arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi PSAK No.1, 2009:05.
Laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Tujuan penyajian laporan
keuangan menurut Rudianto 2012:20-21 adalah sebagai berikut: a.
Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai sumber-sumber ekonomi dan kewajiban serta modal perusahaan.
b. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan
sumber-sumber ekonomi perusahaan yang timbul dalam aktivitas usaha demi memperoleh laba.
c. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai
laporan untuk mengestimasi potensi perusahaan dalam menghasilkan laba di masa depan.
d. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai
laporan ketika mengestimasi potensi perusahaan dalam menghasilkan laba. e.
Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan sumber-sumber ekonomi dan kewajiban, seperti informasi tentang aktivitas
pembiayaan dan investasi. f.
Untuk mengungkap sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan,
seperti informasi mengenai kebijakan akuntansi yang dianut perusahaan.
B. Analisa Laporan Keuangan
1. Pengertian analisis Laporan Keuangan
Pendapat Bernstein yang dikutip oleh Prastowo 2005:56 tentang analisis laporan keuangan adalah
“Financial statement analysis is the judgment process that aims to evaluate the current and past financial positions and result of
operation of an enterprise, with primary objective of determining the best possible estimates and predictions about future conditions and
performance”.
Analisis laporan keuangan merupakan suatu proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan
dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan utama untuk menentukan estimasi dan prediksi yang
paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang.
Analisis keuangan suatu perusahaan pada dasarnya untuk mengetahui tingkat profitabilitas keuntungan dan tingkat resiko atau
tingkat kesehatan suatu perusahaan Hanafi Halim, 2005:5. 2.
Tujuan Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan bertujuan untuk memberikan asumsi
dasar pertimbangan yang lebih layak dan sistematis dalam rangka memprediksi apa yang mungkin terjadi di masa datang. Selain itu, analisis
laporan keuangan bertujuan untuk mengetahui kondisi dan kinerja yang telah dicapai oleh suatu perusahaan yang diperlihatkan melalui laporan
keuangan. Data-data keuangan tersebut akan diperbandingkan untuk dua periode atau lebih dan dianalisis lebih lanjut sehingga dapat diperoleh data
yang akan dapat mendukung keputusan yang akan diambil Munawir, 2001:31. Dengan menggunakan analisis laporan keuangan, analis dapat
mengukur tingkat likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas dari kondisi keuangan suatu perusahaan.
C. Analisis Rasio Keuangan
Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai
hubungan yang relevan dan signifikan Harahap, 2007:296. Oleh karena itu,
rasio keuangan sangat penting apabila akan melakukan analisa terhadap kondisi keuangan suatu organisasi. Rasio hanya akan menyederhanakan
informasi yang menggambarkan hubungan antar pos-pos yang bersangkutan, misalnya antara utang dan modal, kas dan total aset, harga pokok produksi
dan total penjualan, dan lain sebagainya. Analisis menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu
dengan jumlah yang lain. Dengan menggunakan analisis rasio akan memberikan gambaran mengenai baik atau buruknya suatu keadaan atau
posisi keuangan dari suatu perusahaan terutama bila angka-angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan
sebagai standar Munawir, 2001:64. Analisis Rasio Keuangan merupakan dasar untuk menilai prestasi
operasi perusahaan. Prastowo 2005:80 mengemukakan tujuan analisis rasio untuk menilai efektivitas keputusan yang telah diambil oleh perusahaan
dalam rangka menjalankan aktivitas usahanya. Prihadi 2011:152, mengatakan tujuan analisis rasio digunakan oleh investor dan kreditor dalam
pengambilan keputusan investasi atau penyaluran dana. Bagi investor ada empat rasio keuangan yang paling dominan yang
dijadikan rujukan untuk melihat kondisi kinerja suatu perusahaan yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas Fahmi,
2011 :53. Keempat rasio ini menjadi perhatian investor karena secara dasar dianggap sudah merepresentatifkan analisis awal suatu perusahaan. Untuk
dapat menilai keputusan tersebut, maka analisis laporan keuangan dilakukan dengan cara menghitung rasio-rasio tersebut.
a. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas liquidity ratio adalah kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya Prihadi, 2011:162. Selain itu
juga mampu menginterpretasikan dan menganalisa posisi keuangan jangka pendek serta mampu membantu manajemen untuk melihat efisiensi modal
kerja yang digunakan dalam perusahaan. Dengan hasil perhitungan rasio sebesar ini dapat dikatakan berada dalam posisi aman untuk jangka pendek.
