Batasan Penelitian Metode Penelitian

12 Gambar 3. Bagan perencanaan dan perancangan menurut Gold 1980. Inventarisasi Penelitian dimulai dengan kegiatan inventarisasi data pada tapak dengan mengumpulkan data biofisik, demografi, dan aspek legal. Jenis data, sumber, dan cara pengambilan data dapat dilihat pada Tabel 2. Metode yang digunakan untuk pengumpulan data primer tapak adalah observasi langsung dan studi pustaka. Metode ini digunakan karena ruang lingkup penelitian yang relatif kecil serta ketersediaan data yang terbatas. Tabel 2. Jenis, Sumber dan Cara Pengambilan Data Tapak Aspek No. Jenis Data Sumber Data Cara Pengambilan Data Kondisi Umum 1 Sejarah dan kedudukan RSMM Studi pustaka 2 Lokasi, batas, akses RSMM Survei pustaka 3 Fasilitas fisik RSMM Survei pustaka 4 Fasilitas pelatihan RSMM Survei pustaka Fisik dan Biofisik 1 Iklim Makro, Mikro Stasiun Klimatologi, RSMM Studi pustaka, Survei Lapang 2 Jenis tanah Puslitan Studi pustaka 3 Topografi Bappeda lapang Survei pustaka 4 Hidrologi dan drainase Lapang Survei pustaka 5 Vegetasi Lapang Survei pustaka 6 Satwa Lapang Survei pustaka 7 Kualitas Visual lanskap Lapang Survei lapang Desain Tapak Tapak Inventarisasi Analisis Sintesis Perencanaan Karakteristik Tapak Pengembangan Potensi - Kondisi Awal - Hidrologi - Tanah - Vegetasi - Visual - Pembatasan - Area Potensial - Hidrologi - Kesesuaian Lahan Konsep pengembangan Pengembangan Alternatif 13 8 Struktur bangunan Lapang Survei lapang 9 Utilitas Lapang Survei lapang Sosial 1 Karakteristik pengguna Lapang Kuisioner wawancara 2 Persepsi dan harapan Lapang Kuisioner wawancara Legal 1 Peraturan pemerintah RSMM Studi pustaka wawancara 2 Kebijakan pemerintah RSMM Studi pustaka wawancara 3 Rencana pembangunan RSMM Studi pustaka wawancara Analisis Keseluruhan aspek pada tahap inventarisasi akan diolah serta dianalisis sesuai dengan standar atau kriteria dalam perancangan lanskap. Hal ini bertujuan untuk mengetahui potensi, kendala, dan alternatif solusi. Disamping itu akan dikaji juga terhadap kebijakan dan regulasi yang berlaku. Kegiatan analisis spasial dilakukan secara kuantitatif, dan deskriptif terhadap data primer dan sekunder yang telah dikumpulkan. Data aspek legal digunakan untuk mengidentifikasi peraturan dan regulasi yang mempengaruhi rumah sakit dalam mengambil kebijakan. Data kondisi lanskap digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang dapat mempengaruhi aktifitas elemen yang ada di sekitarnya. Analisis tanah yang dilakukan terdiri atas studi literatur mengenai sifat fisik, kimia, kemampuan menyerap air, dan tingkat kesuburan. Aspek tersebut dinilai kesesuaiannya terhadap tanaman pertanian dan struktur eksisting. Beberapa rekomendasi berupa penambahan jenis tanaman juga disertakan dengan pertimbangan tertentu. Akses dan sirkulasi dianalisis dengan memetakan jalur eksisting dan dinilai dari segi keefektifan, keefisienan, pintu masuk dan keluar, serta jalur yang disesuaikan dengan tipe aktivitas yang dirancang di RSMM. Hidrologi dianalisis dengan memetakan lokasi inlet, outlet, arah drainase, serta kesesuaiannya untuk area relaksasi. Analisis mikroklimat dilakukan dengan menghitung nilai Temperature Humidity Index THI untuk menentukan tingkat kenyamanan pengguna dalam beraktivitas di tapak, baik bagi pasien, dokter maupun, pengunjung lainnya. Berikut merupakan persamaan untuk