Sikap dengan Unmet need KB

Demikian juga dengan Gadow 1999 meneliti hubungan antara pengetahuan tentang waktu ovulasi dan keluarga berencana dengan penggunaan alat kontrasepsi dan kehamilan yang tidak diinginkan pada 18 rumah sakit di Amerika Selatan, menemukan pengetahuan berhubungan dengan kehamilan yang tidak diinginkan dan penggunaan alat kontarsepsi.

5.3. Sikap dengan Unmet need KB

Sebagian besar responden dalam penelitian ini menyatakan setuju dengan KB. Hal ini menandakan sebagian besar responden sudah mempunyai sikap yang positif terhadap KB, walaupun masih ada sebagian kecil yang tidak setuju dengan KB namun unmet need juga lebih banyak terdapat pada respponden yang setuju dengan KB. Hasil analisis hubungan antara sikap responden dengan kejadian unmet need KB menunjukkan bahwa kejadian unmet need KB pada responden yang memiliki sikap setuju sebesar 19,0 dan responden yang sikapnya kurang setuju 47,8. Hal ini berarti bahwa persentase kejadian unmet need KB lebih banyak ditemukan pada responden yang sikapnya kurang setuju. Artinya responden yang sikapnya kurang setuju terhadap KB memiliki peluang lebih besar mengalami kejadian unmet need KB dibanding dengan responden yang sikapnya setuju. Secara statistik dengan menggunakan analisis uji Chi-Square diperoleh p-value sebesar 0,008 p-value 0,05, yang berarti bahwa sikap berhubungan secara signifikan dengan kejadian unmet need KB. Makripuddin 2011, juga menjelaskan bahwa salah satu variabel demografi yaitu sikap berpengaruh terhadap perempuan unmet need unmed need indeks. Notoatmodjo 2010, mengatakan bahwa sikap yang positif akan mempengaruhi niat untuk ikut serta dalam suatu kegiatan. Dengan dasar pengetahuan dan pengalaman masa lalu maka timbul sikap dalam diri manusia dengan perasaan- perasaan tertentu, dalam menanggapi suatu objek yang menggerakkan untuk bertindak. Sikap adalah cara mengkomunikasikan suasana hati dalam diri sendiri kepada orang lain. Bila merasa optimis dan memperkirakan akan berhasil, hal ini menimbulkan sikap positif. Bila merasa pesimis dan menduga hal-hal yang buruk, hal ini bisa menimbulkan sikap negatif. Ajzen 1994, berpendapat bahwa sikap tumbuh karena adanya suatu kecenderungan untuk merespon suka atau tidak suka terhadap suatu obyek, orang lembaga, atau peristiwa tertentu. Mueller 1996, juga mengatakan bahwa sikap ditunjukkan oleh luasnya rasa suka atau tidak suka terhadap sesuatu. Hal ini sesuai dengan pernyataan Berkowitz, “sikap seseorang terhadap objek adalah perasaan mendukung atau memihak ataupun perasaan tidak mendukung terhadap objek,” Saifuddin, 1998. Dengan kata lain, sikap dapat bersifat positif dan negatif.

5.4. Dukungan Suami dengan Unmet need KB