Pembanding Farmakope Indonesia sertifikat bahan baku pembanding dapat dilihat pada Lampiran1.
2.2.3 Alat-alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah buret 25 ml, mikroburet 5 ml, neraca analitik Bueco Germany , blender National , kertas
saring, statif dan klem, eksikator, oven Memmert , pipet ukur 10 ml, pipet volum 1 ml, pipet volum 2 ml, pipet volum 5 ml, botol timbang Pyrex, pH indicator
universal E.Merck, dan alat-alat gelas.
2.3 Rancangan Penelitian
2.3.1 Sampel
2.3.1.1Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan secara purposif yang dikenal juga sebagai sampling pertimbangan dimana pengambilan sampel dilakukan berdasarkan
pertimbangan bahwa semua buah mangga yang beredar di kota Medan mengandung vitamin C.
Pelaksanaan sampling meliputi pengambilan buah mangga dari supermarket dan pasar buah dengan jenis mangga yang berbeda.
2.4 Prosedur penelitian
2.4.1 Pembuatan Pereaksi
Pembuatan pereaksi berdasarkan Farmakope Indonesia Edisi IV: 1. Larutan 2,6-diklorofenol indofenol
Ditimbang seksama 50 mg natrium 2,6-diklorofenol indofenol P yang telah disimpan dalam eksikator, tambahkan 50 ml larutan NaHCO
3
, kocok kuat,
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dan jika sudah terlarut, tambahkan air hingga 200 ml. Saring ke dalam botol bersumbat kaca berwarna coklat.
2. Larutan asam metafosfat-asetat Dilarutkan 15 g asam metafosfat P dalam 40 ml asam asetat glasial P dan
encerkan dengan air secukupnya hingga 500 ml. Simpan di tempat dingin, hanya boleh digunakan dalam 2 hari.
3. Larutan natrium bikarbonat 0,084 Dilarutkan 84 mg natrium bikarbonat dalam 100 ml air.
4. Larutan feri klorida 3 Dilarutkan 3 g feri klorida dalam 100 ml air.
5. Larutan perak nitrat 0,1 N Dilarutkan 17,5 g perak nitrat dalam 1000 ml air
6. Larutan natrium hidroksida 2 N Dilarutkan 8,002 g natrium hidroksida dalam 100 ml air
7. Larutan ammonium hidroksida 1 N Diencerkan 7,4 ml ammonium hidroksida 25 vv dalam 100 ml air.
8. Larutan perak amoniakal Dicampur sama banyak larutan perak nitrat dan larutan natrium hidroksida
dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan larutan ammonium hidroksida setetes demi setetes sampai endapan yang terbentuk larut kembali Feigl, 1960.
2.4.2 Perhitungan Kesetaraan Pentiter 2,6-Diklorofenol Indofenol
Ditimbang seksama 50 mg asam askorbat BPFI, pindahkan ke dalam labu tentukur 100 ml, kemudian dilarutkan dengan larutan asam metafosfat-asetat LP,
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dicukupkan sampai garis tanda. Dipipet 1 ml, dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan ditambahkan larutan asam metafosfat-asetat 6 ml. Titrasi segera dengan
larutan 2,6-diklorofenol indofenol hingga warna merah muda mantap tidak kurang dari 5 detik. Lakukan titrasi blanko menggunakan 7 ml asam metafosfat-asetat dan
dititrasi dengan larutan 2,6-diklorofenol indofenol hingga warna merah muda mantap. Kadar larutan baku 2,6-diklorofenol indofenol dinyatakan dengan
kesetaraan dalam mg asam askorbat Ditjen POM, 1995. Perhitungan kesetaraan dilakukan dengan rumus:
Kesetaraan mg
Vb Vt
Vc kadar
W Va
Keterangan: Va = Volume aliquot ml
W = Berat vitamin C mg Vt = Volume titrasi ml
Vb = Volume blanko ml Vc = Volume labu tentukur ml
2.4.3 Penyiapan Larutan Sampel