Rasio ini dapat dihitung dengan menggunakan sumber informasi mengenai modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar Harahap,
2007:301 1
Rasio Lancar Current Ratio Rasio lancar adalah perbandingan antara aset dengan utang
lancar. Prihadi, 2011:163. Perhitungan rasio lancar ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh aset lancar perusahaan dapat menjamin
utang dari kreditor jangka pendek. Rasio ini dapat dibuat dalam bentuk berapa kali atau dalam bentuk persentasi. Apabila rasio lancar
mempunyai perbandingan 1:1 atau 100, hal ini berarti bahwa aktiva lancar dapat menutupi seluruh hutang lancar. Rasio lebih aman jika
berada di atas 1. Hal tersebut menggambarkan bahwa jumlah aktiva lancar jauh di atas jumlah hutang lancar Harahap 2007:301. Rasio
yang rendah menunjukkan resiko likuiditas yang tinggi, sedangkan rasio lancar yang tinggi menunjukkan adanya kelebihan aktiva lancar
yang akan mempunyai pengaruh yang tidak baik terhadap profitabilitas perusahaan Hanafi Halim, 2005: 79. Rasio ini dihitung dengan cara
membandingkan aktiva lancar dengan hutang lancar. Rumus current ratio adalah sebagai berikut:
� = Aktiva Lancar
Hutang Lancar x100
2 Quick Ratio atau Acid Test ratio
Quick ratio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang lancar. Rasio ini merupakan
ukuran kemampuan dari suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban- kewajiban dengan tidak memperhitungkan persediaan. Persediaan tidak
diperhitungkan karena memerlukan waktu yang relatif lama untuk direalisasikan menjadi uang kas Munawir, 2001:74. Semakin besar
rasio ini akan semakin baik. Angka rasio ini tidak harus mencapai 100 atau 1:1 Harahap, 2007:302. Rumus quick ratio adalah sebagai
berikut: �
� = Aktiva lancar
− Persediaan Hutang Lancar
x100 3
Cash Ratio Rasio ini merupakan perbandingan antara kas dan surat berharga
dengan hutang lancar. Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas atau setara kas yang tersedia untuk membayar utang
jangka pendek Hery,2015:183. Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan yang sesungguhnya dalam melunasi kewajiban lancarnya
yang akan segera jatuh tempo dengan menggunakan uang kas atau setara kas. Semakin besar rasio ini akan semakin baik. Rumus cash
ratio adalah sebagai berikut. ℎ
� = Kas + Bank + Efek
Hutang Lancar x100
b. Rasio solvabilitas struktur Modal
Solvabilitas adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut
dilikuidasikan, baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang. Suatu perusahaan dikatakan solvabel apabila perusahaan tersebut
mempunyai aktiva ata kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutang-hutangnya, sebaliknya apabila jumlah aktiva tidak cukup atau
lebih kecil daripada jumlah hutangnya berarti perusahaan tersebut dalam keadaan insolvabel Munawir, 2001:32.
Rasio solvency adalah rasio untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya Prihadi,
2011:167. Rasio solvabilitas juga digunakan untuk mengukur perbandingan antara dana yang disediakan oleh pemilik dengan dana yang
dipinjam oleh perusahaan dari kreditor. Rasio solvabilitas yang digunakan yaitu:
1 Rasio Hutang atas Modal Total Debt to Equity ratio
Rasio ini menggambarkan sejauh mana modal pemilik dapat menutupi hutang-hutang ke pihak luar. Semakin kecil rasio ini akan
semakin baik. Semakin tinggi debt to equity ratio semakin kecil jumlah modal pemilik yang dapat dijadikan sebagai jaminan utang. Ketentuan
umum perusahaan seharusnya memiliki debt ratio kurang dari 0,5 atau 50. Rumus rasio ini adalah
� � � =
Total Hutang Modal
X100 2
Rasio Hutang atas Aktiva Total Debt to asset Ratio Rasio ini menggambarkan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh
aktiva. Agar dapat dikatakan aman maka porsi hutang harus lebih kecil daripada aktiva Harahap, 2007:304. Dengan kata lain rasio ini digunakan
untuk mengukur seberapa besar aset perusahaan dibiayai oleh utang, atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pembiayaan aset
Hery, 2015:195. Semakin tinggi debt ratio semakin besar pula kemungkinan perusahaan untuk tidak dapat melunasi kewajibannya.
Ketentuan umum perusahaan seharusnya memiliki debt ratio kurang dari 0,5 atau 50. Rumus rasio ini sebagai berikut:
� � =
Total Hutang Total Aktiva
X100 c.
