IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN ALAT UKUR DAN INSTRUMEN PENELITIAN

30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif dengan teknik analisis regresi dengan bantuan alat perhitungan statistik PROCESS Model 4. Adapun teknik regresi dalam penelitian ini digunakan untuk melihat hubungan dan efek dari kesesuaian ideologi antara Islam mainstream dan kedua kelompok Ahmadiyah Qadiyan dan Ahmadiyah Lahore terhadap tipe orientasi akulturasi yang diinginkan oleh Islam mainstream terhadap kedua kelompok tersebut Field, 2009. Hubungan dan efek antara kedua variabel tersebut dipercaya dimediasi oleh peran sikap terhadap kesesuaian ideologi itu sendiri, sehingga dalam analisisnya juga akan menggunakan analisis mediasi Hayes, 2012.

A. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN

Variabel merupakan konstruk atau atribut yang hendak diteliti dan dibuktikan kebenarannya dalam sebuah penelitian Kerlinger, 1990. Ada pun variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel Bebas Kesesuaian ideologi antara Islam mainstream dan kedua kelompok Ahmadiyah Qadiyan dan Ahmadiyah Lahore. 2. Variabel terikat Kelima tipe orientasi akulturasi Islam mainstream terhadap kedua kelompok Ahmadiyah Qadiyan dan Ahmadiyah Lahore, yakni integrasi, asimilasi, segregasi, eksklusi, dan individualisme. Universitas Sumatera Utara 3. Variabel Mediator Sikap Islam mainstream terhadap kesesuaian ideologi mereka dengan ideologi kedua kelompok Ahmadiyah Qadiyan dan Ahmadiyah Lahore.

B. DEFINISI OPERASIONAL

Definisi operasional merupakan penjelasan tentang variabel yang hendak diukur dalam sebuah penelitian dengan cara menjabarkannya ke dalam bentuk tindakan atau perilaku yang merepresentasikan variabel tersebut Kerlinger, 1990. Adapun definisi operasional variabel-variabel dalam penelitian ini adalah :

