a. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
b. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya.
c. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aset yang dimilikinya,
termasuk untuk mengukur tingkat efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang ada. Dalam penelitian ini
difokuskan pada kemampuan rumah sakit secara efektif mengelola piutang usaha, perputaran persediaan dan perputaran total aset.
d. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada
seperti penjualan, kas dan modal.
E. Teknik pengumpulan Data
1. Wawancara
Metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab langsung dengan subyek penelitian.
2. Dokumentasi
Mencatat data-data yang mendukung penelitian baik dokumen yang bersifat keuangan maupun dokumen non keuangan.
F. Teknik Analisis Data.
Untuk menjawab rumusan masalah, teknik analisis data yang digunakan adalah:
1. Melakukan perhitungan rasio keuangan dan pembahasan terhadap
laporan keuangan Rumah Sakit Palang Biru Gombong dengan menggunakan:
a. Rasio likuiditas terdiri dari:
1 Current Ratio
� = Aktiva Lancar
Hutang Lancar X100
Rasio dapat dibuat dalam bentuk berapa kali atau dalam bentuk persentase. Apabila current ratio mencapai 1:1 atau 100
berarti aktiva lancar dapat menutupi semua hutang lancar. Organisasi dapat dikatakan sehat apabila rasio lancarnya berada
di atas 1 atau 100. 2
Quick Ratio �
� = Aktiva lancar
− Persediaan Hutang Lancar
X100 Quick ratio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang
paling likuid mampu menutupi hutang lancar. Rasio ini merupakan ukuran kemampuan dari suatu perusahaan dalam
memenuhi kewajiban-kewajiban dengan tidak memperhitungkan
persediaan. Persediaan tidak diperhitungkan karena memerlukan waktu yang relatif lama untuk direalisasikan menjadi uang kas
Munawir, 2001:74. Semakin besar rasio ini akan semakin baik. Angka rasio ini tidak harus mencapai 100 atau 1:1 Harahap,
2007:302 3
Cash Ratio ℎ
� = Kas + Efek
Hutang Lancar X100
Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas atau setara kas yang tersedia untuk membayar utang jangka
pendek Hery,
2015:183. Rasio
ini menggambarkan
kemampuan perusahaan yang sesungguhnya dalam melunasi kewajiban lancarnya yang akan segera jatuh tempo dengan
menggunakan uang kas atau setara kas. Semakin besar rasio ini akan semakin baik.
b. Rasio solvabilitas terdiri dari:
1 Total Debt to Equity Ratio
� � =
Total Hutang Modal
X100 Rasio ini menggambarkan sejauh mana modal pemilik dapat
menutupi hutang-hutang ke pihak luar. Semakin kecil rasio ini akan semakin baik.
2 Total Debt to Asset Ratio
� = Total Hutang
Total Aktiva X100
Rasio ini menggambarkan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva. Agar dapat dikatakan aman maka porsi hutang harus lebih
kecil daripada aktiva Harahap, 2007:304. c.
Rasio Aktivitas terdiri dari: 1
Collection Periods �
� =
Total Piutang Usaha Total Pendapatan Usaha
X 365 hari Rasio ini digunakan untuk mengukur periode rata-rata yang
diperlukan untuk mengumpulkan piutang dalam satuan hari. Jika menghasilkan angka yang semakin kecil menunjukkan hasil yang
semakin baik. 2
Perputaran Persediaan Perputaran Persediaan =
Total Persediaan Total Pendapatan Usaha
X 365 hari Perputaran persediaan digunakan untuk mengukur berapa kali dana
yang tertanam dalam persediaan akan berputar dalam satu periode atau berapa lama dalam hari rata-rata persediaan tersimpan di
gudang hingga akhirnya terjual Hery, 2015:214 3
Perputaran Total Aset Perputaran Total Aset =
Total Pendapatan �
X 100 Rasio perputaran total aset digunakan untuk mengukur keefektifan
total aset yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan pendapatan Hery, 2015:214.
d. Rasio profitabilitas terdiri dari:
1 Return on Investment ROIROA
= Laba Bersih
Total Aktiva X100
Rasio ini melihat sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang
diharapkan Fahmi, 2011: 137. Semakin besar rasio ini akan semakin baik
2 Return on Equity ROE
� = Laba Bersih
Modal X100
Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan menggunakan sumber daya yang dimiliki untuk memberikan laba atas ekuitas
Fahmi, 2011:137.
