32
Wang et. al 2004 yang memperoleh hasil bahwa nilai emosional, nilai sosial, nilai  fungsional  dan  persepsi  pengorbanan  pelanggan  berpengaruh  signifikan
terhadap kepuasan pelanggan. Berdasarkan  penelitian  terdahulu  diatas  dapat  disimpulkan  bahwa
semakin  tinggi  nilai  pelanggan  Bank  Muamalat  Cabang  Padangsidimpuan, maka akan semakin tinggi kepuasan nasabah terhadap produk yang ditawarkan
oleh bank.
E. Kepuasan Pelanggan
1.  Pengertian Kepuasan Pelanggan Seluruh kegiatan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan pada akhirnya
akan  bermuara  pada  nilai  yang  akan  diberikan  oleh  pelanggan  mengenai kepuasan  yang  dirasakan.  Dalam  era  globalisasi  ini,  perusahaan  akan  selalu
menyadari  akan  pentingnya  faktor  pelanggan.  Oleh  karena  itu,  mengukur tingkat  kepuasan  para  pelanggan  sangatlah  perlu,  walaupun  hal  tersebut
tidaklah  semudah  mengukur  berat  badan  atau  tinggi  badan  pelanggan  yang bersangkutan Lupiyoadi, 2013:228.
Perusahaan  akan  bertindak  bijaksana  dengan  mengukur  kepuasan pelanggan  secara  teratur,  karena  salah  satu  kunci  untuk  mempertahankan
pelanggan  adalah  kepuasan  pelanggan.  Pelanggan  yang  sangat  puas  biasanya tetap  setia  untuk  waktu  yang  lebih  lama,  membeli  lagi  ketika  perusahaan
memperkenalkan produk baru dan memperbaharui produk lama, membicarakan hal-hal baik tentang perusahaan dan produknya kepada orang lain, tidak terlalu
memperhatikan  merek  pesaing  dan  tidak  terlalu  sensitif  terhadap  harga,
33
menawarkan ide produk atau jasa kepada perusahaan, dan biaya pelayanannya lebih  murah  dibandingkan  pelanggan  baru  karena  transaksi  dapat menjadi  hal
rutin Kotler dan Keller, 2012:140. Westbrook    Reilly  1983  dalam  Tjiptono  2014:353  berpendapat
bahwa  kepuasan  pelanggan  adalah  respon  emosional  terhadap  pengalaman- pengalaman berkaitan dengan produk atau jasa tertentu yang dibeli, gerai ritel,
atau  bahkan  pola  perilaku  seperti  perilaku  berbelanja  dan  perilaku  pembeli, serta  pasar  secara  keseluruhan.  Respon  emosional  dipicu  oleh  proses  evaluasi
kognitif  yang  membandingkan  persepsi  atau  keyakinan  terhadap  obyek, tindakan  atau  kondisi  tertentu  dengan  nilai-nilai  atau  kebutuhan,  keinginan
dan hasrat individual. Mowen  1995  dalam  Tjiptono  2014:354  merumuskan  kepuasan
pelanggan  sebagai  sikap  keseluruhan  terhadap  suatu  barang  atau  jasa  setelah perolehan  acquisition  dan  pemakaiannya.  Dengan  kata  lain,  kepuasan
pelanggan merupakan penilaian evaluatif purnabeli yang dihasilkan dari seleksi pembelian spesifik.
Pelanggan  mengalami  berbagai  tingkat  kepuasan  atau  ketidakpuasan setelah  mengalami  masing-masing  jasa  sesuai  dengan  sejauh  mana  harapan
mereka terpenuhi atau terlampaui. Karena kepuasan adalah keadaan emosional, reaksi  pasca-pembelian  mereka  dapat  berupa  kemarahan,  ketidakpuasan,
kejengkelan,  netralitas,  kegembiraan,  atau  kesenangan  Lovelock  dan  Wright, 2005:102.
34
Zeithamal  dan  Bitner  1996  dalam  Lupiyoadi  2013:228  mengatakan bahwa  faktor  utama  penentu  kepuasan  pelanggan  adalah  persepsi  pelanggan
terhadap  kualitas  jasa.  Sebagai  contoh  pada  jasa  mobile  telecommunication, kualitas  jasa  diukur  oleh  kualitas  pangggilan  call  quality,  struktur  harga,
mobile  device  HP,  jasa  tambahan,  kenyamanan  prosedur,  dan  dukungan konsumen.