Rasio Aktivitas Arfan dan Ida Bagus 2010:259 mengemukakan rasio aktivitas
merupakan perhitungan untuk menentukan aktivitas dari kelas tertentu atas aktiva, seperti persediaan untuk dijual kembali, modal kerja dan aktiva jangka
panjang. Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aset yang dimilikinya, termasuk
untuk mengukur tingkat efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan sumber
daya yang ada Hery, 2015:209. Rasio ini juga digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari.
Penggunaan rasio aktivitas disesuaikan dengan tujuan dan kebutuhan perusahaan. Perusahaan dapat menggunakan secara keseluruhan atau hanya
sebagian saja dari jenis rasio aktivitas yang ada. Berikut ini jenis rasio yang digunakan adalah:
1 Collection periods
Rasio ini digunakan untuk mengukur periode rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang dalam satuan hari. Jika
menghasilkan angka yang kecil menunjukkan hasil yang semakin baik. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN No: KEP-100MBU2002
tentang penilaian tingkat kesehatan Badan Usaha Milik Negara rumus untuk menghitung collection periods sebagai berikut:
� �
= Total Piutang Usaha
Total Pendapatan Usaha X 365 hari
2 Perputaran persediaan inventory turn over
Perputaran persediaan merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang tertanam dalam persediaan akan berputar
dalam satu periode atau berapa lama dalam hari rata-rata persediaan tersimpan di gudang hingga akhirnya terjual Hery, 2015:214. Semakin
tinggi rasio perputaran persediaan menunjukkan modal kerja yang tertanam dalam persediaan barang semakin kecil dan hal ini semakin baik
bagi perusahaan. Semakin tinggi rasio perputaran persediaan berarti semakin liquid persediaan perusahaan. Berdasarkan Surat Keputusan
Menteri BUMN No: KEP-100MBU2002 tentang penilaian tingkat kesehatan Badan Usaha Milik Negara rumus untuk menghitung perputaran
persediaan sebagai berikut: Perputaran Persediaan =
Total Persediaan Total Pendapatan Usaha
X 365 hari 3
Perputaran Total Aset Total Asset Turn Over Perputaran total aset merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur keefektifan total aset yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan pendapatan Hery, 2015:214. Perputaran total aset yang
rendah berarti perusahaan memiliki kelebihan total aset, dimana total aset yang ada belum dimanfaatkan secara maksimal untuk menciptakan
pendapatan. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN No: KEP- 100MBU2002 tentang penilaian tingkat kesehatan Badan Usaha Milik
Negara rumus untuk menghitung perputaran total aset sebagai berikut: Perputaran Total Aset =
Total Pendapatan �
� X 100
d. Rasio Profitabilitas
Setiap kegiatan bisnis yang dijalankan baik secara perorangan maupun berkelompok bertujuan untuk mensejahterahkan pemilik maupun
kelompok dengan menambah nilai perusahaan dengan laba yang maksimal. Untuk mendapatkan laba bukanlah suatu pekerjaan yang mudah tetapi
memerlukan perhitungan yang cermat dan teliti serta memperhatikan faktor- faktor yang berpengaruh terhadap organisasiperusahaan baik faktor internal
maupun eksternal.
Rasio profitabilitas mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang
diperoleh dalam hubungan dengan penjualan maupun investasi Fahmi, 2011:135. Rasio rentabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti penjualan, kas, modal. Rasio rentabilitas juga disebut rasio
profitabilitas Harahap, 2007:304. Semakin baik rasio profitabilitas maka semakin tinggi perolehan keuntungan perusahaan Fahmi, 2011:135. Rasio
rentabilitas terdiri dari: 1
Return on Investment ROI Rasio ini merupakan perbandingan antara laba bersih setelah biaya
bunga dan pajak dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Rasio ini melihat sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu memberikan
pengembalian keuntungan sesuai dengan yang diharapkan Fahmi, 2011: 137. Semakin besar rasio ini akan semakin baik. Rumus untuk Return on
Investment ROI yaitu: �
= Laba Bersih
Total Aktiva X100
2 Return on Equity ROE
Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan menggunakan sumber daya yang dimiliki untuk memberikan laba atas ekuitas Fahmi,
2011:137. Rumus untuk menghitung Return on Equity ROE adalah � � =
Laba Bersih Modal
X100
D. Tingkat Kesehatan Keuangan Perusahaan Berdasarkan Surat