1. Kesesuaian ideologi antara Islam mainstream dan kedua kelompok

Ahmadiyah Qadiyan dan Ahmadiyah Lahore Kesesuaian ideologi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sesuai atau tidaknya nilai, norma, dan kepercayaan kedua kelompok Amadiyah Qadiyan dan Ahmadiyah Lahore dengan nilai, norma, dan kepercayaan Islam mainstream, yang artinya adalah sebagai berikut: 1. Nilai kelompok Ahmadiyah Qadiyan, yaitu setiap orang maupun muslim di luar keanggotaan Ahmadiyah Qadiyan adalah kafir, adanya kitab suci Tadzkira atau Al-Kitab Al-Mubin setelah Al- Qur’an tidak sesuai dari nilai Islam mainstream, yaitu mengucap dua kalimat syahadat sebagai syarat seorang muslim, Al- Qur’an sebagai kitab suci penutup dan penyempurna kitab-kitab sebelumnya dan tidak akan ada wahyu lain setelah Al- Qur’an. Namun nilai kelompok Ahmadiyah Lahore, yaitu siapapun yang mengamalkan dua kalimat syahadat adalah seorang muslim, Al- Qur’an sebagai kitab suci Universitas Sumatera Utara terakhir dan penyempurna kitab sebelumnya dijadikan sebagai pedoman hidup sesuai dengan nilai Islam mainstream. 2. Norma kelompok Ahmadiyah Qadiyan, yaitu mengharamkan untuk menikah dengan kelompok non-Ahmadiyah Qadiyan dan mengharamkan pengikutnya untuk sholat di belakang imam seorang muslim tidak sesuai dengan norma pada Islam mainstream yang mengatur pernikahan dan sholat, yaitu tidak mengharamkan untuk menikah dengan seseorang di luar keanggotaan kelompoknya selama yang bersangkutan adalah seorang muslim dan tidak mengharamkan untuk sholat di belakang imam di luar keanggotaan kelomponya selama yang bersangkutan adalah Islam dan baligh. Sedangkan nilai kelompok Ahmadiyah Lahore, yaitu tidak mengharamkan untuk menikah dengan seseorang di luar keanggotaan Ahmadiyah Lahore selama yang bersangkutan beragama Islam dan tidak mengharamkan untuk sholat di belakang imam seorang Islam non-Ahmadiyah Lahore sesuai dengan norma Islam mainstream. 3. Kepercayaan kelompok Ahmadiyah Qadiyan, yaitu kepercayaan bahwa Tuhan memilki sifat-sifat seperti manusia seperti berlaku benar dan salah serta memiliki anak, kepercayaan bahwa Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi dan akan tetap ada nabi hingga akhir zaman tidak sesuai dengan kepercayaan Islam mainstream, yaitu kepercayaan bahwa Allah SWT tidak serupa dengan makhluk lain mukholafatuhu lil hawadis, Allah SWT adalah dzat yang maha Universitas Sumatera Utara benar al-haq, maha esa wahdaniyah, tidak beranak dan tidak diperanakkan surat Al-ikhlas 3 yang berbunyi lam yalid wa lam yuulad, kepercayaan bahwa nabi Muhammad SAW adalah nabi akhir zaman dan tidak akan ada lagi nabi setelah nabi Muhammad SAW. Sedangkan kepercayaan kelompok Ahmadiyah Lahore, yaitu kepercayaan bahwa Allah SWT adalah tuhan yang satu esa yang wajib disembah, kepercayaan bahwa Mirza Ghulam Ahmad bukanlah seorang nabi melainkan hanya sebagai tokoh pembaharu, kepercayaan bahwa nabi Muhammad adalah nabi akhir zaman dan tidak akan ada lagi nabi setelah nabi Muhammad SAW sesuai dengan kepercayaan Islam mainstream. Berdasarkan gambaran sesuai dan tidak sesuainya ideologi antara kedua kelompok Ahmadiyah Qadiyan dan Ahmadiyah Lahore dengan Islam mainstream di atas, maka dalam penelitian ini kelompok Ahmadiyah Lahore dipaparkan sebagai kelompok non-dominan yang ideologinya sesuai dengan ideologi Islam pada umumnya dan kelompok Ahmadiyah Qadiyan digambarkan sebagai kelompok non-dominan yang ideologinya tidak sesuai dengan ideologi Islam pada umumnya. Kesesuaian ideologi tersebut dimunculkan melalui pemaparan sederhana kepada subjek penelitian kelompok Islam mainstream dengan cara memberikan informasi singkat kepada subjek penelitian tentang ideologi kedua kelompok Ahmadiyah Qadiyan dan Ahmadiyah Lahore sebagai perbandingan yang disusun dalam bentuk artikel sederhana yang divalidasi Universitas Sumatera Utara berdasarkan professional judgement dan beberapa komentar dari subjek penelitian ketika pelaksanaan try out. Melalui pemberian informasi ini subjek penelitian dapat menilai ideologi kelompok mana yang sesuai dan tidak sesuai dengan ideologi mereka. Pemahaman terhadap sesuai atau tidaknya ideologi kedua kelompok Ahmadiyah Qadiyan dan Ahmadiyah Lahore dengan ideologi mereka dikontrol melalui tiga aitem pertanyaan sebagai metode untuk menyeleksi subjek penelitian yang benar-benar mengerti perbedaan ideologi yang ada pada kedua kelompok Ahmadiyah Qadiyan dan Ahmadiyah Lahore Salah satu kepercayaan Ahmadiyah LahoreQadiyan yang berbeda dari Islam secara umum adalah?. Ketiga aitem pertanyaan disusun dengan dua alternatif pilihan jawaban dengan satu jawaban yang tepat. Data subjek penelitian yang diproses adalah dari subjek penelitian yang menjawab ketiga aitem pertanyaan tersebut dengan benar.