2. Melakukan perhitungan indikator dan penilaian tingkat kesehatan keuangan
Rumah Sakit Palang Biru Gombong perusahaan non infra struktur dari aspek keuangan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik
Negara Nomor: KEP-100MBU2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara dengan rumus:
Tabel 3.1 Daftar Indikator, Rumus Indikator dan Bobot Aspek Keuangan
Indikator Rumus
Bobot Non
Infra 1.
Imbalan kepada pemegang saham ROE
Laba Setelah Pajak Modal sendiri
X 100 20
2. Imbalan Investasi ROI
+ �
� 100 15
3. Rasio Kas
+ +
ℎ � �
� � � � 100
5 4.
Rasio Lancar �
� � � � � 100
5 5.
Collection Periods �
� ℎ
ℎ 365
ℎ � 5
6. Perputaran Persediaan
� ℎ
365 ℎ �
5 7.
Perputaran total Aset �
100 5
8. Rasio Modal sendiri
terhadap total aktiva � �
10
Total Bobot 70
Sumber: Surat Keputusan Menteri BUMN No: KEP-100MBU2002
a. Return on Equity ROE
Tabel 3.2 Daftar skor penilaian Return on Equity ROE
ROE Non Infra
15 ROE 20
13 ROE=15 18
11 ROE=13 16
9 ROE=11 14
7.9ROE=9 12
6.6ROE=7,9 10
Tabel 3.2 Daftar Skor Penilaian Return on Equity ROE
lanjutan ROE
Non Infra 5.3ROE=6,6
8.5 4 ROE=5,3
7 2.5ROE=4
5.5 1 ROE=2,5
4 0 ROE=1
2 ROE0
Sumber: Surat Keputusan Menteri BUMN No: KEP-100MBU2002
Indikator Return on Equity memperlihatkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba pada nilai investasi pemegang saham.
b. Return on Investment ROI
Tabel 3.3 Skor penilaian Return on Investment ROI
ROI Skor Non Infra
18 ROI 15
15 ROI=18 13.5
13 ROI=15 12
12 ROI=13 10.5
10.5ROI=12 9
9 ROI=10.5 7.5
7 ROI= 9 6
5 ROI=7 5
3 ROI=5 4
1 ROI=3 3
0 ROI=1 2
ROI 0 1
Sumber: Surat Keputusan Menteri BUMN No: KEP-100MBU2002
Indikator ROI menunjukkan kemampuan dasar perusahaan untuk menghasilkan laba atau EBIT Earning Before Interest and Tax.
c. Cash Ratio
Tabel 3.4 Skor Penilaian Cash Ratio
Rasio Kas= X Skor Non Infra
X = 35 5
25 = X 35 4
15 = X 25 3
10 = X 15 2
5 = X 10 1
0 = X 5
Sumber: Surat Keputusan Menteri BUMN No: KEP-100MBU2002
Indikator rasio kas mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek.
d. Current Ratio Rasio Lancar
Tabel 3.5 Skor Penilaian Current Ratio Rasio Lancar
Rasio Lancar= X Skor Non Infra
125 = X 5
110 = X 125 4
100 = X 110 3
95 = X 100 2
90 = X 95 1
X 90
Sumber: Surat Keputusan Menteri BUMN No: KEP-100MBU2002
Indikator rasio lancar digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban yang harus segera dipenuhi
dengan aktiva lancar yang dimiliki. e.
Collection Periods Tabel 3.6
Skor Penilaian Collection Periods CP CP= X hari
Perbaikan =X hari Skor Non Infra
X = 60 X 35
5 60 X = 90
30 X = 35 4.5
90 X = 120 25 X = 30
4 120 X = 150
20 X = 25 3.5
150 X = 180 15 X =20
3 180 X = 210
10 X = 15 2.4
210 X = 240 6 X = 10
1.8 240 X = 270
3 X = 6 1.2
270 X = 300 1 X = 3
0.6 300 X
0 X = 1
Sumber: Surat Keputusan Menteri BUMN No: KEP-100MBU2002
Indikator rasio jangka waktu penagihan Collection Periods digunakan untuk menaksir berapa hasil penjualan tertanam dalam
bentuk piutang usaha. f.
