sebelum pemanasan bobot A, setelah itu dipanaskan pada suhu 105 C.
Serbuk kering kulit buah Persea americana Mill. yang sudah dipanaskan ditimbang kembali dan dihitung sebagai bobot setelah pemanasan bobot B.
Kemudian dilakukan perhitungan terhadap selisih bobot A terhadap bobot B yang merupakan kadar air serbuk kulit buah Persea americana Mill. Proses
penetapan kadar air dilakukan oleh Laboratorium Penelitian dan Pegujian Terpadu Universitas Gadjah Mada LPPT UGM.
5. Pembuatan infusa kulit buah
Persea americana Mill.
Infusa kulit buah Persea americana Mill. dibuat dengan konsentrasi 8 . Sebanyak 8 g serbuk kering kulit buah Persea americana
Mill. dibasahi terlebih dahulu dengan 16 ml aquadest kemudian ditambahkan dengan 100,0 ml aquadest. Campuran ini kemudian dipanaskan
diatas heater selama 15 menit dengan suhu 90
o
C. Waktu 15 menit
terhitung saat campuran mencapai suhu 90
o
C .
Setelah 15 menit, campuran tersebut diambil dan disaring menggunakan kain flannel kemudian
tambahkan air panas secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume infusa kulit buah Persea americana Mill yang dikehendaki.
6. Pembuatan larutan karbon tetraklorida
Larutan karbon tetraklorida dibuat dengan perbandingan karbon tetraklorida : pelarut adalah 1:1, sehingga konsentrasi larutan karbon
tetraklorida yang digunakan adalah 50 Janakat dan Al-Merie, 2002. Pelarut yang digunakan dalam pembuatan larutan ini adalah olive oil.
7. Uji Pendahuluan
a. Penetapan dosis hepatotoksik karbon tetraklorida Penetapan
dosis karbon
tetraklorida digunakan
sebagai hepatotoksin mengacu pada penelitian Janakat dan Al-Merie 2002,
Dosis karbon tetraklorida yang digunakan untuk menginduksi kerusakan hati pada tikus galur Wistar adalah 2 mLkgBB diberikan
secara intraperitonial. Dosis ini mampu merusak sel-sel hati pada tikus jantan yang ditunjukkan melalui peningkatan aktivitas ALT namun
tidak menimbulkan kematian pada hewan uji Wijayanti, 2013. b. Penetapan dosis infusa kulit buah Persea americana Mill.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Putri, 2013, dosis infusa biji Persea americana Mill. dengan dosis 362,81; 761,90;
1600 mgkgBB memiliki efek hepatoprotektif terhadap kadar ALT-AST serum pada tikus terinduksi karbon tetraklorida. Peringkat dosis
didasarkan pada pengobatan yang biasa digunakan pada masyarakat yaitu ± 2 sendok makan 4 g serbuk biji Persea americana Mill. yang
direbus dengan 250 ml air. Maka dosis perlakuan yang digunakan adalah 4 g70 kgBB manusia. Konversi dosis tikus manusia 70 kg ke
tikus 200g = 0,018. Dosis untuk 200 g tikus = 0,018 x 4g = 0,72 g200 g BB = 360 mgkgBB sebagai dosis rendah.Konsentrasi maksimal
infusa biji Persea americana Mill. yang dapat dibuat adalah 8 g 100 ml, dengan asumsi berat badan hewan uji maksimal adalah 200 g, dan
volume maksimal pemberian infusa secara p.o = 4 ml. Berdasarkan perhitungan :
D x 200 g = 8 g 100ml x 4 ml D = 1600 mgkgBB, dosis ini disebut dosis tinggi perlakuan.
Untuk mendapatkan dosis tengah perlakuan, terlebih dahulu dihitung faktor kelipatan dari dosis rendah dan dosis tinggi yang sudah
diperoleh. Perhitungan faktor kelipatan adalah sebagai berikut :
N = Jumlah peringkat dosis yang digunakan. Penelitian ini menggunakan 3 peringkat dosis maka n = 3, sehingga perhitungannya
sebagai berikut :
Berdasarkan faktor kelipatan yang diperoleh maka dosis tengah dan dosis rendah perlakuan ditentukan sebagai berikut,
D = 1600 mg kgBB : 2,1 = 761,90 mg kgBB dosis tengah
D = 761,90 mg kgBB : 2,1 = 362,81 mg kgBB dosis rendah
Oleh karena itu peneliti menggunakan dosis yang sama untuk pemberian jangka panjang infusa kulit buah Persea americana Mill.
yang diharapkan memiliki pengaruh terhadap kadar albumin tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida.
c. Penetapan waktu pencuplikan darah Penetapan waktu pencuplikan darah ditentukan melalui orientasi
dengan tiga kelompok perlakuan waktu, yaitu pada jam ke–0, 24, dan 48 setelah pemejanan karbon tetraklorida. Setiap kelompok perlakuan
terdiri dari 5 hewan uji yang pengambilan darahnya dilakukan melalui pembuluh sinus orbitalis mata kemudian diukur aktivitas ALT.
8. Pengelompokkan dan perlakuan hewan uji