Apabila  ditinjau  lebih  lanjut,  pencapaian  kepuasan  pelanggan  melalui kualitas pelayanan dapat ditingkatkan dengan beberapa pendekatan berikut ini
Kotler, 1997 dalam Lupiyoadi, 2013:228. a.  Memperkecil
kesenjangan-kesenjangan yang
terjadi antara
pihak manajemen  dan  pelanggan.  Contohnya,  melakukan  riset  dengan  metode
fokus  pelanggan  customer  focus  yang  mengedarkan  kuesioner  dalam beberapa periode untuk mengetahui persepsi pelayanan menurut pelanggan.
Demikian  juga,  riset  dengan  metode  pengamatan  observasi  bagi  pegawai perusahaan tentang pelaksanaan pelayanan.
b.  Perusahaan  harus  mampu  membangun  komitmen  bersama  untuk menciptakan  visi  dalam  perbaikan  proses  pelayanan.  Yang  termasuk  di
dalamnya  adalah  memperbaiki  cara  berpikir,  perilaku,  kemampuan,  dan pengetahuan dari semua sumber daya manusia yang ada. Misalnya, dengan
metode  curah  gagasanpendapat  brainstorming  dan  management  by walking  around  untuk  mempertahankan  komitmen  pelanggan  internal
pegawai.
35
c.  Memberikan  kesempatan  kepada  pelanggan  untuk  menyampaikan  keluhan. Dengan  membentuk  sistem  keluhan  dan  saran,  misalnya  dengan  hotline
panggilan nomor telepon bebas pulsa. d.  Mengembangkan  dan  menerapkan  partnership  accountable,  proaktif,  dan
partnership  marketing  sesuai  dengan  situasi  pemasaran.  Perusahaan menghubungi pelanggan setelah proses pelayanan terjadi untuk mengetahui
kepuasan  dan  harapan  pelanggan  akuntabel.  Perusahaan  menghubungi pelanggan  dari  waktu  ke  waktu  untuk  mengetahui  perkembangan
pelayanannya  proaktif.  Sementara  itu,  partnership  marketing  adalah pendekatan  dimana  perusahaan  membangun  kedekatan  dengan  pelanggan
yang bermanfaat untuk meningkatkan citra dan posisi perusahaan di pasar. 2.  Manfaat Program Kepuasan Konsumen
Terlepas  dari  perdebatan  mengenai  konsepnya,  realisasi  kepuasan pelanggan  melaui  perencanaan,  pengimplementasian,  dan  pengendalian
program  khusus  berpotensi  memberikan  beberapa  manfaat  pokok  Tjiptono, 2014:357, diantaranya sebagai berikut:
a.  Reaksi terhadap produsen berbiaya rendah Persaingan  dalam  industri  ditandai  dengan  over  capacity  dan  over  supply.
Dalam  berbagai  kasus,  hal  ini  menyebabkan  pemotongan  harga  menjadi senjata  strategis  untuk  meraih  pangsa  pasar.  Fokus  pada  kepuasan
pelanggan  merupakan  upaya  mempertahankan  pelanggan  dalam  rangka menghadapi produsen berbiaya rendah. Banyak perusahaan yang mendapati
cukup banyak pelanggan yang bersedia membayar harga lebih mahal untuk
36
pelayanan  dan  kualitas  yang  lebih  baik.  Konsumen  seperti  ini  tidak  akan mengorbankan tingkat kualitas yang bisa diterima hanya semata-mata untuk
penghematan biaya tertentu yang tidak begitu signifikan. b.  Manfaat ekonomis retensi pelanggan versus perceptual prospecting
Berbagai  studi  menunjukkan  bahwa  mempertahankan  pelanggan  dan memuaskan  pelanggan  saat  ini  jauh  lebih  murah  dibandingkan  terus
menerus  berupaya  menarik atau memprospek  pelanggan  baru.  Biaya  untuk mempertahankan  pelanggan  lebih  murah  empat  sampai  enam  kali  lipat
daripada  mencari  pelanggan  baru.  Ini  karena  komponen  mencari  biaya pelanggan  baru  meliputi  sejumlah  hal,  seperti  biaya  iklan,  biaya
memberitahu  pelanggan  agar  memahami  sistem  dan  keinginan  spesifik pelanggan  baru,  biaya  meyakinkan  pelanggan  agar  bersedia  beralih  dari
pemasok sebelumnya. c.  Daya persuasif gethok tular word of mouth
Dalam  banyak  industri  terutama  sektor  jasa,  pendapat  opini  positif  dari teman dan keluarga lebih persuasif dan  kredibel daripada iklan. Oleh sebab
