S-ECC Pencegahan TINJAUAN PUSTAKA

13 anak-anak kecil menderita tapi tidak dapat menunjukkan keluhan sakit gigi mereka. Mereka susah tidur dan susah makan.

2.4 S-ECC

AAPD menyatakan bahwa Severe Early Childhood Caries sebagai adanya tanda karies pada permukaan gigi mana pun pada anak usia di bawah 3 tahun. 1 Tampilan klinis dari gigi pada anak usia 3, 4, atau 5 tahun dengan S-ECC mengikuti pola yang pasti, yakni adanya keterlibatan awal karies pada permukaan halus gigi anterior maksila, atau jumlah total permukaan yang terlibat adalah sama atau lebih dari empat permukaan pada usia 3 tahun, lima permukaan pada usia 4 tahun, atau enam permukaan pada usia 5 tahun. 1, 19

2.5 Faktor Predisposisi ECC

Beberapa faktor predisposisi diidentifikasi sebagai faktor risiko ECC, di antaranya kebersihan rongga mulut, mikroorganisme, pola diet anak, sosial ekonomi, dan peran ibu.

2.5.1 Kebersihan Rongga Mulut

Kecenderungan terjadinya karies merupakan ciri-ciri nyata anak dengan kebersihan rongga mulut yang buruk, di mana sering dijumpai penumpukan plak dan deposit-deposit lainnya pada permukaan gigi karena pada anak lebih sulit menjaga kebersihan mulut. Risiko karies akan semakin tinggi pada keadaan gigi yang berjejal dan adanya kelainan lengkung rahang. 1 Kebersihan rongga mulut ditentukan dengan ada tidaknya plak di dalam rongga mulut. Plak gigi sebagai etiologi karies adalah lapisan lunak yang terdiri dari kumpulan mikroorganisme di dalam matriks yang terbentuk dan melekat pada permukaan gigi. 19 Pengukuran kebersihan rongga mulut anak dapat dilakukan dengan mengukur plak menggunakan Indeks plak menurut Green dan Vermillion: 13 Universitas Sumatera Utara 14 0 = Tidak ada plak 1 = Adanya plak yang menutupi tidak lebih dari 13 permukaan gigi 2 = Adanya plak yang menutupi lebih dari 13 tapi tidak lebih dari 23 permukaan gigi 3 = Adanya plak menutupi lebih dari 23 permukaan gigi Gambar 4. Penghitungan skor plak Green dan Vermillion 13 Jumlah skor Indeks plak = ---------------------------------------- Jumlah gigi yang diperiksa

2.5.2 Mikroorganisme

Anak yang belum bergigi, hanya terdapat permukaan mukosa yang terpapar cairan saliva di dalam mulut. S. mutans dapat bertahan dengan membentuk perlekatan koloni pada permukaan mukosa atau hidup bebas di dalam saliva. Flora mulut rata- rata hanya dapat membelah diri sebanyak dua hingga empat kali per hari dan setiap beberapa menit anak akan menelan saliva, sehingga dapat diasumsikan bahwa bakteri tidak dapat bertahan dengan sendirinya di dalam saliva hanya dengan berproliferasi, melainkan harus melekat dengan permukaan oral. 12 Gibbons dan Van Houte pada tahun 1975 menunjukkan bahwa S. mutans memiliki kemampuan yang buruk untuk melekat ke permukaan epitel. 20 Sehingga tidak mungkin organisme tersebut dapat berkolonisasi di dalam mulut sebelum erupsi Universitas Sumatera Utara 15 gigi. Akan tetapi, Wan AK et al. pada tahun 2001 menunjukkan bahwa S. mutans dapat berkolonisasi dalam mulut anak yang tidak bergigi, yakni pada alur-alur lidah. 12 Kolonisasi dini S. mutans adalah faktor risiko yang besar bagi ECC dan juga karies di masa depan. Alaluusua dan Renkonen pada tahun 1982 melakukan pemeriksaan longitudinal untuk kolonisasi S. mutans dan karies pada anak-anak usia 2-4 tahun, anak-anak yang memiliki S. mutans dalam plak pada usia 2 tahun memiliki karies terbanyak pada usia 4 tahun. 12 Pengamatan serupa dilakukan oleh Kohler et al. pada tahun 1988 yang melaporkan bahwa 89 anak-anak dengan kolonisasi S. mutans pada usia 2 tahun memiliki lesi karies pada usia 4 tahun. Sebagai perbandingan, hanya 25 anak yang tidak terinfeksi S. mutans sebelum usia 2 tahun menderita karies pada usia 4 tahun. 12 Sumber utama dari mana anak-anak menerima S. mutans adalah ibu mereka baik melalui udara, saliva, ataupun penggunaan peralatan makan bersama. Bukti didapat dari beberapa pembelajaran klinis oleh Berkowitz RJ dan Jordan H pada tahun 1975, di mana beberapa jenis S. mutans diisolasi dari ibu-ibu dan bayi-bayi mereka menghasilkan profil bakteriosin yang identik. 12

