BAB 4. HASIL
Penelitian dilaksanakan di dua lokasi yaitu tempat praktek swasta dokter spesialis paru di jalan Jemadi no.8 Pulau Brayan Darat yang berjarak ± 12 km
dari pusat kota Medan dan Balai Pengobatan Pemberantasan Penyakit Paru- paru BP4 di jalan Asrama no.18 Simpang Gaperta yang berjarak ± 20 km
dari pusat kota Medan. Dari 82 orang penderita TB paru dewasa dengan BTA sputum positif,
didapati 100 orang anak usia 3 bulan sampai 5 tahun yang tinggal serumah dengan mereka. Dari 82 penderita TB dewasa ini, terdapat 14 penderita yang
memiliki kontak dengan dua orang anak dan dua orang penderita yang kontak dengan tiga orang anak, sisanya 66 orang masing-masing kontak
dengan satu orang anak. Dari 100 orang anak ini, masing-masing 50 orang yang sudah diimunisasi BCG dan 50 orang yang belum diimunisasi BCG.
Distribusi dan karakteristik sampel pada kedua kelompok yang sudah dan belum diimunisasi terdapat pada table 4.1. Rerata umur, jenis kelamin,
berat badan, dan tinggi badan kelompok yang sudah dan belum imunisasi BCG tidak jauh berbeda. Tidak ada anak dengan status nutrisi gizi buruk.
Jumlah sampel yang memiliki saudara dua orang ditemukan terbanyak pada kedua kelompok.
Tabel 4.1.Karakteristik dasar sampel
Karakteristik BCG +
n = 50 BCG -
n = 50 Umur tahun, rerata SD
1 tahun 1 – 2 tahun
2 – 3 tahun 3 – 4 tahun
4 tahun Jenis kelamin, n
laki-laki perempuan
Berat badan kg, rerata SD Tinggi badan cm, rerata SD
Status nutrisi Kegemukanobesitas
overweight gizi cukup
gizi kurang gizi buruk
Jumlah saudara, n: satu
dua tiga
empat lima
enam tujuh
Pendidikan ayah, n SD
SMP SMA
Diploma S1
Pendidikan ibu, n SD
SMP SMA
Diploma S1`
Pekerjaaan orangtua, n Tukang becak
Buruh Petani
Nelayan Wiraswasta
Pegawai swasta Pegawai Negeri Sipil
Penghasilan orangtua, n 500 ribu
500 ribu – 1 juta 1 juta – 2 juta
2 juta – 3 juta 3 juta – 4 juta
4 juta – 5 juta 2.7 1.51
4 8 15 30
10 20 4 8
17 34 29 58.0
21 42.0 13.0 5.05
89.5 16.77 2 4
11 22 20 40
17 34 0 0
15 30.0
29 58.0 4 8.0
2 4.0
2 4.8 3 6.0
41 82.0 4 8.0
2 4.0 12 24.0
30 60.0 2 4.0
4 8.0 2 4.0
4 8.0 9 18.0
30 60.0 3 6.0
2 4.0 2 4.0
29 58.0 12 24.0
7 14.0 3.1 1.44
4 8 7 14
10 20 11 22
18 36 24 48.0
26 52.0 13.3 4.57
87.2 15.90 3 6
14 28 16 22
17 34 14 28.0
19 38.0 10 20.0
3 6.0 2 4.0
2 4.0 5 10.0
21 42.0 23 46.0
1 2.0 10 20.0
17 34.0 20 40.0
3 6.0 3 6.0
11 22.0 2 4.0
1 2.0 33 66.0
2 4.0 35 70.0
9 18.0 3 6.0
1 2.0
Demikan juga sebagian besar pendidikan terakhir ayah dan ibu pada kedua kelompok adalah Sekolah Menengah Umum SMU. Pekerjaan orangtua
terbanyak adalah wiraswasta, dengan penghasilan terbanyak pada kisaran 500 ribu sampai 1 juta pada kedua kelompok.
Selanjutnya pada kelompok yang sudah dan belum diimunisasi BCG dilakukan uji Mantoux. Kedua kelompok ini sama-sama memiliki riwayat
kontak dengan penderita TB paru dewasa BTA sputum positif. Penilaian uji Mantoux meliputi diameter indurasi yang timbul dan penilaian infeksi TB
positif atau negatif, sesuai dengan cut off poin yang digunakan yaitu ≥15 mm
untuk anak yang sudah diimunisasi dan ≥10 mm untuk anak yang belum
diimunisasi.
Tabel 4.2 Rerata diameter indurasi uji Mantoux pada kedua kelompok
Uji Mantoux BCG +
BCG - IK 95
P Diameter indurasi mm,
rerata SD 7.6
5.98 9.6
4.89 -4.25;0.20
0.074
Dari Tabel 4.2 terlihat bahwa diameter indurasi uji Mantoux, antara kelompok yang sudah diimunisasi BCG dengan yang belum diimunisasi BCG tidak
berbeda signifikan.
Meskipun tidak dijumpai perbedaan yang signifikan antara diameter indurasi uji Mantoux pada kelompok yang sudah diimunisasi BCG dengan yang belum
imunisasi BCG, tetapi penilaian antara status imunisasi terhadap hasil uji Mantoux dijumpai perbedaan yang signifikan, dengan odds ratio OR 0.11
yang berarti bahwa status imunisasi BCG merupakan faktor protektif terhadap hasil uji Mantoux test Tabel 4.3
Tabel 4.3. Hubungan status imunisasi BCG terhadap uji Mantoux
Hasil uji Mantoux P
OR IK 95 Negatif
Positif Imunisasi BCG:
Positif Negatif
41 17
9 33
0.0001 0.113 0.045;0.286
Tabel 4.4. Perbedaan rerata diameter indurasi uji Mantoux berdasarkan usia dan status nutrisi
Dari hasil analisa menggunakan uji anova untuk melihat ada tidaknya perbedaan rerata indurasi mantoux berdasarkan usia dan status nutrisi untuk
kedua kelompok menunjukkan tidak ditemukan perbedaan yang signifikan P0.05.
Tabel 4.5 Perbedaan rerata indurasi uji Mantoux berdasarkan riwayat kontak
Karakteristik BCG + BCG - Mean SD IK 95 P Mean SD IK 95 P
Riwayat kontak orangtua 8.61 6.06 -1.59-5.25 0.29 10.64 4.20 -0.93-4.49 0.19
bukan orangtua 6.78 5.89 8.86 5.31
Karakteristik
BCG + BCG -
Mean SD
IK 95 P
Mean SD
IK 95 P
Usia 1 tahun
4.75 4.27
-2.05 - 11.55 0.65
9,00 6,05
-0.64-18.64 0.87
1 – 2 tahun 7.8
5.67 4.66-10.94
8.43 4.43
4.33-12.53 2 – 3 tahun
6.4 6.29
1.90-10.90 11.00
3.84 8.26-13.74
3 – 4 tahun 10.75
3.78 4.74-10.76
9.27 4.84
6.02-12.52 4 tahun
8.12 6.87
4.58-11.65 9.72
5.65 6.90-12.54
Status Nutrisi Obesitas
7.50 6.36
-49.68-64.68 0.72
7.33 6.43
-8.64-23.30 0.60
Overweight 5.82
4.92 2.52-9.12
9.79 2.97
8.07-11.5 Gizi cukup
8.40 5.85
5.66-11.14 8.81
5.32 5.98-11.65
Gizi kurang 7.88
6.94 4.32-11.45
10.71 5.61
7.82-13.59
Dari tabel 5 diperoleh bahwa tidak ditemukan perbedaan rerata indurasi uji Mantoux yang signifikan antara riwayat kontak dengan orangtua dan bukan
orangtua.
Tabel 4.6. Analisis korelasi dan regresi lama imunisasi BCG dengan indurasi uji Mantoux
Variabel r R
2
Persamaan garis P Lama imunisasi BCG 0.166 0.03 5.82+0.056lama imunisasi BCG 0.25
Dari hasil analisis korelasi dan regresi linier terbukti bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna lama imunisasi BCG terhadap indurasi Mantoux
pada kelompok responden dengan BCG positif P0.05
LamaJarak Imunisasi
60 50
40 30
20 10
Indur asi
20
10
-10
Gambar 4.1. Grafik korelasi lama imunisasi terhadap indurasi uji Mantoux
BAB 5. PEMBAHASAN