itu,  banyak  perusahaan  yang  tidak  hanya  meneliti  kepuasan  total,  namun juga  melayani  sejauh  mana  pelanggan  bersedia  merekomendasikan  produk
perusahaan  kepada  orang  lain.  Sebaliknya  gethok  tular  negatif  dapat merusak  reputasi  dan  citra  perusahaan.  Pelanggan  yang  tidak  puas  bisa
mempengaruhi sikap dan penilaian negatif rekan atau keluarganya terhadap barang  dan  jasa  perusahaan.  Gethok  tular  negatif  biasanya  tersebar  jauh
lebih cepat daripada gethok tular positif. Bahkan biasanya dikatakan bahwa
37
gossip  negatif  bisa  menyebar  secepat  virus.  Apalagi  ada  kecenderungan bahwa  lebih  besar  kemungkinan  seorang  pelanggan  yang  tidak  puas
menceritakan  pengalaman  buruknya  kepada  orang  lain  daripada  pelanggan yang  puas  menyampaikan  pengalaman  positifnya.  Belum  lagi  ada
kecenderungan  bahwa  orang  suka  melebih-lebihkan  cerita  pengalamannya. Itulah  sebabnya  banyak  perusahaan  yang  mengadopsi  program  kepuasan
pelanggan. d.  Reduksi sentifitas harga
Pelanggan yang puas dan loyal terhadap sebuah perusahaan cenderung lebih jarang  menawar  harga  untuk  setiap  pembelian  individualnya.  Hal  ini
disebabkan  karena  faktor  kepercayaan  telah  terbentuk.  Pelanggan  yakin bahwa  perusahaan  langganannya  tidak  akan  bersikap  opportunistic  dan
memanfaatkan  mereka  untuk  kepentingan  sesaat.  Dalam  banyak  kasus, kepuasan  pelanggan  mengalihkan  fokus  pada  harga  ke  pelayanan  dan
kualitas. e.  Kepuasan pelanggan sebagai indikator kesuksesan bisnis dimasa mendatang
Pada  hakikatnya  kepuasan  pelanggan  merupakan  strategi  jangka  panjang, karena  dibutuhkan  waktu  cukup  lama  sebelum  bisa  membangun  dan
mendapatkan  reputasi  pelanggan  saat  ini  dan  masa  depan.  Program kepuasan  pelanggan  relatif  mahal  dan  tidak  mendatangkan  laba  dalam
jangka  pendek.  Akan  tetapi  hasilnya  bisa  dirasakan  dalam  jangka  panjang dan  manfaat  tersebut  dapat  bertahan  lama.  Oleh  karena  itu  kepuasan
38
merupakan  indikator  kesuksesan  bisnis  dimasa  depan  yang  mengukur kecenderungan reaksi terhadap perusahaan dimasa yang akan datang.
3.  Pengukuran Kepuasan Pelanggan Mengukur  kepuasan  pelanggan  sudah  menjadi  prioritas  utama  bagi
banyak perusahaan, tetapi ada perbedaan pendapat tentang bagaimana mereka harus  melaksanakannya.  Frederick  Reichheld  dari  Bain  menyarankan  bahwa
mungkin  hanya  ada  satu  pertanyaan  pelanggan  yang  benar-benar  berarti: “Seberapa besar keinginan Anda untuk merekomendasikan produk atau jasa ini
kepada  teman  atau  kolega  anda?”  Menurut  Richheld,  kesediaan  pelanggan untuk  merekomendasikan  suatu  produk  kepada  teman  berasal  dari  seberapa
baik  pelanggan  itu  diperlakukan  karyawan  lini  depan,  yang  selanjutnya menentukan  seluruh  bidang  fungsional  yang  berkontribusi  terhadap
pengalaman pelanggan itu Kotler dan Keller, 2012:141. Pengukuran kepuasan pelanggan merupakan salah satu topik penelitian
yang sangat populer dalam paruh kedua dekade 1980-an hingga paruh pertama dekade  1990-an.  Selama  periode  itu  banyak  pula  berkembang  jasa  konsultasi
dalam  hal  penelitian  dan  pengukuran  kepuasan  pelanggan  yang  ditawarkan oleh perusahaan riset pasar, biro periklanan, dan konsultan manajemen. Bahkan
pada  tahun  1998  terbit  se buah  jurnal  khusus  bernama  “Journal  of  Consumer
Satisfaction,  Dissatisfaction,  and  Complaining  Behavior ”  oleh  penerbit
Consumer Satisfaction, Dissatisfaction, and Complaining Behavior, Inc. Editor pertamanya  adalah  dua  peneliti  yang  telah  lama  berkecimpung  dalam
39
konseptualisasi dan pengukuran kepuasan pelanggan, H. Keith Hunt dan Ralph Day Tjiptono, 2014:366.
