Gambar 4. Mekanisme oksidasi dan biotransformasi karbon tetraklorida Timbrell, 2008
G. Albumin
Albumin merupakan protein utama dalam plasma manusia dan menyusun sekitar 60 dari total plasma. Sekitar 40 dari albumin terdapat dalam plasma,
dan 60 lainnya ditemukan di ekstravaskuler. Albumin diproduksi oleh hati yang mewakili 50 dari produksi protein hepatik. Konsentrasi serum albumin normal
yaitu berkisar antara 3,5-5 gdL Belfort, Soade Foley, Phelan and Dildy, 2010. Albumin didistribusikan antara intravaskular 40 dan ekstravaskular
60. Albumin mengikat sejumlah zat endogen dan eksogen termasuk bilirubin, kalsium, edotoksin dan obat-obatan tertentu seperti digoxin, warfarin, beberapa
antibiotik. Albumin melarutkan dan menghantarkan banyak molekul-molekul kecil dalam darah, merupakan tempat penyimpanan protein, dan merupakan
partikel utama yang menentukan tekanan onkotik plasma, supaya cairan tidak
secara bebas melintas antara ruang intravaskular dan ekstravaskular Belfort, et al.,
2010. Albumin juga memiliki peran dalam modulasi koagulasi, dengan
mekanisme mengikat asam arakidonat sehingga menghambat sintesis tromboksan A
2
. Kadar albumin darah merupakan hasil kecepatan sintesis hati dikurangi kecepatan degradasi dan distribusi albumin kedalam ruang intra dan ekstravakular.
Albumin membantu dalam pengangkutan obat dan ligan Liumbruno, Bennardello, Lattanzio, Piccoli, dan Rossetti, 2009.
H. Sintesis Albumin
Sintesa albumin terutama dihati yaitu sebanyak 9-12 ghari pada orang dewasa normal dan merupakan 25 dari total protein setiap hari. Katabolisme
albumin terjadi di sel hati, di mana sebanyak ± 15 albumin yang telah tua usianya akan diurai kembali menjadi bebagai komponen asam amino yang
kemudian siap digunakan untuk berbagai sintesis protein yang dibutuhkan tubuh. sisanya sebanyak 40 disel otot dan kulit. Distribusi albumin terjadi di dalam
pembuluh darah maupun di luar pembuluh darah cairan interstitial. Pada sirosis hati akan dijumpai rendahnya produksi albumin Liumbruno et al., 2009.
Sintesis albumin membutuhkan mRNA untuk proses translasi, suplai yang cukup asam amino yang diaktivasi dengan berikatan dengan tRNA, ribosom
untuk pembentukan, dan energi dalam membentuk ATP. Sintesa albumin dimulai di dalam nukleus, di mana gen ditranskripsikan ke dalam messenger ribonucleid
acid mRNA. mRNA akan disekresikan ke dalam sitoplasma, dimana albumin
berikatan dengan ribosom, membentuk polysomes yang mensintesa preproalbumin Liumbruno et al., 2009.
Penurunan konsentrasi albumin serum dapat terjadi melalui dua cara yaitu albumin hilang dari tubuh dalam jumlah besar perdarahan, renal,
gastrointestinal , eksudasi kulit yang berat atau terjadi penurunan produksi
albumin hepatic insufficiency, malnutrisi. Penyebab lain rendahnya albumin adalah karena adanya paparan senyawa toksin yang masuk ke dalam tubuh
Liumbruno et al., 2009. Berdasarkan penelitian Panjaitan, Handharyani, Chairul, Masriani,
Zakiah, dan Manalu 2007 menyatakan bahwa kadar protein total secara keseluruhan menurun dibanding kontrol. Terkait dengan fungsi hati dalam
mensintesis protein, jika sel-sel hati mengalami kerusakan maka kemampuan hati dalam mensintesis protein juga akan turun.
I. Landasan Teori
Hepar merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh, dengan berat sekitar 1300-1500 gram. Sel-sel hati dapat rusak atau hancur dan seluruh fungsi hati
dapat terganggu akibat beberapa penyakit serta paparan senyawa. Hepar merupakan organ tubuh yang rentan terhadap pengaruh bahan toksin, adanya
pengaruh negatif paparan senyawa kimia dapat menyebabkan kerusakan sel dan jaringan hepar Price and Wilson, 2006.
Karbon tetraklorida merupakan senyawa model untuk kerusakan di hepar. Perlemakan hati dapat terjadi karena adanya induksi senyawa toksik tertetu,
salah satunya adalah karbon tetraklorida. Senyawa ini akan direduksi oleh
enzim sitokrom P-450 akan menjadi radikal bebas triklorometil CCl
3
• kemudian akan membentuk radikal triklorometilperoksi OOCCl
3
• yang lebih reaktif Timbrell, 2009. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ahmed et
al., 2001 diketahui bahwa pemejanan karbon tetraklorida dapat menyebabkan
meningkatkan rata-rata aktivitas ALT serum dan penurunan rata-rata kadar albumin serum sebesar 25,87 dari rata-rata kadar albumin kontrol. Pada
penelitian ini dilakukan pengukuran kadar albumin dalam darah. Albumin merupakan serum yang sering digunakan untuk melihat kerusakan sel hati Singh
et al., 2011. Adanya hepatotoksisitas dapat menyebabkan terjadinya penurunan
produksi albumin dhati Singh et al.,2011. Pernah dilakukan penelitian terkait Persea americana Mill. yang diketahui
memiliki kemampuan untuk menangkap radikal bebas Malangngi et al.,2012. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Vinha et al.,2013 menunjukkan
bahwa kulit alpukat atau Persea americana Mill. mengandung flavonoid, asam askorbat vitamin C, vitamin E, karotenoid. Telah dibuktikan bahwa pemberian
jangka panjang infusa biji Persea americana Mill. memiliki efek nefroprotektif yaitu sebagai pelindung organ ginjal dari senyawa toksik Yoseph, 2013.
Pemberian jangka panjang infusa biji Persea americana Mill. juga memiliki efek hepatoprotektif pelindung organ hati terhadap aktivitas ALT-AST serum pada
tikus terinduksi karbon tetraklorida Putri, 2013. Melalui penelitian ini akan diketahui apakah pemberian infusa kulit buah
Persea americana Mill dapat memberikan pengaruh berupa peningkatan kadar
albumin pada tikus yang terinduksi karbon tetraklorida dan melihat apakah ada
kekerabatan antara peningkatan dosis kulit buah Persea americana Mill. dengan peningkatan kadar albumin.
J. Hipotesis