2. Sikap Islam mainstream terhadap kesesuaian ideologi kedua

kelompok Ahmadiyah Qadiyan dan Ahmadiyah Lahore dengan ideologi Islam pada umumnya Sikap dalam penelitian ini merupakan evaluasi positif atau negatif Islam mainstream terhadap sesuai tidaknya ideologi kedua kelompok Ahmadiyah Qadiyan dan Ahmadiyah Lahore dengan ideologi Islam pada umumnya. Sikap Islam mainstream terhadap kesesuaian ideologi dimunculkan melalui perbandingan ideologi kedua kelompok Ahmadiyah Qadiyan dan Ahmadiyah Lahore yang dipaparkan dari informasi sederhana tentang kedua kelompok Ahmadiyah tersebut kepada subjek penelitian lihat kembali poin B.1. di Universitas Sumatera Utara atas. Sikap subjek penelitian terhadap kesesuaian ideologi mereka dengan ideologi kedua kelompok Ahmadiyah Qadiyan dan Ahmadiyah Lahore diukur melalui skala yang berisikan aitem-aitem yang mendeskripsikan sikap terhadap kesesuaian ideologi dan disusun oleh peneliti berdasarkan elemen dan ekspresi sikap yang bersifat unidimensional yang dikemukakan oleh Franzoi 2009, yakni rasa suka atau tidak suka, rasa cinta atau benci, dan pandangan baik atau buruk dari subjek penelitian Islam mainstream terhadap kesesuaian ideologi kedua kelompok Ahmadiyah Qadiyan dan Ahmadiyah Lahore dengan ideologi Islam pada umumnya. Rerata skor yang dihasilkan dari skala sikap terhadap kesesuaian ideologi mengindikasikan sikap kelompok Islam mainstream terhadap kesesuaian ideologi kedua kelompok Ahmadiyah Qadiyan dan Ahmadiyah Lahore. Skor yang semakin tinggi menggambarkan sikap yang semakin positif terhadap kedua kelompok Ahmadiyah Qadiyan sebagai kelompok yang ideologinya tidak sesuai dengan ideologi Islam pada umumnya dan Ahmadiyah Lahore sebagai kelompok yang ideologinya sesuai dengan ideologi Islam pada umumnya, sedangkan skor yang semakin rendah menggambarkan sikap Islam mainstream yang semakin negatif terhadap kedua kelompok Ahmadiyah Qadiyan yang ideologinya tidak sesuai dengan ideologi Islam pada umumnya dan Ahmadiyah Lahore yang ideologinya sesuai dengan ideologi Islam pada umumnya. Universitas Sumatera Utara

