52
Sejalan dengan amanat Pasal 28 H ayat 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah ditegaskan bahwa setiap orang
berhak memperoleh pelayanan kesehatan, kemudian dalam Pasal 34 ayat 3 dinyatakan negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan
kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak. Rumah Sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan
merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan. Penyelenggaran pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit mempunyai karakteristik dan organisasi yang sangat kompleks. Berbagai jenis tenaga kesehatan dengan perangkat keilmuannya
masing-masing berinteraksi satu sama lain. Ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran yang berkembang sangat pesat yang harus diikuti oleh tenaga
kesehatan dalam rangka pemberian pelayanan yang bermutu, membuat semakin kompleksnya permasalahan dalam Rumah Sakit. Pada hakekatnya Rumah Sakit
berfungsi sebagai tempat penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dan fungsi dimaksud memiliki makna tanggung jawab yang seyogyanya merupakan
tanggung jawab pemerintah dalam meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat. Dari aspek pembiayaan bahwa Rumah Sakit memerlukan biaya
operasional dan investasi yang besar dalam pelaksanaan kegiatannya, sehingga perlu
didukung dengan
ketersediaan pendanaan
yang cukup
dan berkesinambungan. Antisipasi dampak globalisasi perlu didukung dengan
peraturan perundang-undangan yang memadai. Peraturan perundang-undangan yang dijadikan dasar penyelenggaraan Rumah Sakit saat ini masih pada tingkat
Peraturan Menteri yang sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan. Dalam rangka memberikan kepastian dan perlindungan hukum untuk meningkatkan,
mengarahkan dan memberikan dasar bagi pengelolaan Rumah Sakit diperlukan suatu perangkat hukum yang mengatur Rumah Sakit secara menyeluruh dalam
bentuk Undang-Undang.
53
Peraturan Tata Ruang di RSMM
Sejauh ini belum terdapat peraturan tertulis yang mengatur tata ruang di RSMM. Oleh karena itu, perlu diusulkan untuk menentukan peraturan yang
jelas mengenai tata ruang di RSMM.
4.3. Konsep dan Perencanaan
Penyusunan konsep merupakan tahapan lanjutan setelah pembuatan sintesis dari setiap potensi dan kendala yang ada di tapak. Konsep secara umum
dibagi menjadi tiga tahapan, antara lain penentuan konsep dasar, kemudian menentukan konsep desain, yang terakhir mengembangkan konsep tersebut
menjadi konsep yang lebih rinci konsep pengembangan. Ketiga konsep ini akan dijelaskan lebih rinci antara lain sebagai berikut.
Konsep Dasar
Konsep dasar dari desain lanskap ini adalah merancang taman yang dapat mendukung berbagai aktivitas di rumah sakit, terutama aktivitas yang
bertujuan akhir untuk menunjang proses penyembuhan penyakit pada pasien. Dalam posesnya, taman ini menggunakan panca indera sebagai media untuk
berinteraksi, yang pada akhirnya mempengaruhi pikiran dan persepsi orang pengunjung untuk mencapai ketenangan hati dan jiwa. Pada akhirnya, secara
langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi semangat pasien untuk segera meraih kesehatan atau kesembuhan.
Taman relaksasi merupakan bagian dari konsep penyembuhan pasien melalui taman, yang sering dikenal dengan healing garden, namun taman
relaksasi lebih dispesifikasikan ke dalam taman yang dapat menciptakan suasana nyaman dan santai relaks, sehingga dapat mempengaruhi dokter, perawat, dan
semua pihak yang berada di rumah sakit untuk lebih bersemangat melakukan aktivitasnya, menghilangkan kejenuhan dan memecah kepenatan pekerjaan sehari-
hari, taman yang akan dirancang di RSMM ini terdiri dari berbagai aktivitas dan ruang yang digunakan dalam pembuatan healing garden, diantaranya ruang terapi
therapeutic garden, dan ruang meditasi sanctuary garden.
54
Taman ini secara tidak langsung menghubungkan berbagai pihak dengan berbagai kepentingan yang ada di rumah sakit untuk mencapai suatu
tujuan, yaitu menciptakan lingkungan rumah sakit yang sehat dan menunjang kesembuhan pasiennya.
Konsep Desain
Konsep desain yang diterapkan adalah kesatuan dan harmonisasi elemen lanskap untuk menciptakan taman yang natural, estetis, dan menyehatkan.
Sesuai dengan tujuan pembuatan taman ini, yaitu sebagai penunjang aktivitas rumah sakit dan membantu proses penyembuhan pasien, maka desain taman di
rumah sakit ini harus mengandung unsur-unsur dan elemen-elemen lanskap yang secara tidak langsung dapat memberikan stimulus positif bagi pengguna, baik
pasien, staf rumah sakit, maupun pengunjung setempat. Kesan natural juga terlihat dari pola bentukan-bentukan lanskap, dan pola bentukan sirkulasi di tapak, serta
tercermin dari setiap material yang akan digunakan.
Konsep dan Rencana Pengembangan Rencana Ruang dan Aktifitas
Pendekatan yang digunakan dalam membentuk ruang-ruang pada tapak merupakan deskripsi pembentukan ruas pertulangan daun pepaya.
Berdasarkan konsep dasar dan tujuan desain, maka tapak direncanakan menjadi enam ruang dengan presentase ruang secara umum. Hasil peta di kelompokkan
menjadi lima ruang utama membentuk rencana blok Gambar 28. Ruang-ruang tersebut adalah ruang penerimaan, ruang transisi, ruang interaksi sosial, ruang
terapi, dan ruang meditasi. Penentuan ruang awal secara spasial akan mengalami perubahan
dalam aplikasi penempatan area kebutuhan pengguna di tapak. Masing-masing dari ruang tersebut akan dibagi kedalam subruang. Beberapa dari sub-ruang akan
terintegrasi menjadi ruang utama, sedangkan ruang penerimaan dan transisi akan berasimilasi dengan ruang lain untuk membentuk karakter ruang yang dibutuhkan
dalam tapak. Deskripsi pembagian prosentase luas area masing-masing ruang dapat dilihat pada Tabel 7.