25
C. Kualitas Pelayanan
1.  Pengertian Kualitas Pelayanan Sebuah  perusahaan  jasa  harus  menjaga  kualitas  jasa  yang  di  tawarkan
harus  berada  diatas  saingan  dan  lebih  hebat  dari  yang  dibayangkan  oleh konsumen. Apabila kualitas jasa yang diterima oleh konsumen lebih baik atau
sama  dengan  yang  ia  bayangkan,  maka  ia  cenderung  akan  mencobanya kembali.  Akan  tetapi,  bila  perceived  services  lebih  rendah  dari  expected
services,  maka  konsumen  akan  kecewa  dan  akan  menyetop  hubungannya dengan perusahaan jasa yang bersangkutan Alma, 2014:282.
American  society  for  quality  control,  mengartikan  kualitas  adalah keseluruhan  ciri-ciri  dan  karakteristik  dari  suatu  produk  atau  jasa  dalam
kemampuannya  untuk  memenuhi  kebutuhan-kebutuhan  yang  telah  ditentukan atau bersifat laten Lupiyoadi dan Hamdani 2006:175.
Lewis  dan  Booms  1983  dalam  Tjiptono  2008:85  mendefinisikan kualitas  jasa  sebagai  ukuran  seberapa  bagus  tingkat  layanan  yang  diberikan
mampu sesuai dengan ekspektasi pelanggan. Berdasarkan definisi ini, kualitas layanan  ditentukan  oleh  kemampuan  perusahaan  memenuhi  keinginan  dan
kebutuhan pelanggan sesuai dengan ekspektasi pelanggan. Pada prinsipnya, definisi kualitas jasa berfokus pada upaya pemenuhan
kebutuhan  dan  keinginan  pelanggan  serta  ketepatan  penyampaiannya  untuk mengimbangi  harapan  pelanggan.  Harapan  pelanggan  bisa  berupa  3  macam
tipe.  Pertama,  will  expectation,  yaitu  tingkat  kinerja  yang  diprediksi  atau
diperkirakan  konsumen  akan  diterimanya,  berdasarkan  semua  informasi  yang
26
diketahuinya.  Tipe  ini  merupakan  tingkat  harapan  yang  paling  sering
dimaksudkan  oleh  konsumen  sewaktu  menilai  kualitas  jasa  tertentu.  Kedua,
should  expectation,  yaitu  tingkat  kinerja  yang  dianggap  sudah  sepantasnya diterima konsumen. Biasanya tuntutan dari apa yang seharusnya diterima jauh
lebih  besar  daripada  apa  yang  diperkirakan  bakal  diterima.  Ketiga,  ideal
expectation, yaitu tingkat kinerja optimum atau terbaik yang diharapkan dapat diterima konsumen Tjiptono, 2014:268.
Banyak  kriteria  atau  ukuran  kualitas  yang  bervariasi  dan  cenderung terus  dapat  berubah  sepanjang  waktu,  maka  tidaklah  mudah  untuk
mendefiniskan  kualitas  secara  tepat.  Namun  demikian  para  ahli  berpendapat bahwa  kualitas  secara  konvensional  menggambarkan  karakteristik  langsung
dari suatu produk seperti performance, kehandalan, mudah dalam penggunaan, dan estetika.
Konsep  kualitas  pada  dasarnya  bersifat  relatif,  yaitu  tergantung  dari perspektif yang digunakan untuk menentukan ciri-ciri dan spesifikasinya. Pada
dasarnya  terdapat  tiga  orientasi  kualitas  yang  seharusnya  konsisten  satu  sama lain  yaitu:  persepsi  konsumen,  produk  jasa,  dan  proses.  Konsistensi  jasa
untuk  ketiga  orientasi  tersebut  dapat  memberi  kontribusi  pada  keberhasilan suatu  perusahaan  dalam  mewujudkan  kepuasan  pelanggan,  kepuasan
karyawan, dan profitabilitas organisasi. 2.  Dimensi Kualitas Pelayanan
Dalam  salah  satu  studi mengenai  SERVQUAL  oleh  Parasuraman  dkk. 1998  dalam  Lupiyoadi  2013:216  melibatkan  800  pelanggan  yang  terbagi
27
dalam empat perusahaan berusia 25 tahun ke atas, disimpulkan bahwa terdapat lima dimensi SERVQUAL sebagai berikut:
a.  Berwujud  tangible,  yaitu  kemampuan  suatu  perusahaan  dalam menunjukkan  eksistensinya  kepada  pihak  eksternal.  Penampilan  dan
kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan yang dapat diandalkan keadaan lingkungan sekitarnya merupakan bukti nyata dari pelayanan yang
diberikan  oleh  pemberi  jasa.  Hal  ini  meliputi  fasilitas  fisik  contoh: gedung,  gudang,  dan  lain-lain,  perlengkapan  dan  peralatan  yang
digunakan teknologi, serta penampilan pegawainya. b.  Reliabilitas,  yaitu  kemampuan  perusahaan  untuk  memberikan  pelayanan
sesuai dengan yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan harapan pelanggan yang berarti ketepatan waktu, pelayanan
yang sama untuk semua pelanggan tanpa kesalahan, sikap  yang simpatik, dan dengan akurasi yang tinggi.
c.  Ketanggapan responsiveness, yaitu suatu kebijakan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat responsif dan tepat kepada pelanggan,
dengan  penyampaian  informasi  yang  jelas.  Membiarkan  pelanggan menunggu menciptakan persepsi yang negatif dalam kualitas pelayanan.
d.  Jaminan  dan  kepastian  assurance,  yaitu  pengetahuan,  kesopansantunan, dan  kemampuan  para  pegawai  perusahaan  untuk  menumbuhkan  rasa
percaya  para  pelanggan  kepada  perusahaan.  Hal  ini  meliputi  beberapa komponen  antara  lain  komunikasi  communication,  kredibilitas
28
credibility,  keamanan  security,  kompetensi  competence,  dan  sopan santun courtesy.
e.  Empati  empathy,  yaitu  memberikan  perhatian  yang  tulus  dan  bersifat individual  atau  pribadi  yang  diberikan  kepada  para  pelanggan  dengan
berupaya  memahami  keinginan  mereka.  Hal  ini  mengharapkan  bahwa suatu perusahaan memiliki pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan,
memahami  kebutuhan  pelanggan  secara  spesifik,  serta  memiliki  waktu pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan.
Berdasarkan  penelitian  Aryani  dan  Rosinta  2010  berpendapat bahwa  terdapat  pengaruh  antara  kualitas layanan  KFC  terhadap  kepuasan
pelanggan  pada  Mahasiswa  FISIP  UI.  Berdasarkan  hasil  pengujian diperoleh  bahwa  variabel  kualitas  layanan  mempunyai  pengaruh  positif
secara  langsung  terhadap  variabel  kepuasan  pelanggan  sebesar  0,792 dengan  nilai  p-value  0,00.  Pengaruh  tersebut  signifikan  karena  nilai  p-
value lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan  penelitian  terdahulu  diatas  dapat  disimpulkan  bahwa
semakin tinggi
kualitas pelayanan
Bank Muamalat
Cabang Padangsidimpuan,  maka  akan  semakin  tinggi  kepuasan  nasabah  terhadap
produk yang ditawarkan oleh bank.
29
D. Nilai Pelanggan