3. Orientasi Akulturasi Islam mainstream terhadap kedua kelompok

Ahmadiyah Qadiyan dan Ahmadiyah Lahore Orientasi akulturasi Islam mainstream terhadap kedua kelompok Ahmadiyah Qadiyan dan Ahmadiyah Lahore dalam penelitian ini merupakan tipe akulturasi yang mana yang paling diinginkan oleh Islam mainstream terhadap kedua kelompok Ahmadiyah tersebut, yakni integrasi, asimilasi, segregasi, eksklusi, atau individualisme. Orientasi akulturasi Islam mainstream terhadap kedua kelompok Ahmadiyah Qadiyan dan Ahmadiyah Lahore diukur dengan menggunakan skala yang berisikan aitem-aitem yang mendeskripsikan kelima tipe orientasi akulturasi Islam mainstream terhadap kedua kelompok Ahmadiyah Qadiyan dan Ahmadiyah Lahore yang disusun oleh peneliti berdasarkan dimensi dan ciri-ciri pada masing-masing tipe orientasi akulturasi yang dikemukakan oleh Bourhis, dkk. 1997 lihat kembali pada bab 2 poin B.2.a.. Adapun kelima tipe orientasi akulturasi tersebut adalah sebagai berikut: a. Integrasi, yakni Islam mainstream menerima kelompok Ahmadiyah Qadiyan dan Ahmadiyah Lahore di kedua dimensi, dengan kata lain Islam mainstream menerima kelompok Ahmadiyah Qadiyan dan Ahmadiyah Lahore dalam mempertahankan ideologi mereka dan juga menerima mereka sebagai bagian dari Islam. Semakin tinggi skor yang dihasilkan pada orientasi integrasi maka subjek penelitian Islam mainstream semakin memilih orientasi integrasi terhadap Ahmadiyah Lahore dan Ahmadiyah Qadiyan. Universitas Sumatera Utara b. Asimilasi, yakni Islam mainstream menolak kelompok kelompok Ahmadiyah Qadiyan dan Ahmadiyah Lahore di dimensi 1 namun menerima mereka di dimensi 2, artinya Islam mainstream menginginkan kelompok Ahmadiyah Qadiyan dan Ahmadiyah Lahore untuk menghapuskan ideologi mereka dan sepenuhnya mengikuti ideologi Islam pada umumnya. Semakin tinggi skor yang dihasilkan pada orientasi asimilasi maka subjek penelitian Islam mainstream semakin memilih orientasi asimilasi terhadap kelompok Ahmadiyah Lahore dan Ahmadiyah Qadiyan. c. Segregasi, yakni Islam mainstream menerima kelompok Ahmadiyah Qadiyan dan Ahmaidyah Lahore di dimensi 1 namun menolak mereka di dimensi 2, artinya Islam mainstream masih dapat menerima kelompok Ahmadiyah Qadiyan dan Ahmadiyah Lahore dalam mempertahankan ideologi mereka namun menolak mereka sebagai bagian dari Islam. Skor subjek penelitian yang tinggi pada tipe orientasi segregasi mencerminkan keinginan mereka terhadap kelompok Ahmadiyah Qadiyan dan Ahmadiyah Lahore untuk berdiri secara terpisah dari Islam. Semakin tinggi skor yang dihasilkan pada tipe orientasi segregasi maka subjek penelitian Islam mainstream semakin menginginkan orientasi segregasi terhadap kelompok Ahmadiyah Lahore dan Ahmadiyah Qadiyan. d. Eksklusi, yakni Islam mianstream menolak kelompok Ahmadiyah Qadiyan dan Ahmadiyah Lahore di dimensi 1 dan 2, artinya Islam Universitas Sumatera Utara mainstream tidak mentoleransi kelompok Ahmadiyah Qadiyan dan Ahmadiyah Lahore dalam mempertahankan ideologi mereka dan juga menolak mereka sebagai bagian dari Islam. Semakin tinggi skor yang dihasilkan pada tipe orientasi eksklusi maka subjek penelitian Islam mainstream semakin memilih orientasi eksklusi terhadap kelompok Ahmadiyah Lahore dan Ahmadiyah Qadiyan. e. Individualisme, yakni Islam mainstream menolak kelompok Ahmadiyah Qadiyan dan Ahmadiyah Lahore di dimensi 1 dan 2 dari segi kekelompokkan, terlebih mereka menilai diri mereka sendiri dan orang lain secara pribadiindividual terlepas dari segi kekelompokkan dimana diri mereka bernaung. Semakin tinggi skor yang dihasilkan pada tipe orientasi individualisme maka subjek penelitian Islam mainstream semakin memilih orientasi individualisme terhadap kelompok Ahmadiyah Lahore dan Ahmadiyah Qadiyan, artinya Islam mainstream semakin dapat menerima kelompok Ahmadiyah Lahore dan Ahmadiyah Qadiyan secara individual terlepas dari keanggotaan mereka dalam suatu kelompok dan sebaliknya ketika skor pada tipe orientasi ini semakin rendah. C. POPULASI, SAMPEL, DAN METODE PENGAMBILAN SAMPEL

1. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan pengamatan yang menjadi fokus perhatian dari sebuah penelitian Walpole, 1982 yang nantinya akan dikenai generalisasi dari hasil penelitian Field, 2009. Adapun fokus perhatian yang Universitas Sumatera Utara diamati dalam penelitian ini adalah kelompok Islam mainstream di kota Medan. Karena hampir tidak mungkin untuk meneliti keseluruhan populasi, maka peneliti hanya mengambil data dari sebagian kecil perwakilan populasi yang disebut sebagai sampel dan nantinya hasil data dari sampel tersebut yang akan disimpulkan pada keseluruhan populasi Field, 2009. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa USU beragama Islam dan bukan bagian dari kelompok Ahmadiyah Qadiyan maupun Ahmadiyah Lahore.