2.5.3 Pola Diet

Risiko karies dipengaruhi oleh frekuensi konsumsi gula, bukan banyaknya jumlah gula yang dikonsumsi. 12 Setiap kali seseorang mengkonsumsi makanan atau minuman mengandung gula, maka asam yang dihasilkan plak akan meningkat dengan segera dan keasaman rongga mulut akan kembali normal bila aktivitas konsumsi dihentikan. Pola pemberian susu yang tidak tepat akan mengakibatkan ECC di mana anak ditidurkan sambil diberi botol berisi susu atau minuman bergula, anak lalu tertidur dan cairan mengalir merendam gigi. Cairan yang mengandung karbohidrat tersebut menjadi media kultur yang sangat baik bagi mikroorganisme asidogenik. Aliran saliva juga berkurang selama tidur, dan pembuangan cairan dari rongga mulut diperlambat. 12 Pengamatan klinis oleh Kotlow pada tahun 1977 mengenai hubungan menyusui malam dengan ECC, mendorong ADA dan AAPD mengeluarkan Universitas Sumatera Utara 16 peringatan kepada orangtua bahwa menyusui yang tidak dibatasi pada malam hari setelah gigi pertama anak erupsi, sebaiknya dihindari karena akan memberi risiko ECC. 19 Anak-anak memiliki tingkat metabolisme yang tinggi dan kebutuhan kalori mereka tinggi. Kebanyakan anak-anak yang menderita ECC memiliki pola diet yang buruk. Orangtua dari anak-anak tersebut menyatakan bahwa anak mereka tidak benar- benar makan pada waktu makan, sehingga untuk mendapatkan kalori yang dibutuhkan, mereka mengonsumsi minuman yang tinggi akan kalori di antara jam makan. 17 Selain itu tidak memakan sarapan secara teratur dan tidak mengonsumsi buah dan sayur setiap harinya juga meningkatkan risiko ECC. 19

2.5.4 Jenis Kelamin

Anak perempuan pada semua usia umumnya mengalami lebih banyak karies daripada anak laki-laki. Hal ini dikarenakan pada anak perempuan erupsi gigi terjadi lebih awal dibanding anak laki-laki, sehingga gigi anak perempuan terpapar serangan karies untuk waktu yang lebih lama. 10 Selain itu, pada anak usia 5 hingga 15 tahun ditemukan bahwa laju aliran saliva terstimulasi meningkat seiring dengan usia dan anak laki-laki memiliki tingkat laju saliva yang secara konsisten lebih tinggi daripada anak perempuan. Kurangnya saliva mengakibatkan kebersihan rongga mulut yang kurang optimal, sehingga pada anak perempuan cenderung akan lebih mudah mengalami karies. 1

2.5.5 Sosial Ekonomi

Pengalaman karies dijumpai lebih rendah pada kelompok sosial ekonomi tidak rendah daripada kelompok sosial ekonomi rendah. Hal ini mungkin dipengaruhi keadaan keuangan keluarga masing-masing kelompok sosial, di mana usaha preventif, kuratif, dan rehabilitatif dalam kesehatan gigi cenderung mahal. 1 Anak yang hidup dalam kemiskinan menderita dua kali lebih banyak gigi yang karies dibanding mereka yang lebih kaya dan mereka lebih cenderung tidak Universitas Sumatera Utara 17 merawat penyakit gigi. 1,19 Dari data demografik dapat dipastikan bahwa anak-anak yang berasal dari keluarga ekonomi rendah memiliki risiko terkena karies yang tinggi. Selain itu, pada saat anak-anak dari tingkat sosial ekonomi rendah menderita penyakit gigi, durasi penyakitnya adalah 12 kali lebih lama dibanding anak dari sosial ekonomi tidak rendah. 1

