresikan bakat seni, seperti melukis, menari dan menyanyi. Aktivitas ini baik dilakukan pada sore hari. Fasilitas yang ada di ruang Terapi rehabilitasi berupa mini outbond bertujuan untuk menciptakan suasana kondusif dan hubungan yang baik pada pasien, khususnya pasien kejiwaan dan napza sebagai pengguna utama. Aktivitas ini direncanakan hanya diadakan pada pagi hari, dan dilakukan satu kali dalam seminggu. Rencana Sirkulasi Rencana sirkulasi pada tapak dibagi menjadi beberapa bagian, antara lain jalur kendaraan, jalur sirkulasi tapak utama, jalur sirkulasi alternatif. Jalur kendaraan merupakan jalur yang berada di sisi-sisi tapak dan merupakan jalur yang digunakan oleh staf dan pengguna sepeda, kendaraan bermotor, mobil untuk mempermudah pengguna mencapai tujuan yang diinginkan. Sirkulasi kendaraan didesain dengan lebar 5 m dengan kapasitas mobil 2 arah. Material permukaan jalan yang direkomendasikan adalah aspal. Menurut Harris dan Dines 1996, ketebalan lapisan aspal pada jalur kendaraan tergantung pada 3 faktor yaitu beban kendaraan yang melintas, kondisi tanah dasar, dan struktur material penyusun aspal. Semakin banyak kendaraan yang melintas maka diperlukan lapisan permukaan yang semakin tebal, sedangkan untuk daya topang tanah dasar yang lemah perlu diperkuat dengan lapisan agregat aggregat subbase. Pada umumnya struktur hot mix dapat memberikan ketahanan dan daya menopang beban yang lebih kuat Gambar 30. 61 Gambar 30. Potongan konstruksi jalan aspal. Sumber: Harris dan Dines 1996 Ketebalan lapisan aspal untuk jalur sepeda dan kendaraan disesuaikan dengan kondisi tanah dibawahnya. Penggunaan material ini memerlukan pemeliharaan, namun tidak terlalu sering. Pembuatan yang benar akan membutuhkan pemeliharaan berupa pelapisan kembali setiap 20 tahun Gambar 31. Gambar 31. Ilustrasi jalur kendaraan Potongan konstruksi jalan aspal Kekuatan subbase 62 Sirkulasi jalur utama tapak memiliki lebar 3 m, dengan bahan penyusun material berupa keramik. Keunggulan material keramik antara lain tahan lama, mudah perawatan, tidak bertekstur sehingga sesuai dengan kebutuhan pengguna tapak yang banyak menggunakan kursi roda dan kereta dorong. Bentuk material keramik yang digunakan dan ilustrasi aplikasi keramik di tapak pada gambar 32. Dalam ruangan Koridor A. Bentuk material keramik yang digunakan B. Ilustrasi penggunaan keramik di tapak Gambar 32. Bentuk material keramik dan ilustrasi penggunaannya di tapak Oleh karena jalur ini merupakan jalur utama yang menghubungkan berbagai ruang dengan jarak yang berjauhan, maka sebagian besar jalur koridor utama menggunakan penutup berbahan genteng agar mengurangi terik matahari pada siang hari dan hujan yang sewaktu-waktu dapat terjadi di tapak. Pada beberapa lokasi di tapak terdapat perbedaan level ketinggian yang menyebabkan jalur tersebut membutuhkan beberapa anak tangga untuk menyatukan koridor tersebut. Oleh karena terdapat beberapa pengguna yang 63 menggunakan kursi roda dan ranjang beroda, maka perlu dibuat solusi lain berupa bentukan khusus yang dapat mengakomodasi para pengguna kursi roda dan ranjang beroda Gambar 33. Gambar 33. Ilustrasi bentuk fasilitas penghubung jalan Jalur ketiga berupa jalur sirkulasi alternatif di tapak. Lebar jalan bervariasi, antara 1 hingga 5 meter, bergantung