2. Metode Pengambilan Sampel dan Jumlah Sampel

Metode pengambilan sampel atau sampling adalah cara yang digunakan untuk mengambil sampel dari populasi dengan menggunakan teknik tertentu Hadi, 2004. Sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah non- random sampling, yaitu incidental sampling, yakni individu-individu dalam bagian populasi yang ditemukan yang dijadikan sebagai subjek penelitian Hadi, 2004. Untuk menemukan subjek penelitian, peneliti menanyakan kepada subjek penelitian yang ditemukan tentang kelompok agama mereka untuk memastikan bahwa mereka adalah Islam dan bukan bagian dari kelompok Ahmadiyah Qadiyan maupun Ahmadiyah Lahore.

D. ALAT UKUR DAN INSTRUMEN PENELITIAN

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode kuesioner dalam bentuk skala, yakni metode yang didasarkan pada self-report atau penilaian langsung dari subjek penelitian yang diberikan kuesioner mengenai dirinya ataupun keyakinannya Hadi, 2004. Skala Universitas Sumatera Utara 1 2 3 4 5 6 7 yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala sikap terhadap kesesuaian ideologi yang disusun oleh peneliti berdasarkan definisi, elemen, dan ekspresinya yang dikemukakan oleh Franzoi 2009 dan skala orientasi akulturasi kelompok dominan yang juga disusun oleh peneliti berdasarkan dimensi dan karakteristiknya yang dikemukakan oleh Bourhis, dkk. 1997. Kedua skala disusun dengan menggunakan teknik Semantic Differential yang dikembangkan oleh Osgood, Suci, dan Tannebaum 1975 Azwar, 2010. Dengan skala ini nantinya subjek penelitian memberikan respon yang langsung menggambarkan bobot penilaian mereka terhadap stimulus atau aitem yang bergerak dalam satu kontinum. Kontinum skala bergerak dari 1 sampai 7, di mana semakin ke arah 1 maka nilai sikap terhadap pernyataan aitem yang disediakan bernilai semakin negatif dan semakin ke arah 7 maka nilai sikap terhadap aitem yang disediakan semakin positif, sedangkan di titik 4 nilai sikap bersifat netral. Berikut gambaran kontinum skala semantic differential yang digunakan : Gambar 4. Kontinum Skala Semantic Differential Rerata skor subjek penelitian yang semakin tinggi pada skala sikap terhadap kesesuaian ideologi mengindikasikan sikap mereka yang semakin positif terhadap kesesuaian ideologi, dan demikian sebaliknya jika rerata skor semakin rendah maka sikap mereka terhadap kesesuaian ideologi semakin negatif Azwar, 2010. Pada skala orientasi akulturasi, semakin tinggi rerata skor yang diperoleh Unfavourable Favourable Netral Negatif Positif Universitas Sumatera Utara Netral pada masing-masing tipe orientasi akulturasi, maka subjek penelitian semakin menginginkan tipe orientasi tersebut, dan sebaliknya semakin rendah rerata skor yang dihasilkan maka subjek penelitian semakin tidak menginginkan orientasi tersebut. Adapun blueprint untuk skala sikap terhadap kesesuaian ideologi dan skala orientasi akulturasi Islam mainstream masing-masing disajikan pada Tabel 1 dan Tabel 3. Gambaran aitem skala disajikan pada Tabel 2 dan Tabel 4. Berikut adalah tabel blueprint untuk skala sikap Islam mainstream terhadap kesesuaian ideologi kedua kelompok Ahmadiyah Qadiyan dan Ahmadiyah Lahore