Perputaran Persediaan PP Tabel 3.7
Skor Penilaian Perputaran Persediaan PP PP=X hari
Perbaikan = X hari Skor Non Infra
X = 60 35 X
5 60 X = 90
30 X = 35 4.5
Tabel 3.7 Skor Penilaian Perputaran Persediaan PP
lanjutan PP=X hari
Perbaikan = X hari Skor Non Infra
90 X = 120 25 X = 30
4 120 X = 150
20 X = 25 3.5
150 X = 180 15 X = 20
3 180 X = 210
10 X = 15 2.4
210 X = 240 6 X = 10
1.8 240 X = 270
3 X = 6 1.2
270 X = 300 1 X = 3
0.6 300 X
0 X = 1
Sumber: Surat Keputusan Menteri BUMN No: KEP-100MBU2002
Indikator rasio perputaran persediaan Inventory Turn Over digunakan untuk menghitung total persediaan yang ada pada
perusahaan selama satu periode atau tahun berakhir. g.
Perputaran Total AsetTotal Asset Turn Over TATO Tabel 3.8
Skor Penilaian Perputaran Total Asset TATO TATO =X
Perbaikan =X hari Skor Non Infra
120 X 20 X
5 105 X = 120
15 X = 20 4.5
90 X = 105 10 X = 15
4 75 X = 90
5 X = 10 3.5
60 X = 75 0 X = 5
3 40 X = 60
X = 0 2.5
20 X = 40 X 0
2 X = 20
X 0 1.5
Sumber: Surat Keputusan Menteri BUMN No: KEP-100MBU2002
Indikator perputaran total asset Total Asset Turn Over digunakan untuk mengukur perputaran atau pemanfaatan dari semua aktiva
perusahaan. h.
Rasio Modal sendiri terhadap total aktiva Tabel 3.9
Skor Penilaian Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset TMS terhadap TA = X
Skor non Infra X 0
0 = X 10 4
10 = X 20 6
20 = X 30 7.25
30 = X 40 10
40 = X 50 9
50 = X 60 8.5
60 = X 70 8
70 = X 80 7.5
80 = X 90 7
90 = X 100 6.5
Sumber: Surat Keputusan Menteri BUMN No: KEP-100MBU2002 Indikator penilaian rasio modal sendiri terhadap total aktiva digunakan
untuk menghitung persentase total dana yang disediakan oleh perusahaan.
3. Menilai tingkat kesehatan Rumah Sakit Palang Biru Gombong dari
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100MBU2002.
a. Penilaian tingkat kesehatan keuangan BUMN digolongkan menjadi:
1 Sehat
AAA apabila Total Skor TS lebih besar dari 95
AA apabila 80 Total Skor =95
A apabila 65 Total Skor =80
2 Kurang Sehat
BBB apabila 50Total Skor =65
BB apabila 40Total Skor =50
B apabila 30Total Skor =40
3 Tidak sehat
CCC apabila 20 Total Skor =30
CC apabila 10 Total Skor =40
C apabila Total Skor = 10
b. Penilaian tingkat kesehatan perusahaan mempunyai total bobot skor
sebesar 100 yang terdiri dari tiga aspek yaitu: 1
Aspek keuangan dengan total skor sebesar 70 2
Aspek operasional dengan total skor sebesar 15 3
Aspek administrasi dengan total skor 15 c.
Menilai tingkat kesehatan Rumah Sakit Palang Biru Gombong dari aspek keuangan berdasarkan SK Menteri BUMN No: Kep-100MBU2002
1 SEHAT, apabila Total Skor TS 65
2 KURANG SEHAT, apabila 30 Total Skor TS =65
3 TIDAK SEHAT, apabila Total Skor TS=30
d. Penelitian ini dibatasi hanya pada perhitungan aspek keuangan saja,
sehingga untuk memperhitungkan tingkat kesehatan organisasi setiap tahunnya nilai skor dari aspek keuangan akan dikonversikan dengan total
skor keseluruhan aspek. e.
Untuk menjelaskan tingkat kesehatan keuangan dari masing-masing skor indikator dilakukan dengan cara mengikuti Pedoman Acuan Penilaian
PAP tipe II. Pada PAP tipe II, skor yang diperoleh dianggap cukup sehat apabila mencapai skor minimal 56. Penyajian data dengan
menggunakan perhitungan persentase sebagai berikut: Tabel 3.10
Skor Pedoman Acuan Penilaian Tipe II Tingkat Kesehatan
Keterangan 81 - 100
Sangat Sehat 66 - 80
Sehat 56 - 65
Cukup Sehat 46 - 55
Kurang Sehat Di bawah 46
Tidak Sehat
Cara menghitung tingkat kesehatan dari skor yaitu: Skor tertinggi dari setiap rasio dikalikan dengan ketentuan persentase
berdasarkan Pedoman Acuan Penilaian PAP tipe II Masidjo, 1995:157.
52
BAB IV GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT