Pekerjaan dengan Unmet need KB

dengan penggunaan alat kontrasepsi dan Klizjing 2000 pada penelitiannya di Eropa menemukan pendidikan merupakan dimensi penting dari kejadian unmet need KB. Hubungan antara pendidikan dengan kejadian unmet need KB dapat dijelaskan dari sudut pandang pendidikan sebagai faktor predisposisi perilaku dan pendidikan sebagai determinan pengetahuan. Di sisi lain pengetahuan merupakan tahap awal proses pembentukan perilaku yang terdiri dari pengetahuan, persuasi, keputusan, dan konfirmasi Sasongko, 2000.

5.2.4. Pekerjaan dengan Unmet need KB

Hasil analisis hubungan antara status pekerjaan responden dengan kejadian unmet need KB menunjukkan bahwa kejadian unmet need KB pada responden yang bekerja sebesar 16,7 dan responden yang tidak bekerja 48,1. Hal ini berarti bahwa persentase kejadian unmet need KB lebih banyak ditemukan pada responden yang tidak bekerja. Artinya responden yang tidak bekerja memiliki peluang lebih besar mengalami kejadian unmet need KB dibanding dengan responden yang bekerja. Secara statistik dengan menggunakan analisis uji Chi-Square diperoleh p-value sebesar 0,022 p-value 0,05, yang berarti bahwa status pekerjaan berhubungan secara signifikan dengan kejadian unmet need KB. Adanya hubungan tersebut kemungkinan adalah pada kondisi wanita PUS tidak bekerja berpengaruh terhadap keterbatasan kemampuan ekonomi keluarga yang berdampak pada manifest kejadian unmet need KB dan bagi wanita bekerja, tuntutan pekerjaan membuat timbulnya keinginan untuk mempunyai anak sedikit, baik karena pertimbangan waktu yang diperlukan untuk bekerja maupun karena pertimbangan ekonomi. Disisi lain dengan wanita bekerja potensi ekonomi keluarga semakin kuat yang mendorong meningkatnya akses terhadap pelayanan keluarga berencana, sebagai mana dilaporkan Nurwati 1998, bahwa kemandirian PUS terhadap keluarga berencana dipengaruhi oleh status pekerjaan isteri. Hubungan antara pekerjaan wanita PUS dengan kejadian unmet need KB dapat dilihat dari sisi kemampuan ekonomi keluarga untuk mengakses pelayanan keluarga berencana. Oleh karena itu intervensi terhadap permasalahan wanita PUS tidak bekerja sebagai faktor resiko kejadian unmet need KB harus dilihat dari sisi persepsi wanita PUS terhadap manfaat ekonomi anak. Dengan melakukan penyuluhan dan konseling keluarga berencana untuk merubah persepsi wanita PUS dari anak bernilai ekonomi ke persepsi anak memberatkan tanggungan ekonomi keluarga.

5.2.5. Jumlah Anak dengan Unmet need KB