Tidak adanya hubungan yang signifikan antara jumlah anak dengan kejadian unmet need KB dikarenakan adanya larangan dari suami untuk menggunakan alat
kontrasepsi. Ketidaksetujuan atau penentangan suami terhadap pemakaian alat kontrasepsi dengan alasan yaitu suami melarang istrinya untuk memakai alat
kontrasepsi karena melihat efek samping seperti terganggunya kesehatan istri setelah memakai alat kontrasepsi, suami menginginkan anak dengan jenis kelamin yang
berbeda dari yang telah mereka punya dan suami menentang istrinya pakai alat kontrasepsi karena suami menginginkan anak dengan jumlah tertentu sebagai pewaris
keturunan. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan yang dilaporkan oleh Syam 2003
bahwa pada penelitiannya di Kota Madya Bukit Tinggi, Sumatera Barat ditemukan adanya hubungan antara jumlah anak dengan kejadian unmet need KB. Penelitian lain
yang menemukan adanya hubungan tersebut diantaranya Klizjing 2000; Nurjanah 1998; dan Afifah 2000 melaporkan adanya hubungan antara jumlah anak dengan
kehamilan yang tidak diinginkan. Sementara iu Carrasco 1999 dan Eggleston 2000, menemukan kejadian kehamilan yang tidak diinginkan lebih banyak terjadi
pada pasangan yang mempunyai anak lebih dari tiga orang karena tidak menggunakan alat kontrasepsi.
5.2.6. Pengetahuan dengan Unmet need KB
Hasil analisis hubungan antara pengetahuan responden dengan kejadian unmet need KB menunjukkan bahwa kejadian unmet need KB pada responden yang
berpengetahuan baik sebesar 23,1 dan responden yang pengetahuannya kurang baik
34,5. Hal ini berarti bahwa persentase kejadian unmet need KB lebih banyak ditemukan pada responden yang pengetahuannya kurang baik. Artinya responden
yang pengetahuannya kurang baik memiliki peluang lebih besar mengalami kejadian unmet need KB dibanding dengan responden yang pengetahuannya baik. Secara
statistik dengan menggunakan analisis uji Chi-Square diperoleh p-value sebesar 0,269 p-value 0,05, yang berarti bahwa pengetahuan tidak berhubungan secara
signifikan dengan kejadian unmet need KB. ari hasil analisis penelitian tersebut menunjukkan bahwa pasangan usia subur
yang ada di wilayah kerja Puskesmas Percut Sei Tuan telah mengetahui manfaat dan tujuan tentang KB, tetapi masih terdapat unmet need KB karena pengetahuan
pasangan usia subur masih kurang mengenai alat-alat kontrasepsi efek samping dan pemanfaatannya. Kurangnya pelayanan informasi dan komunikasi KIE merupakan
salah satu faktor yang menyebabkan pengetahuan responden masih rendah. Padahal menurut Susilo 2006 untuk mencapai peningkatan kualitas layanan KB yang baik
maka penyedia layanan harus memahami hak-hak konsumen KB salah satunya adalah hak untuk memperoleh informasi secara proporsional dan objektif. Untuk itu sangat
diperlukan suatu perbaikan kualitas pelayanan kependudukanKB baik itu promotif maupun dari segi pelayanan penggunaan KB. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Dwiyanto 2003 bahwa perbaikan kualitas pelayanan merupakan suatu cara efektif untuk memperkecil prevalensi unmet need KB.
Hasil penelitian tersebut tidak sejalan dengan hasil-hasil penelitian terdahulu, seperti penelitian Tatang 2001 di Palangkaraya, Kalimantan Tengah menemukan
pengetahuan berhubungan dengan penggunaan alat kontrasepsi oleh wanita PUS.
Demikian juga dengan Gadow 1999 meneliti hubungan antara pengetahuan tentang waktu ovulasi dan keluarga berencana dengan penggunaan alat kontrasepsi dan
kehamilan yang tidak diinginkan pada 18 rumah sakit di Amerika Selatan, menemukan pengetahuan berhubungan dengan kehamilan yang tidak diinginkan dan
penggunaan alat kontarsepsi.
5.3. Sikap dengan Unmet need KB