pada jenis aktivitas yang dilakukan dan potensi keramaian yang ditimbulkan oleh ruang tersebut. Material pembentuk jalur ini berupa material conblock Gambar 34. Keunggulan dari material conblock adalah mudah dalam pemasangan, tersedia dalam berbagai warna dan tekstur, awet, kuat, biaya pemeliharaan rendah, penyerapan panasnya rendah, dan diaplikasikan pada bentuk curvalinear Harris dan Dines, 1996. Gambar 34. Potongan konstruksi pavement. Sumber: Harris dan Dines 1996. flexible unit rigid unit 64 Penggunaan warna conblock dapat digunakan warna-warna yang tidak memantulkan cahaya misalnya abu-abu atau dapat dikombinasikan dengan warna teduh lainnya. Beberapa pola conblock dan rekomendasi warna yang digunakan dapat dilihat pada gambar 35. Sirkulasi pengelolaan didesain dengan lebar 1 m berupa jalan setapak yang menghubungkan ruang-ruang terkecil dari tapak. Sirkulasi ini akan terhubung pada jalur pedestrian. Ilustrasi penggunaan conblock di tapak pada gambar 36. Gambar 35. Jenis dan pola pemasangan conblock. Sumber: Harris dan Dines 1996. Gambar 36.Ilustrasi penggunaan conblock di tapak Adanya aktivitas pijat refleksi reflexology pada ruang rehabilitasi fisik menghadirkan satu jalur sirkulasi tambahan yang diperuntukkan bagi pengguna yang ingin melakukan pijat refleksi kaki, khususnya pasien napza dan pasien umum. Rute lintasan didesain dengan tekstur yang beragam kualitas permukaannya Gambar 38A. Urutannya adalah segmen kerikil tumpul dan rapat, kerakal, koral, blok-blok konkrit, potongan memanjang log kayu, serta variasi Conblock 1 Conblock 3 Conblock 2 65 kerikil dan koral, dan akhirnya kembali ke segmen semula Gambar 37B. Luasan yang digunakan merupakan 5 dari total ruang rehabilitasi. Secara spasial akan dijelaskan pada gambar 38. A. Ilustrasi paving block refleksi Variasi 1 Variasi 2 Variasi 3 Variasi 4 B. Variasi jenis paving untuk jalur sirkulasi pijat refleksi Gambar 37. Ilustrasi jalur terapi pijat kaki dan material yang digunakan Sumber : Pramukanto, 2006 66 67 Rencana Tata Hijau Rencana tata hijau yang didesain merupakan vegetasi dengan fungsi yang akan diaplikasikan pada ruang-ruang tersebut role factors. Fungsi yang akan diaplikasikan dapat dilihat pada Tabel 11. Vegetasi yang akan diterapkan di RSMM meliputi vegetasi dengan berbagai fungsi antara lain fungsi sebagai tanaman estetika, tanaman terapi, serta beberapa fungsi lain. Tabel 11 Konsep vegetasi RSMM No Ruang Fungsi Tanaman Fungsi Spesifik 1 Penerimaan Estetika Pembentuk identitas: warna bunga menarik dan semak 2 Transisi Estetika dan tanaman pembatas Estetika: Pohon rendah pengarah berbunga dan semak 3 Interaksi sosial Estetika peneduh Penyegar suasana, pohon tinggi Semak Berbunga 4 Terapi Aromaterapi Hortikurtura Tanaman berbau segar dan berwarna cerah, Tan. Pertanian dan buah 5 Meditasi Estetika, Aromaterapi dan peneduh Pemberi efek hening, tenang, dan menyejukkan 6 Ekspresi dan Seni Estetika dan peneduh Pemberi efek keceriaan, inspiratif, segar, dan nyaman Rencana vegetasi yang digunakan sebagian merupakan vegetasi eksisting di tapak, sebagian lainnya merupakan penambahan untuk tanaman estetika, dan tanaman terapi, baik terapi hortikultura maupun rehabilitasi fisik. Beberapa tanaman yang dipilih merupakan tanaman dengan fungsi yang menyesuaikan