dengan ideologi Islam pada umumnya disajikan pada tabel 1 di bawah ini: Tabel 1. Blueprint Skala Sikap Terhadap Kesesuaian Ideologi Elemen Indikator Nomor Aitem Jumlah Favorable Unfavorable Evaluasi Menyukai 1, 3 8, 11 4 Mencintai 6, 10 4 3 Pandangan baik 7, 9, 12 2, 5 5 Total 12 Adapun aitem skala sikap Islam mainstream terhadap kesesuaian ideologi kedua kelompok Ahmadiyah Qadiyan dan Ahmadiyah Lahore dengan ideologi Islam pada umumnya dibentuk berdasarkan indikator sikap pada blueprint yang terdapat pada tabel 1. Berikut beberapa contoh aitem skala sikap terhadap kesesuaian ideologi disajikan pada tabel 2: Universitas Sumatera Utara 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 Sangat tidak suka Tabel 2 . Beberapa Aitem Skala Sikap Terhadap Kesesuaian Ideologi Elemen Aitem Menyukai Saya menyukai kelompok Ahmadiyah Lahore Pandangan baik Saya memiliki pandangan yang baik terhadap kelompok Ahmadiyah Lahore Mencintai Saya mencintai kelompok Ahmadiyah Lahore beserta ajarannya Blueprint untuk skala orientasi akulturasi Islam mainstream terhadap kedua kelompok Ahmadiyah Qadiyan dan Ahmadiyah Lahore disajikan pada tabel 3 di bawah ini: Tabel 3. Blueprint Skala Orientasi Akulturasi Islam mainstream Tipe Aitem Jumlah Integrasi 1, 6, 11, 16, 21 5 Asimilasi 2, 7, 12, 17, 22 5 Segregasi 3, 8, 13, 18, 23 5 Eksklusi 4, 9, 14, 19, 24 5 Individualisme 5, 10, 15, 20, 25 5 Total 25 Adapun aitem skala orientasi akulturasi Islam mainstream terhadap kedua kelompok Ahmadiyah Qadiyan dan Ahmadiyah Lahore yang digunakan dalam penelitian ini dibentuk berdasarkan indikator orientasi akulturasi pada blueprint yang terdapat pada tabel 3 di atas. Berikut beberapa aitem skala orientasi 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 Sangat tidak suka Sangat suka Sangat baik Sangat tidak baik 1 2 3 4 5 6 7 Sangat cinta Sangat benci Universitas Sumatera Utara 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 akulturasi Islam mainstream terhadap kedua kelompok Ahmadiyah Qadiyan dan Ahmadiyah Lahore disajikan pada tabel 4 di bawah ini: Tabel 4. Aitem Skala Orientasi Akulturasi Islam mainstream Tipe Aitem Integrasi Kelompok Ahmadiyah Lahore tetap harus pada kepercayaan mereka dan membenarkan label mereka sebagai Islam. Asimilasi Sebaiknya kelompok Ahmadiyah Lahore meninggalkan kepercayaan mereka dan sepenuhnya mengikuti kepercayaan Islam yang sebenarnya. Segregasi Saya ingin kelompok Ahmadiyah Lahore dengan kepercayaannya untuk membentuk agamanya sendiri sebagai agama yang berbeda dari Islam. Eksklusi Kelompok Ahmadiyah Lahore bukan bagian dari Islam dan kepercayaannya harus dihapuskan. Individualisme Saya bersedia berteman dengan siapa saja tanpa memandang suku atau agama mereka termasuk dengan anggota kelompok Ahmadiyah Lahore. Sangat tidak setuju Sangat setuju Sangat ingin Sangat tidak setuju Sangat setuju Sangat tidak bersedia Sangat bersedia 1 2 3 4 5 6 7 Sangat tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 Sangat setuju 1 2 3 4 5 6 7 Sangat tidak ingin 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 Universitas Sumatera Utara

E. VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR 1. Validitas Alat Ukur