menentukan THI: 14 THI = Keterangan: T = temperatur rata-rata C Rh= kelembaban Utilitas dan fasilitas dianalisis dengan menyesuaikan jenis utilitas serta fasilitas dengan aktivitas yang akan dikembangkan pada tapak. Vegetasi dan satwa dianalisis dengan menyesuaikan lingkungan eksisting dengan syarat tumbuh vegetasi dan hewan tersebut. Rekomendasi vegetasi tambahan ataupun pengganti disertakan dengan pertimbangan. Data sosial berupa analisis keinginan pengguna dan kebutuhan akan taman relaksasi dianalisis secara deskriptif melalui wawancara dan observasi langsung. Data sosial dianalisis melalui wawancara kepada pengguna tapak, data sosial digunakan untuk mengetahui keinginan pengguna serta kebutuhan akan taman relaksasi. Disamping analisis yang bersifat deskriptif dilakukan analisis kuantitatif. Analisis ini digunakan untuk mengetahui daya dukung yang akan dikembangkan pada tapak. Daya dukung yang akan dihitung adalah daya dukung pengunjung MCU dan pengguna tapak. Penentuan daya dukung dilakukan dengan mendaftar seluruh aktivitas yang diinginkan pada tapak. Hal ini dilanjutkan dengan penentuan standar kebutuhan per individu untuk melakukan aktivitas. Nilai daya dukung wisata diperhitungkan berdasarkan rata-rata dalam m 2 org Boulon dalam Nurisjah, Pramukanto, dan Wibowo, 2003. Perhitungan daya dukung bagi pengguna adalah sebagai berikut: Daya Dukung = Keterangan: A= Area yang digunakan m 2 S= Standar kebutuhan per orang m 2 orang Daya Dukung orang Daya dukung yang dinilai erat kaitannya dengan kebutuhan penilaian daya dukung di tapak rumah sakit untuk menentukan kapasitas optimal yang dapat ditampung di tapak dengan berbagai aktivitas yang direncanakan. 15 Sintesis Hasil yang diperoleh pada tahap analisis akan dikembangkan untuk perencanaan dan perancangan. Tahap sintesis menyesuaikan tapak yang akan dikembangkan dengan kebutuhan pengguna. Tahap sintesis menyusun hubungan fungsional antara beberapa elemen atau ruang. Penyusunan hubungan fungsional yang dihasilkan memiliki kombinasi yang berbeda-beda karena disesuaikan dengan kondisi umum tapak, kebutuhan pengguna pasien, dokter, pengunjung lainnya, kemampuan aspek tapak dan aktivitas untuk dikembangkan sebagai taman rumah sakit, serta efisiensi pengelolaan dan pemeliharaan elemen-elemen yang digunakan dalam taman. Hasil dari tahap ini menjadi alternatif terbaik terhadap pemecahan masalah yang kemudian akan dikembangkan menjadi konsep. Konsep dan Perencanaan Alternatif terbaik yang dihasilkan pada tahap sintesis akan dikembangkan menjadi konsep dasar, konsep desain, dan konsep dan rencana pengembangan. Konsep dasar dibuat berdasarkan fungsi dan tujuan utama tapak sebagai taman rumah sakit. Konsep desain merupakan pola yang diaplikasikan pada tapak dengan berbagai pendekatan kesesuaian tapak, fasilitas penunjang medis, dan obyek tujuan yang mengacu pada konsep dasar. Konsep dan rencana pengembangan meliputi konsep ruang dan aktivitas, tata hijau, sirkulasi, serta rencana fasilitas dan utilitas. Perencanaan taman rumah sakit tertuang dalam bentuk rencana tapak atau gambar site plan. Desain Lanskap Tahap Desain lanskap merupakan hasil akhir dari konsep dan perencanaan lanskap. Detil pada bagian-bagian tertentu digambarkan sesuai dengan aktivitas yang dilakukan di tapak. Gambar detil yang dibuat adalah gambar potongan, detil konstruksi fasilitas dan utilitas, gambar