2.5.6 Peran Ibu

Ibu memiliki peran penting dalam membiasakan anak mereka untuk mengubah kepribadian yang dibutuhkan untuk kebersihan dan kesehatan rongga mulut yang baik. 1 Ibu yang dirinya sendiri tidak mampu menjaga kesehatan gigi dan mulut tentu tidak akan mampu mengubah kepribadian anaknya. Beberapa penelitian telah memfokuskan pentingnya hubungan tingkah laku kesehatan mulut ibu dengan kondisi gigi anak mereka. Penelitian oleh Sasahara et al. pada 1998 mengenai hubungan kondisi gingiva ibu sebagai ukuran dari tingkah laku kesehatan mulut dengan pengalaman karies anak, menyimpulkan bahwa kondisi gingiva ibu memiliki hubungan terhadap prevalensi dan keparahan karies anaknya. 21 Anak usia 3-6 tahun sudah dapat menyikat gigi sendiri namun masih perlu pengawasan dari orangtua. Anak di bawah usia 5 tahun tidak dapat menjaga kebersihan mulutnya secara benar dan efektif, maka orangtua harus melakukan penyikatan gigi anak setidaknya sampai anak berusia 6 tahun. Kemudian orangtua mengawasi prosedur ini secara terus menerus. 22 Horowitz et al. telah melakukan penelitian pada anak usia sekolah tentang pentingnya pengawasan dalam proses penyikatan gigi, di mana hasil yang didapat menunjukkan bahwa skor dmfs lebih rendah pada anak yang diawasi saat menyikat gigi. 1 Tsamtsouris, White, dan Clark juga melakukan penelitian yang serupa pada anak di bawah usia sekolah, pemeriksaan dilakukan dua kali pada anak yang sama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa saat diawasi dan diberi instruksi cara menyikat gigi, anak memiliki skor plak yang lebih rendah dibanding ketika tidak diawasi dan tidak diberi instruksi. 1 Universitas Sumatera Utara 18

