8
mutans .
15
Selain itu, paparan sukrosa terhadap plak yang sudah terbentuk selama 48 jam atau lebih akan mengakibatkan demineralisasi enamel yang membutuhkan waktu
4 jam agar dapat teremineralisasi kembali.
1
2.1.3 Faktor Host
Gigi desidui lebih mudah untuk mengalami karies dibandingkan gigi permanen, hal tersebut terjadi karena enamel pada gigi desidui memiliki kandungan
bahan organik dan air yang lebih banyak daripada gigi permanen. Sedangkan kandungan mineral gigi desidui lebih sedikit daripada gigi permanen, dan kristal-
kristal gigi desidui tidak sepadat gigi permanen.
2
Karies dapat terjadi pada pit dan fissure dan permukaan koronal yang halus. Adanya pit dan fissure yang dalam tidak bisa dibersihkan oleh aksi makanan ketika
mastikasi atau oleh sikat gigi, sehingga area tersebut sering terserang karies. Daerah interproksimal yang tidak dijaga kebersihannya juga merupakan subjek karies.
Permukaan yang licin dan halus jarang terserang kecuali plak dibiarkan terbentuk dan tidak dibersihkan. Hal ini biasa ditemukan pada area servikal. Area yang tidak
cleansable akibat malposisi gigi juga merupakan subjek karies.
10
Saliva berperan penting dalam beberapa hal pada proses karies, seperti penyingkiran substrat dan buffering asam plak, memperlambat proses karies, dan
penting dalam remineralisasi.
11
Dua proses selalu terjadi pada permukaan enamel, yakni pembentukan asam oleh bakteri dan netralisasi asam oleh saliva. Kapasitas
buffering saliva adalah mekanisme paling penting dalam menetralisir asam, di mana
daerah yang terbersihkan dengan baik oleh saliva menjadi imun terhadap karies. Namun tidak semua daerah dapat dicapai oleh saliva, seperti pit dan fissure dan
daerah interproksimal.
10
Meski saliva dari kebanyakan manusia mengandung sistem buffering yang sangat efisien dalam menetralisir asam, tidak semua individu memiliki derajat
proteksi yang sama. Pada beberapa orang kapasitas buffering saliva sempurna, yang lain bisa kurang.
10
Universitas Sumatera Utara
9
Saliva memiliki fungsi self cleansing yang akan membersihkan rongga mulut dari sisa-sisa makanan.
16
Saliva juga memiliki aksi bakteriostatik karena memiliki lisozim yang merupakan agen bakteriostatik. Selain lisozim, juga terdapat antibodi,
bakteriofag, ammonia, dan faktor-faktor lainnya yang bertentangan dengan pertumbuhan bakteri. Keseluruhan kandungan saliva tersebut akan menghalangi
produksi asam dari bakteri dan membatasi aktivitas karies.
10
Kedua hal tersebut memungkinkan saliva untuk menjaga kebersihan rongga mulut.
Saliva memiliki peranan penting dalam mempertahankan integritas dari enamel gigi dengan cara mengatur proses remineralisasi dan demineralisasi. Faktor
utama untuk mengontrol stabilitas enamel adalah pH saliva dan hidroksiapatit sebagai konsentrasi aktif yang dapat membebaskan kalsium, fosfat, dan fluor di dalam
larutan.
16
2.1.4 Waktu