ideologi dan orientasi akulturasi yang dapat memecahkan konflik antar kelompok. Konflik juga merupakan produk dari kesenjangan kombinasi orientasi dan strategi
akulturasi yang dilakukan oleh kelompok dominan dan non-dominan Bourhis, dkk., 1997 yang dipengaruhi oleh seberapa berbeda atau sama nilai-nilai, norma,
kepercayaan, maupun bahasa antar kelompok yang berinteraksi tersebut Berry Sam, 2006, di mana semakin besar perbedaan akan semakin dievaluasi secara
negatif dan sebaliknya Berry, Poortinga, Segall, Dasen, 2002 yang pada akhirnya mengarahkan kepada penerimaan atau penolakan dari satu kelompok
terhadap kelompok lain Mummendey Wenzel, 1999 yang dapat digambarkan dari orientasi akulturasi yang diinginkan oleh kelompok tersebut Bourhis, dkk.,
1997. Berdasarkan penalaran singkat tersebut, dinamika penelitian ini dapat digambarkan dalam bagan berikut:
Gambar 1 . Kerangka Pemikiran Penelitian
1. Ideologi Antar Kelompok Sebagai Determinan Orientasi Akulturasi
Kenrick 2007 mendefinisikan kelompok sebagai suatu unit yang terdiri dari dua atau lebih individu yang saling bergantung dan
mempengaruhi satu sama lain serta saling berbagi identitas bersama, di
Kesesuaian ideologi Sikap terhadap
kesesuaian ideologi
Orientasi akulturasi integrasi, asimilasi,
segregasi, eksklusi, dan individualisme
Universitas Sumatera Utara
mana setiap kelompok sudah tentu akan memiliki nilai, norma dan tujuan masing-masing. Setiap kelompok memiliki nilai, norma, simbol, maupun
kepercayaan ideologi yang berbeda satu sama lain dengan perspektif yang mungkin berbeda terhadap penerapannya masing-masing Sihbudi
Nurhasim, 2001. Dalam realita kehidupan sehari-hari, dapat dilihat bahwa setiap kelompok memiliki ideologi dengan kadar kesesuaian maupun
ketidaksesuaian yang beragam. Sebagai contoh, kelompok Islam mainstream dan Ahmadiyah Qadiyan memiliki ideologi yang sangat
berbeda dan tidak sesuai antara satu sama lain walaupun Ahmadiyah Qadiyan juga mengatasnamakan kelompok mereka sebagai Islam lihat
Dzahir, 2008; Sastrawi, 2011; Fathoni, 1994; Jaiz, 2009, sedangkan kelompok Ahmadiyah Lahore memiliki ideologi yang hampir sesuai dari
Islam pada umumnya yang juga mengatasnamakan kelompok mereka sebagai Islam lihat Sastrawi, 2011; Iskandar, 2005.
Seberapa sama atau berbeda ideologi yang dimiliki antar kelompok sangat kuat pengaruhnya terhadap proses akulturasi yang disebut dengan
degree of similarity Berry Sam, 2006. Dalam proses akulturasi masing- masing kelompok yang berakulturasi memiliki masing-masing orientasi
akulturasi yang dilakukan oleh kelompok dominan dan strategi akulturasi yang dilakukan oleh kelompok non-dominan, dan kombinasi antara
orientasi dan strategi akulturasi ini yang nantinya akan menentukan kualitas hubungan antara kedua kelompok dominan dan non-dominan positif atau
negatif Bourhis, dkk., 1997. Mengacu kepada definisi orientasi akulturasi
Universitas Sumatera Utara
yang dikemukakan oleh Bourhis, dkk. 1997, yakni strategi akulturasi yang diinginkan oleh kelompok dominan maka secara spesifik kadar kesesuaian
dan ketidaksesuaian ideologi antara kelompok dominan dan non-dominan dapat mempengaruhi harapan kelompok dominan sehubungan dengan
strategi akulturasi yang harus digunakan oleh kelompok non-dominan. Ada satu variabel yang dipercaya menengahi peran dari faktor degree of
similarity tersebut terhadap preferensi akulturasi kelompok dominan yang akan dijelaskan pada pembahasan selanjutnya.
Orientasi akulturasi kelompok dominan pada awalnya dikemukakan oleh Berry pada tahun 1974 yang dikenal sebagai ekspektasi akulturasi,
yakni keinginan kelompok dominan akan strategi akulturasi yang harus dilakukan oleh kelompok non-dominan terhadap budaya dominan.
Mengingat bahwa kelompok dominan memiliki kuasa dan kekuatan dalam menentukan keberhasilan strategi akulturasi yang dilakukan kelompok non-
dominan, maka kemudian Berry menambahkan kajian ekspektasi akulturasi pada teori akulturasinya Berry Sam, 2006; Chun, Organista, Marin,
2003. Bourhis, dkk. 1997 kemudian menyempurnakan temuan Berry tersebut dan menyatakan bahwa keberhasilan akulturasi memang sangat
ditentukan oleh kelompok dominan dengan orientasi akulturasinya, yang pada akhirnya dapat menentukan kualitas hubungan antara kedua kelompok
positif atau negatif. Adapun orientasi akulturasi kelompok dominan yang disempurnakan
oleh Bourhis, dkk. 1997 terbagi menjadi lima orientasi, yakni :
Universitas Sumatera Utara
1. Integrasi, kelompok dominan menerima kelompok non-dominan
dalam mempertahankan budaya asli mereka dan juga menerima mereka ketika mereka mengadopsi nilai-nilai budaya dominan.
2. Asimilasi, kelompok dominan menginginkan kelompok non-
dominan untuk sepenuhnya mengikuti budaya dominan dan sepenuhnya meninggalkan budaya mereka.
3. Segregasi, kelompok dominan bisa menerima kelompok non-
dominan untuk mempertahankan budaya mereka selama mereka memisahkan diri dan hidup terpisah sepenuhnya dari budaya
dominan. 4.
Eksklusi, kelompok dominan tidak menginginkan kelompok non- dominan untuk mempertahankan budaya mereka dan tidak pula
menerima mereka untuk mengadopsi nilai budaya dominan. 5.
Individualisme, kelompok dominan menolak kelompok non- dominan dari sisi budaya atau kelompok dimana mereka bernaung
karena tipe ini tidak memandang orang lain dari sisi budaya atau kekelompokkan, melainkan menerima mereka secara pribadi atau
secara personal terlepas dari kekelompokkan di mana mereka bernaung.
Bagaimana kesesuaian maupun ketidaksesuaian ideologi antar kelompok dapat menentukan masing-masing orientasi akulturasi di atas
akan dijelaskan dalam penjabaran selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
2. Sikap Terhadap Kesesuaian Ideologi Antar Kelompok Sebagai Determinan Orientasi Akulturasi