Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ahmed et al., 2001 dilaporkan bahwa pemejanan karbon tetraklorida dapat menyebabkan meningkatkan purata
aktivitas ALT serum serta terjadinya penurunan purata kadar albumin serum sebesar 25,87 dari kontrol.
Pemejanan terhadap karbon tetraklorida dapat mengakibatkan perlemakan steatosis pada hepar Timbrell, 2009. Dosis hepatotoksin yang digunakan dalam
penelitian ini mengacu pada penelitian yang telah dilakukan oleh Janakat dan Al- Merie 2002, yang membuktikan bahwa dosis karbon tetraklorida yang
menyebabkan hepatotoksik yaitu dosis 2 mLkgBB secara intraperitonial.
F. Penentuan Waktu Pencuplikan Darah
Penentuan waktu pencuplikan darah ini dilakukan untuk mengetahui waktu dimana karbon tetraklorida dosis 2 mLkgBB mampu memberikan efek
kerusakan hati hepatotoksik yang maksimal berdasarkan peningkatan aktivitas ALT tertinggi pada hewan uji pada waktu tertentu. Karbon tetraklorida dosis 2
mLkgBB diinduksikan pada tikus jantan galur Wistar, dan dilakukan pencuplikan darah pada sinus orbitalis hewan uji pada jam ke-0, 24, dan 48. Berdasarkan uji
diatas, diperoleh data aktivitas ALT masing-masing tertera pada Tabel. II dan Gambar 5.
Tabel. II. Purata aktivitas ALT tikus setelah induksi karbon tetraklorida dosis 2 mLkgBB saat pencuplikan darah pada jam ke-0, 24, dan 48 n=3
Waktu pencuplikan jam ke-
Purata aktivitas ALT ± Standar
Error UL
72,3±5,8
24 217,3±2,7
48
90,3±3,7
Gambar 5. Diagram batang purata kadar ALT tikus setelah diinduksi karbon tetraklorida dosis 2 mLkgBB pada jam ke-0, 24, dan 48
Berdasarkan tabel II dan gambar 5, hasil analisis variansi satu arah data aktivitas ALT tikus menunjukkan nilai signifikansi 0,000 p0,05 yang artinya
ketiga kelompok tersebut memliliki perbedaan. Dilakukan juga uji menggunakan Scheffe
untuk melihat kebermaknaan antar kelompok yang ditunjukkan pada tabel. III.
Tabel. III. Hasil uji Scheffe aktivitas ALT tikus terinduksi karbon
tetraklorida dosis 2 mLkgBB pada pencuplikan darah jam ke-0, 24, dan 48 Waktu pencuplikan jam
ke- 24
48 BB
TB 24
BB BB
48 TB
BB
Keterangan : B = Berbeda bermakna p≤0,05; TB = Berbeda tidak bermakna p0,05
Pada Tabel III dan gambar 5, hasil uji Scheffe menunjukkan peningkatan aktivitas ALT serum yang terjadi pada selang waktu pencuplikan jam ke 24 yang
terjadi adalah signifikan dan berbeda bermakna dibandingkan dengan data aktivitas ALT serum jam ke 0, dan 48. Aktivitas serum ALT pada jam ke-0
memiliki perbedaan yang tidak bermakna terhadap jam ke-48. Artinya, aktivitas ALT pada jam ke-24 memberikan kenaikan yang maksimal, selanjutnya pada jam
ke-48 telah kembali normal seperti pada jam ke-0. Berdasarkan analisa tersebut ditetapkan aktivitas puncak ALT setelah induksi karbon tetraklorida dosis 2
mLkgBB pada jam ke 24 dan dijadikan sebagai waktu pencuplikan darah. Penurunan kadar albumin sebesar 24, 398 dari nilai normal kontrol olive oil.
G. Penetapan Lama Pemejanan Infusa Kulit Buah Persea americana Mill.