Meskipun beberapa penelitian menitikberatkan pada fungsi sel T CD4 yang berperan sebagai antimikobakteri melalui produksi sitokin dan aktivasi
makrofag, mekanisme lain dari sel T pada sistem pertahanan tubuh adalah melalui sitolisis langsung oleh makrofag dan sel fagosit yang terinfeksi M.
tuberculosis. Sel T CD8 merupakan populasi sel T sitolitik yang mempunyai fungsi pertahanan terhadap patogen intraseluler. Peran sel T CD8 dapat
dibuktikan dengan percobaan bahwa deplesi sel T CD8 akan memperburuk infeksi M. tuberculosis dan imunisasi BCG pada tikus, dan transfer sel CD8
yang selektif akan melindungi terhadap tuberkulosis. Berbagai studi in vitro menunjukkan bahwa sel T CD4 yang reaktif terhadap mikobakterium sangat
potensial menghasilkan IFN. Namun IFN juga dihasilkan oleh sel T CD8 yang spesifik terhadap mikobakterium.
11
2.3. Faktor Risiko
Terdapat beberapa faktor yang mempermudah terjadinya infeksi TB maupun timbulnya penyakit TB pada anak.
3,12,13
Faktor-faktor tersebut dibagi menjadi faktor risiko infeksi dan faktor risiko penyakit.
2.3.1 Risiko Infeksi TB Kejadian infeksi TB tidak sama pada semua kelompok umur. Kemungkinan
terjadinya infeksi lebih tinggi pada kelompok umur yang lebih muda. Selain itu, juga dipengaruhi oleh daya tahan tubuh anak. Kondisi yang membuat
daya tahan anak turun, meningkatkan kejadian infeksi TB anak. Kejadian
epidemik dari infeksi HIV saat ini, meningkatkan insidensi kejadian infeksi TB anak. Suatu penelitian di Kenya melaporkan prevalensi TB meningkat 50
pada yang terinfeksi HIV.
12
Risiko infeksi juga meningkat pada anak-anak yang tinggal serumah dengan penderita TB dewasa terutama anak-anak
yang kontak dengan penderita dewasa dengan BTA sputum positif.
12,13
Selain itu juga dipengaruhi oleh kondisi tempat tinggal yaitu ukuran rumah, kepadatan penghuni dan ventilasi rumah.
12
2.3.2. Risiko Sakit TB Risiko sakit TB pada anak dipengaruhi oleh usia. Anak-anak usia
≤ 5 tahun yang telah terinfeksi TB memiliki risiko lebih besar untuk mengalami progresi
infeksi menjadi sakit TB karena imunitas selulernya belum berkembang sempurna. Selain itu, juga dipengaruhi oleh konversi uji tuberkulin dalam satu
tahun terakhir, malnutrisi, keadaan imunokompromais, kepadatan hunian, dan virulensi M. tuberculosis.
3
2.4. Diagnosis
Diagnosis pasti TB ditegakkan dengan ditemukannya M. tuberculosis pada pemeriksaan sputum, bilas lambung, cairan serebrospinal, cairan pleura dan
biopsi jaringan. Pada anak, kesulitan menegakkan diagnosis pasti
disebabkan oleh dua hal, yaitu sulitnya pengambilan sputum dan jumlah kuman yang sedikit paucibacillary.
2,3
Pada anak, diagnosis TB, ditentukan berdasarkan gambaran klinis dan pemeriksaan penunjang seperti uji tuberkulin, foto toraks, dan pemeriksaan
laboratorium. Adanya riwayat kontak dengan pasien TB dewasa BTA sputum positif, uji tuberkulin positif, gejala klinis TB dan foto toraks sugestif TB,
merupakan dasar untuk menyatakan anak sakit TB.
2,3
2.5. Uji Tuberkulin