Teori S-O-R Kerangka Teori

mudah kalau pola perilaku mereka terletak pada tingkat perkembangan yang sesuai.

2.1.9 Teori S-O-R

Penelitian ini menggunakan teori S-O-R yaitu singkatan dari Stimulus- Organism-Response. Berdasarkan teori ini, organisme menghasilkan perilaku tertentu jika ada kondisi stimuli tertentu. Yaitu keadaan internal organisme berfungsi menghasilkan respon tertentu jika ada kondisi stimulus tertentu pula. Pada dasarnya, prinsip teori ini merupakan suatu prinsip belajar yang sederhana, dimana efek merupakan reaksi terhadap stimuli tertentu. hal ini memungkinkan seseorang dapat mengharapkan suatu kaitan yang erat antara pesan-pesan media atau reaksi audiens. Prinsip situmulus-respon ini merupakan dasar dari teori jarum hipodermik, teori klasik mengenai proses terjadinya efek media massa yang sangat berpengaruh. Teori ini memandang bahwa sebuah pemberitaan media massa diibaratkan sebagai obat yang disuntikkan kedalam pembuluh darah audience, yang kemudaian audience akan bereaksi seperti yang diharapkan. Dalam masyarakat massa, dimana prinsip S-R mengasumsikan bahwa pesan informasi dipersiapkan oleh media dan didistribusikan secara sistematis dan dalam skala yang luas. Sehingga secara serempak pesan tersebut dapat diterima oleh sejumlah besar individu, bukan ditunjukkan pada orang per orang. Kemudian sejumlah besar individu tersebut akan merespon pasan informasi itu. Selanjutnya teori ini mengatakan bahwa perilaku dapat berubah hanya apabila stimulus rangsang yang diberikan benar-benar melebihi dari stimulus semula. Stimulus yang dapat melebihi stimulus semula ini berarti stimulus yang diberikan harus dapat meyakinkan organisme. Dalam meyakinkan organisme ini, faktor reinforcement memegang peranan penting. Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula. Mengutip pendapat Hovland, Janis dan Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting yaitu : Universitas Sumatera Utara Prof. Dr. Mar’at Effendy, 2003:255, dalam bukunya “sikap manusia”, perubahan serta pengukurannya” mengutip pendapat Hovland, Jannis, Kelly yang mengatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru, ada tiga variabel penting yaitu: 1. Perhatian 2. Pengertian 3. Penerimaan Gambar 1. Model S-O-R Jika teori diatas dikaitkan dengan penelitian ini maka dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Stimulus pesan yang dimaksud adalah penggunaan teknologi handphone. 2. Organism komunikan yang menjadi sasaran adalah Siswa SMP Yayasan Namira Medan. 3. Response efek disini adalah perubahan perilaku. Stimulus Orrlllelllsponseganis Organism - Perhatian Response Universitas Sumatera Utara Teori stimulus respon pada dasarnya mengatakan bahwa efek merupakan reaksi terhadap situasi tertentu. Dengan demikian, seseorang dapat mengharapkan sesuatu dengan sejumlah pesan yang disampaikan melalui penyiaran. Teori ini juga memandang bahwa pesan dipersepsikan dan didistribusikan secara sistemik dan dalam skala yang luas. Pesan, karenanya, tidak ditujukan kepada orang dalam kapasitasnya sebgai individu, tapi sebagai bagian dari masyarakat. Untuk mendistribusikan pesan sebanyak mungkin, penggunaan teknologi merupakan keharusan. Mufid, 2005: 22 McQuail menjelaskan elemen-elemen utama dari teori ini adalah: - Pesan stimulus - Penerima atau receiver organism - Efek respon Stimulus respon dijelaskan bahwa setiap rangsangan pasti akan menghasilkan respon tertentu. penambahan media baru dari komunikasi massa seperti radio, film dan perkembangan dunia iklan di amerika contohnya, pembelajaran atas efek kekuatan dan keeragaman ini mendapatkan penambahan momentum. Selama periode, dari dua perang dunia ini, peranan dari media massa dipandang sebagi alat yang memilki kekuatan untuk merubah atau memanipulasi opini dan perilaku masyarakatdengan sempurna, dan dengan demikian menurut tingkah laku mereka pada periode yang secara relative singkat. Katz dalam Melkote, 1991:67 berpendapat bahwa model pikiran pada peneliti sebelumnya dilihat pada : 1. Seluruh kekuatan media, yang mampu mempengaruhi pemikiran dalam ketidakberdayaan, dan 2. Audiens massa terpisah, yang dihubungkan tidak secara langsung dengan media massanya. Hosland 1953 mengatakan bahwa proses perubahan perilaku pada hakekatnya sama dengan proses belajar. Proses perubahan perilaku tersebut menggambarkan proses belajar pada individu yang terdiri dari : Universitas Sumatera Utara - Stimulus rangsangan yang diberikan pada organisme dapat diterima atau ditolak. Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak berarti stimulus itu tidak efektif mempengaruhi perhatian individu dan berhenti disini. Tetapi bila stimulus diterima oleh organisme berarti ada perhatian dari individu dan stimulus tersebut efektif. - Apabila stimulus telah mendapat perhatian dari organisme diterima maka ia mengerti stimulus ini dan dilanjutkan kepada proses berikutnya. - Setelah itu organisme mengolah stimulus tersebut sehingga terjadi kesediaan untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya bersikap. - Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka stimulus tersebut mempunyai efek tindakan dari individu tersebut perubahan perilaku. Selanjutnya teori ini mengatakan bahwa perilaku dapat berubah hanya apabila stimulus rangsang yang diberikan benar-benar melebihi dari stimulus semula. Stimulus yang dapat melebihi stimulus semula ini berarti stimulus yang diberikan harus dapat meyakinkan organisme. Dalam meyakinkan organisme ini, faktor reinforcement memegang peranan penting. Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula.

2.2 Kerangka Konsep