ilustrasi aktivitas, fasilitas dan utilitas serta detil penanaman, dan perspektif tiga dimensi 3D. 16 Gambar 4. Bagan tahapan penelitian Inventarisasi Data Spasial Tapak Biofisik Sosial Biotik Abiotik Analisis Deskripsi Analisis Gambar Analisis Spasial Potensi Kendala Tapak Sintesis Deskripsi Sintesis Gambar Sintesis spasial Solusi Tapak dan Pemanfaatan Potensi Deskripsi Konsep Gambar Konsep spasial Konsep Konsep Dasar dan Konsep Pengembangan Deskripsi Rencana Gambar Site plan Perencanaan Aktivitas dan Ruang Fasilitas dan Utilitas Sirkulasi Tata Hijau Prasurvei Gambar Detail Ruang, Bangunan, Tampak Potongan, Perspektif Perancangan Gambar Kerja dan Gambar Spesifikasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Kondisi Umum Rumah Sakit Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi

Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi memiliki luas area keseluruhan 572.026,00 m 2 dengan luas total daerah terbangun sebesar 34.035,56 m 2 , terbagi menjadi empat, antara lain : 1. Rawat inap, Rawat jalan Unit pelaksanaan Fungsional seluas 14.449,27 m 2 2. Instansi seluas 638,35 m 2 3. Ruang administrasi seluas 3.858,83 m 2 4. Ruang lainnya seluas 15.089,11 m 2 Sisanya sebesar 537.990,44 m 2 merupakan ruang terbuka berupa area pertanian, lawn, dan area konservasi berupa pepohonan dan semak belukar. Rumah sakit ini memiliki beberapa fasilitas pelayanan, antara lain pelayanan kesehatan jiwa, pelayanan umum rawat jalan dan rawat inap, pelayanan napza narkoba dan obat psikotropika, pelayanan penunjang medik berupa laboratorium farmasi dll, serta pelayanan penunjang non medik seperti pelayanan pendidikan dan penelitian. Program yang menjadi prioritas di rumah sakit ini antara lain revitalisasi pelayanan Napza dan rehab psikososial, Renumerasi berbasis kinerja, peningkatan kualitas layanan, persiapan sebagai RS pendidikan serta mengembangkan rumah sakit menuju pelayanan terpadu dan pelaporan berbasis elektronik. Beberapa keunggulan rumah sakit ini antara lain adalah pelayanan yang spesifik dan menjadi rumah sakit pusat rujukan pendidikan medis maupun non medis. Selain itu akses dan lokasi yang berada di pusat kota membuat rumah sakit ini mudah dicapai dari berbagai daerah di Bogor, sehingga sering menjadi tempat tujuan bagi penanganan korban kecelakaan serta bencana alam. Namun masih ada beberapa kekurangan rumah sakit ini yang perlu diperbaiki, antara lain standar prosedur yang kurang efisien, masih terbatasnya volume pelayanan yang dapat dicapai, serta komposisi Sumber Daya Manusia yang belum optimal. 18 Lokasi R.S. dr.H. Marzoeki Mahdi RSMM berada di Jl. Dr. Semeru nomor 114, Kelurahan Menteng, Kecamatan Bogor Barat, Bogor, Jawa Barat, dengan ketinggian berkisar 220-230 mdpl. Sesuai dengan Rencana Penggunaan Lahan Kota Bogor tahun 2002-2012, area di sekitar RSMM telah dijadikan area hijau oleh Pemerintah Kota Bogor Gambar 5. Batas RSMM adalah sebagai berikut : a. Sebelah utara : Area permukiman perumahan b. Sebelah Selatan : Lapagan Golf Area olah raga, dan jalur hijau c. Sebelah Barat : R.S. Karya Bhakti Bogor d. Sebelah Timur : Merdeka Area perdagangan dan jasa Gambar 5. Peta RSMM Sumber:Google Maps 2010, Sejarah dan Organisasi Bangunan Rumah Sakit dr. H. Marzoeki Mahdi dibangun pada tanggal 1 Juli 1882. Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, rumah sakit ini diberi nama