2.6 Pencegahan

Tindakan pencegahan adalah bagian yang penting dari perawatan karies. Tindakan pencegahan terdiri atas: 6,17 1. Pemberian Fluor Fluor memiliki kemampuan meningkatkan ketahanan enamel terhadap demineralisasi serta meningkatkan remineralisasi, selain itu fluor juga menurunkan produksi asam di dalam plak. Fluor di dalam makanan memiliki pengaruh pra erupsi terhadap ketahanan gigi terhadap karies di masa depan. Pemberian fluor dapat dilakukan sendiri dengan cara menyikat gigi menggunakan pasta gigi berfluor. Orangtua seharusnya mulai menyikat gigi anak dengan pasta gigi berfluor sejak erupsi gigi pertama kali, sekitar usia 6 bulan. 17 Untuk anak-anak yang dianggap berisiko rendah terkena karies, pasta gigi yang digunakan dapat mengandung 450-600 ppm fluor, konsentrasi fluor yang lebih rendah kurang diyakini manfaatnya. Untuk anak yang diduga berisiko tinggi, tidak dipengaruhi oleh usia, pasta gigi dengan konsentrasi fluor lebih tinggi juga boleh digunakan. Bila menggunakan pasta gigi dengan fluor yang lebih tinggi, orangtua perlu diberitahu untuk menggunakan sedikit saja pasta kurang lebih sebesar kacang kecil dan untuk mengawasi kegiatan menyikat gigi, agar jangan sampai pasta gigi tertelan, dan anak- anak meludah sebisa mungkin setelah menyikat. 17 Pemberian sediaan fluor baik dalam bentuk tetesan atau tablet dimaksudkan untuk anak-anak yang berisiko tinggi karies dan anak-anak yang bila terkena penyakit gigi akan mengakibatkan gangguan serius terhadap kesehatan umum. Pemberian suplemen hanya memiliki efek maksimal bila diberikan dalam jangka lama dan secara teratur. Bila di dalam kandungan air terdapat fluor lebih dari 0,7 ppm, maka tidak perlu diberikan suplemen. 17 Perlu diperhatikan bahwa dosis fluor 1 mgkg berat badan sudah cukup untuk menghasilkan gejala keracunan dan dosis 5 mgkg berpotensi fatal. Gejala-gejala keracunan seperti mual, muntah, hipersalivasi, sakit perut, dan diare. 17 Universitas Sumatera Utara 19 2. Pengendalian Plak Plak sebagai etiologi karies perlu disingkirkan dari rongga mulut untuk mencegah terjadinya proses karies. Tindakan penyingkiran plak dapat dilakukan dengan menyikat gigi. Frekuensi menyikat gigi sangat mempengaruhi timbulnya karies, bahwa pada anak yang rajin menyikat gigi akan mempunyai risiko terkena karies lebih rendah dibandingkan anak yang jarang atau tidak pernah menyikat gigi. 23 Pada anak usia 3-6 tahun, dental floss sudah dapat digunakan oleh anak. Jika daerah kontak interproksimal terlalu rapat maka ibu yang harus melakukannya. Daerah yang paling memerlukan penggunaan dental floss adalah daerah kontak posterior. 1 3. Fisur Silen Fisur silen digunakan pada molar desidui di mana satu atau lebih molar desidui telah terkena karies oklusal. 6,17 Silen memiliki fungsi kariostatik di mana silen menghalangi pit dan fisur secara fisik. Hal ini mencegah kolonisasi baru bakteri di pit dan fisur serta mencegah penetrasi karbohidrat bagi bakteri yang tersisa di dalamnya, sehingga tidak memungkinkan bakteri memproduksi asam dalam konsentrasi kariogenik. 1 4. Modifikasi Diet Orangtua perlu dijelaskan penyebab terjadinya karies dan cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengatasinya. Hindari minuman dengan kandungan gula dan keasaman yang tinggi, contohnya minuman bersoda. Menghentikan kebiasaan minum dari botol di malam hari, mengencerkan jus atau susu di dalam botol dalam jangka waktu beberapa minggu hingga botol akhirnya hanya berisi air. Tidak ada makanan atau minuman boleh diberikan 1 jam sebelum waktu tidur, selama waktu tidur hanya boleh minum air. 6,17 5. Dental Health Education Christensen, Peterson, dan Bhambal pada tahun 2003, dan Sheahan pada tahun 2000 merekomendasikan pendekatan yang terbaik untuk promosi kesehatan adalah untuk mengembangkan pendekatan populasi. Salah satu contoh adalah kampanye kesehatan masyarakat yang ditujukan untuk kebutuhan kesehatan mulut Universitas Sumatera Utara 20 anak-anak, Breakers for Bottle. Keluarga didorong untuk membawa botol susu mereka dan menukarnya dengan yang baru untuk mengurangi bakteri yang terdapat pada botol karena cara memelihara kebersihan yang buruk. Sebuah kampanye kesehatan yang sama, Healthy Smiles adalah program pencegahan karies botol bayi yang multidisiplin dan merupakan lengan dasar dari AAPD, yang menyediakan uang hibah untuk proyek-proyek yang meningkatkan kesehatan gigi. 24 Untuk mengurangi risiko pengembangan ECC, AAPD mendorong tindakan pencegahan baik secara profesional maupun di rumah yang meliputi: 8,25 a. Mengurangi tingkat S. mutans orangtuasaudara untuk mengurangi penularan bakteri kariogenik. b. Meminimalkan tindakan berbagi peralatan makan untuk mengurangi penularan bakteri kariogenik melalui saliva. c. Menerapkan langkah-langkah kebersihan mulut segera setelah erupsi gigi desidui pertama. Menyikat gigi harus dilakukan untuk anak-anak oleh orangtua dua kali sehari, menggunakan sikat gigi lembut yang ukurannya sesuai dengan usia. Pada anak-anak dianggap berisiko karies sedang atau tinggi di bawah usia 2 tahun, olesan pasta gigi berfluor harus digunakan. Dalam semua anak-anak usia 2 sampai 5 tahun, jumlah yang harus digunakan adalah seukuran kacang. d. Melakukan kunjungan kesehatan mulut dalam waktu 6 bulan setelah erupsi gigi pertama dan tidak lebih dari usia 12 bulan untuk melakukan penilaian risiko karies dan menyediakan pendidikan orangtua termasuk bimbingan antisipasi untuk pencegahan penyakit mulut. e. Menghindari konsumsi frekuensi tinggi cairan danatau makanan padat yang mengandung gula, secara khusus: • Minuman yang mengandung gula misalnya, jus, minuman ringan, teh manis, susu dengan tambahan gula dalam botol bayi atau “sippy cup” harus dihindari. Bila memberi jus, harus menggunakan cangkir. • Bayi tidak boleh ditidurkan dengan botol yang diisi dengan susu atau cairan yang mengandung gula. Universitas Sumatera Utara 21 • Menyusui harus dihindari setelah gigi desidui pertama mulai erupsi pada usia 6 bulan dan setelah makanan karbohidrat lainnya diperkenalkan. • Orangtua harus didorong untuk mengajar anak minum dari cangkir ketika mereka mendekati ulang tahun pertama mereka. Bayi harus disapih dari botol antara usia 12 sampai 14 bulan. f. Bekerja dengan penyedia layanan medis untuk memastikan semua bayi dan balita memiliki akses ke pemeriksaan gigi, konseling, dan prosedur pencegahan.