Tidak  ada  satupun  ukuran  tunggal  „terbaik‟  mengenai  kepuasan pelanggan  yang  disepakati  secara  universal.  Meskipun  demikian,  di  tengah
beragamnya  cara  mengukur  kepuasan  pelanggan,  terdapat  kesamaan  paling tidak  dalam  enam  konsep  inti  mengenai  obyek  pengukuran  Tjiptono,
2014:368. a.  Kepuasan Pelanggan Keseluruhan
Cara  yang  paling  sederhana  untuk  mengukur  kepuasan  pelanggan  adalah langsung  menanyakan  kepada  pelanggan  seberapa  puas  mereka  dengan
produk  atau  jasa  spesifik  tertentu.  Biasanya,  ada  dua  bagian  dalam  proses pengukurannya.  Pertama,  mengukur  tingkat  kepuasan  pelanggan  terhadap
produk  danatau  jasa  perusahaan  yang  bersangkutan.  Kedua,  menilai  dan membandingkannya  dengan  tingkat  kepuasan  pelanggan  keseluruhan
terhadap produk danatau jasa para pesaing. b.  Dimensi Kepuasan Pelanggan
Berbagai  penelitian  memilih  kepuasan  pelanggan  ke  dalam  komponen- komponennya.  Umumnya  proses  semacam  ini  terdiri  atas  empat  langkah.
Pertama,  mengidentifikasi  dimensi-dimensi  kunci  kepuasan  pelanggan. Kedua,  meminta  pelanggan  menilai  produk  danatau  jasa  perusahaan
berdasarkan item-item spesifik, seperti kecepatan layanan, fasilitas layanan, atau keramahan staf layanan pelanggan. Ketiga, meminta pelanggan menilai
produk  danatau  jasa  pesaing  berdasarkan  item-item  spesifik  yang  sama.
40
Dan keempat, meminta para pelanggan untuk menentukan dimensi-dimensi yang  menurut  mereka  paling  penting  dalam  menilai  kepuasan  pelanggan
keseluruhan. c.  Konfirmasi Harapan
Dalam  konsep  ini,  kepuasan  tidak  diukur  langsung,  namun  disimpulkan berdasarkan  kesesuaianketidaksesuaian  antara  harapan  pelanggan  dengan
kinerja  aktual  produk  perusahaan  pada  sejumlah  atribut  atau  dimensi penting.
d.  Nilai Beli Ulang Kepuasan  pelanggan  diukur  secara  behavioral  dengan  jalan  menanyakan
apakah pelanggan akan berbelanja atau menggunakan jasa perusahaan lagi. e.  Kesediaan Untuk Merekomendasi
Dalam  kasus  produk  yang  pembelian  ulangnya  relatif  lama  atau  bahkan hanya  terjadi  satu  kali  pembelian  seperti  pembelian  mobil,  broker  rumah,
asuransi  jiwa,  tur  keliling  dunia,  dan  sebagainya,  kesediaan  pelanggan untuk  merekomendasikan  produk  kepada  teman  atau  keluarganya  menjadi
ukuran yang penting untuk dianalisis dan ditindaklanjuti. f.  Ketidakpuasan Pelanggan
Beberapa  macam  aspek  yang  sering  ditelaah  guna  mengetahui ketidakpuasan  pelanggan  meliputi  komplain,  retur  atau  pengembalian
produk,  biaya  garansi,  product  recall,  gethok  tular  negatif,  dan  defections konsumen yang beralih ke pesaing.
41
Berdasarkan  enam  cara  mengukur  kepuasan  pelanggan  diatas, penelitian ini menggunakan cara yang paling sederhana, dengan maksud untuk
mempermudah  dalam  pengujian  kuesioner  nantinya.  Adapun  cara  mengukur kepuasan  pelanggan  yang  digunakan  penulis  adalah  cara  yang  pertama  yaitu
“Mengukur  Kepuasan  Pelanggan  Secara  Keseluruhan”.  Adapaun  indikator yang  digunakan  dalam  mengukur  kepuasan  pelanggan  secara  keseluruhan
adalah: 1  Mengukur  tingkat  kepuasan  pelanggan  terhadap  produk  danatau  jasa
perusahaan bersangkutan. 2  Menilai dan membandingkannya dengan tingkat kepuasan pelanggan secara
keseluruhan terhadap produk danatau jasa para pesaing.
F. Penelitian Terdahulu