kondisi ruang yang ada Tabel 12. Tabel 12. Jenis tanaman estetika yang digunakan Nama Latin Nama Lokal Satuan Jumlah Acalypha macrophylla Teh-tehan m 2 200 Adenium sp Kamboja jepang pot 40 Agapanthus orientalis Agapanthus m 2 70 Agathis dammara Foxw. Damar Btg 90 Aeschynanthus lobbiana Bunga lipstik Pot 80 68 Arachis pintoi kacang-kacangan m 2 145 Arundinaria pumila Bamboo jepang Plb 130 Axonopus compressus rumput paetan m 2 5360 Bauhinia purpurea Daun kupu-kupu Btg 35 Bromelia sp bromelia Plb 25 Calliandra sp kaliandra Plb 23 Canna sp Bunga tasbih m 2 150 Capsicum annum cabai hias m 2 80 Celosia sp jengger ayam m 2 89 Chrysanthemum sp Krisan m 2 76 Codiaeum sp Puring Plb 55 Cordilyne sp hanjuang Plb 23 Cycas revoluta Sikas Plb 35 Cyrtostachis renda Palem merah Btg 9 Delonix regia Raf. Flamboyant Btg 2 Dendrobium sp Anggrek bulan Pot 88 Dracaena sp Drasena Plb 35 Duranta sp Pangkas kuning m 2 600 Euodia suaveolens Zodia m 2 160 Euphorbia pulcherrima kastuba m 2 300 Ficus benjamina beringin Btg 1 Heliconia sp Pisang hias Btg 50 Ixora sp Soka m 2 200 Juniperus chinensis - Btg 10 Lavandula angustifolia Lavender m 2 230 Mascarena lagenicaulis Palem botol Btg 10 Michelia champaca L. Cempaka Btg 7 Mussaenda sp Nusa indah Btg 15 Pachytachys lutea Lolipop Plb 100 Pandanus odorus Pandan wangi m 2 90 Phyllostachys sulphrurea Bambu kuning Btg 63 Pinus merkusii Pinus Btg 45 Ptychospermae macarthurii Palem hijau Btg 67 Roystonea regia Palem Raja Btg 27 Samanea saman Ki hujan Btg 5 Spathiphyllum sp - Pot 24 Swietenia mahogani Mahoni Btg 31 Thuja orientalis Cemara kipas Btg 15 Beberapa tanaman penaung seperti Swietenia mahogani, Michelia champaca L., dan Pinus merkusii menjadi tanaman dominan di ruang rehabilitasi khususnya di lokasi outbond, sedangkan di lokasi kemoterapi dan reflexology banyak menggunakan tanaman estetika, antara lain Heliconia sp, Bromelia sp, 69 Dracaena sp. Penggunaan tanaman estetika menciptakan suasana yang kondusif dalam mendukung aktivitas penyembuhan di ruang tersebut. Beberapa tanaman pengarah, seperti Agathis dammara, Pinus merkusii, dan Roystonea regia baik ditempatkan pada beberapa lokasi yang berbatasan dengan jalan sirkulasi kendaraan untuk mempertegas arah lokasi yang dituju. Ruang interaksi sosial merupakan ruang berinteraksi antar pengguna, baik pasien maupun dokter. Oleh karena fungsinya yang penting, ruang ini menggunakan tanaman estetika yang dapat memberi kesan nyaman, diantaranya Chrysanthemum sp, Celosia sp, Cycas revoluta. Selain tanaman estetika, jenis tanaman lain yang dominan di ruang ini adalah tanaman pembatas barrier. Beberapa jenis yang digunakan antara lain Euphorbia pulcherrima, Ixora sp, dan Ptychospermae macarturii. Ruang terapi hortikultura bertujuan untuk merangsang pengguna khususnya pasien kejiwaan dan pasien napza melakukan aktivitas bercocok tanam untuk melatih pengendalian emosional serta membangkitkan kesadaran bertanggung jawab. Oleh karena aktivitas yang dilakukan di dalamnya merupakan aktivitas menanam dan memanen, maka perlu dipilih tanaman hortikultura yang menghasilkan buah dan memiliki umur produksi pendek. Tanaman yang dipilih pun sebaiknya merupakan tanaman yang sesuai dengan iklim mikro setempat, diantaranya Solanum lycopersicum tomat, Capsium annum cabai,Amaranthus