2.7 Kerangka Teori

Dokumen yang terkait

Hubungan perilaku diet anak dengan Early Childhood Caries (ECC) pada anak usia 37-71 bulan di Kecamatan Medan Petisah

10 111 74

Hubungan Sosial Ekonomi Orang Tua, Perilaku Diet, Perilaku Membersihkan Gigi Dan Indeks Kebersihan Rongga Mulut Dengan Early Childhood Caries Pada Anak Usia 37-71 Bulan Di Kecamatan Medan Barat

0 41 103

Hubungan Sosial Ekonomi Orang Tua, Perilaku Diet, Perilaku Membersihkan Gigi Dan Indeks Kebersihan Rongga Mulut Dengan Early Childhood Caries Pada Anak Usia 37-71 Bulan Di Kecamatan Medan Bara

0 35 103

Hubungan Sosial Ekonomi Orang Tua, Perilaku Diet, Perilaku Membersihkan Gigi Dan Indeks Kebersihan Rongga Mulut Dengan Early Childhood Caries Pada Anak Usia 12-36 Bulan di Kecamatan Medan Selayang

0 42 120

Hubungan Antara Sosial Ekonomi Orang Tua, Perilaku Diet, Perilaku Membersihkan Gigi, dan Indeks Kebersihan Rongga Mulut Dengan Early Childhood Caries Pada Anak Usia 12-36 Bulan di Kecamatan Medan Barat

3 61 98

Hubungan Sosial Ekonomi Orang Tua, Perilaku Diet, Perilaku Membersihkan Gigi, dan Indeks Kebersihan Rongga Mulut Dengan Early Childhood Caries Pada Anak Usia 12-36 Bulan di Kecamatan Medan Petisah

6 66 65

Hubungan Perilaku Diet Anak Dengan Early Childhood Caries (ECC) Pada Anak Usia 37-71 Bulan Di Kecamatan Medan Petisah

0 0 2

Hubungan Perilaku Diet Anak Dengan Early Childhood Caries (ECC) Pada Anak Usia 37-71 Bulan Di Kecamatan Medan Petisah

0 0 5

Hubungan Sosial Ekonomi Orang Tua, Perilaku Diet, Perilaku Membersihkan Gigi Dan Indeks Kebersihan Rongga Mulut Dengan Early Childhood Caries Pada Anak Usia 37-71 Bulan Di Kecamatan Medan Barat

0 0 14

HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI ORANG TUA, PERILAKU DIET, PERILAKU MEMBERSIHKAN GIGI DAN INDEKS KEBERSIHAN RONGGA MULUT DENGAN EARLY CHILDHOOD CARIES PADA ANAK USIA 37-71 BULAN DI KECAMATAN MEDAN BARAT

0 0 14