bayam, Musa paradica pisang,Mangifera indica Mangga, serta tanaman yang dijadikan konsep desain, Carica papaya pepaya. Jenis tanaman hortikultura yang digunakan dapat dilihat pada tabel 13. Tabel 13. Jenis tanaman hortikultura dalam tapak. No Nama Latin Nama lokal Satuan Jumlah 1 Amaranthus sp Bayam m 2 235 2 Capsium annum Cabai plb 5000 3 Citrus aurantifolia Jeruk btg 9 4 Carica Papaya Pepaya btg 150 5 Cucumis melo L. Melon plb 120 6 Cocos nucifera Kelapa btg 10 7 Mangifera incida Mangga btg 30 8 Musa paradica Pisang btg 27 9 Psidium guajava jambu btg 16 70 Ruang meditasi merupakan ruang pasif yang dibutuhkan oleh pengguna yang menginginkan ketenangan, baik hati maupun pikirannya. Oleh karena kebutuhan ruang ini yang memerlukan suasana sunyi dan tenang, maka sebaiknya tanaman yang dipilih merupakan tanaman estetika yang dapat mendukung suasana meditasi, serta tanaman peneduh agar pengguna di dalamnya merasa sejuk dan dapat fokus pada aktivitas meditasinya. Beberapa jenis tanaman yang dipilih antara lain Pinus merkusiim Pinus, Ficus benjamina beringin, Cyrstotachis renda palem merah , Pandanus odorus Pandan wangi. Ruang ekspresi dan seni digunakan untuk mengekspresikan bakat seni dari penggunanya khususnya bagi pasien Napza dan sakit jiwa. Ruang ini selain membutuhkan suasana tenang fasilitasi seni lukis dan tulis, juga membutuhkan suasana yang bebas sehingga pengguna lainnya dapat mengekspresikan bakat di bidang musik dan tari. Untuk mempermudah penempatan masing-masing aktivitas, maka sub-ruang dipisahkan oleh koridor sebagai penyekat dari kedua kebutuhan yang berbeda tersebut. Tanaman pembatas seperti Canna sp digunakan untuk membatasi ruang ekspresi dan seni dengan ruang terapi hortikultura. Untuk kenyamanan pengguna dalam mencari inspirasi, maka dibutuhkan tanaman peneduh seperti Samanea saman ki hujan, Bauhinia purpurea, sehingga memberi kesan teduh di ruangan tersebut. Rencana Daya Dukung Pengunjung Berdasarkan aktivitas yang akan dihadirkan pada tapak serta rencana luasan ruang-ruang yang tersedia, dapat diketahui daya dukung ruang terhadap pengunjung. Daya dukung dapat dihitung dengan cara membagi luasan rencana dengan standar aktivitas per orang sehingga diketahui jumlah pengunjung yang mampu ditampung oleh suatu ruang. Hasil dari perhitungan daya dukung dapat diperoleh bahwa tapak RSMM mampu mendukung jumlah pengunjung sebesar 2036 orang per hari dengan berbagai aktivitas Tabel 16. Jumlah pengunjung tersebut memiliki arti pengunjung yang masuk dan keluar area tapak dalam keadaan yang dinamis. Agar tidak terjadi kelebihan daya dukung, maka penyebaran pengguna di masing-masing ruang harus diperhatikan. 71 Tabel 14 Daya dukung pengunjung berdasarkan aktivitasnya No Ruang aktivitas Rencana Luasan m 2 Standar aktivitas m 2 org Daya dukung org 1 Interaksi Sosial a Duduk b Pertemuanperkump ulan c Gathering 410 40 570 189 2 2 4 2 205 20 143 95 2 T. Hortikultura a Paranet House b Kolam Ikan c Memetik buah d Menanam Sayur e Memancing 135 675 1701,5 980 140 2 4 7 7 3 68 23 243 140 47 3 Rehabilitasi a Permainan outbond b Reflexology c Kemoterapi 843,75 168,75 120 10 6 10 83 28 12 4 Meditasi a Pengajian masjid b Duduk 984,34 450 2 2 492 225 6 Ekspresi dan Seni a Menari b Melukis c Menyanyi 210 340,5 112 3 4 2 70 86 56 TOTAL 2036 Standar aktivitas berdasarkan Sebayang 1996 Site Plan, Planting plan dan Surface Plan Untuk lebih jelasnya, hasil gambar perencanaan secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 39. Jenis dan jumlah pohon dapat dilihat di rencana penanaman planting plan pada Gambar 40. Jenis permukaan yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 41. 72 73 74 75

4.4. Desain Taman Rumah Sakit di RSMM

Ruang interaksi sosial Ruang ini merupakan ruang yang memiliki fungsi utama sebagai pusat pertemuan aktivitas berbagai pihak di rumah sakit, antara lain aktivitas pengunjung pasien menginap, pengunjung MCU, staf rumah sakit dokter, perawat, staf administrasi dan pasien yang memungkinkan untuk mobilisasi keluar ruangan. Berbagai aktivitas duduk, makan dan berbincang memungkinkan berbagai pihak dapat saling membaur dan berinteraksi. Oleh karena fungsinya yang penting dalam pembentukan suasana kekeluargaan antar masing-masing pihak, maka pola yang digunakan di ruang ini cenderung dinamis dengan dominasi tanaman estetika sebagai penunjangnya. Prosentase luasan terbesar digunakan sebagai area berkumpul dengan area duduk-duduk sitting area sekitar 35, dan area berjalan broadwalk sekitar 30, sisanya merupakan komposisi vegetasi dan ruang terbangun sebesar 35. Penggunaan penaung pergola dan tenda area pertemuan staf rumah sakit ditujukan agar pengguna dapat berlindung dari terik matahari di siang hari dan dari hujan bila sewaktu-waktu datang, tanpa mengurangi kenyamanan berada di tapak. Oleh karena daya tampung yang terbatas di ruang MCU, maka sitting area menjadi solusi yang sesuai bagi para pengunjung pasien MCU untuk menunggu giliran cek kesehatan. Nuansa natural penting berada di sekitar sitting area ini karena dapat mengurangi kesan bosan dalam menunggu giliran. Penggunaan tanaman estetika dan permainan air diharapan dapat menciptakan nuansa natural bagi para pengguna. Pola sirkulasi yang digunakan linier dan radial, dengan material utama di tapak merupa paving block, lebar sirkulasi pun beragam 1-3 meter, menyesuaikan kapasitas yang ditampung. 76 Gambar 42. Ilustrasi sitting area di sekitar ruang MCU Area pertemuan staf rumah sakit berada di utara area terbangun MCU di ruang ini, area ini dirancang agar dapat mempertemukan seluruh staf dokter, perawat, administrasi secara khusus agar dapat berinteraksi lebih intens agar dapat menyegarkan kembali semangat dalam bekerja. Oleh karenanya perlu dirancang area dinamis yang menfasilitasi pengguna untuk melepaskan penat pekerjaan mereka, yaitu dengan memberikan ruang terbuka untuk dapat saling berinteraksi, serta tidak lupa memberikan kesan natural yang didapat dari variasi warna bunga yang digunakan. Dengan lokasi yang strategis menuju ruang kantin, maka memungkinkan bagi para staf untuk menghabiskan waktu istirahat makan dan berbincang di area ini, fasilitas berupa tenda dan meja disiapkan Gambar 43. Penggunaan tanaman konservasi seperti pinus Pinus merkusii, Palem raja Roystonea regia, serta ki hujan Samanea saman dapat difungsikan sebagai penarik kedatangan burung yang dapat menghasilkan kicauan yang merdu sehingga pengguna dapat merasa nyaman berada di tapak. Stimulus bunyi juga dihasilkan dari percikan air mancur yang menciptakan kesan natural pada tapak.