Beret Amplas Geripis Sobek Mata Kayu

telah kita kenal adalah tidak segaris, cacat gosok, pecah dan retak, mata kayu lepas, jahitan veneer jelek, lubang paku dan staples, dan gupil. Berikut ini adalah penjelasan singkat dari macam – macam kecacatan fisik dalam produksi furniture, yaitu :

1. Beret Amplas

Beret Amplas terjadi saat pekerja menggosok barang dengan tekanan yang terlalu besar atau dengan menggunakan ampelas yang terlalu kasar. Hal ini akan menyebabkan timbulnya alur-alur pada permukaan, yang hanya akan kelihatan setelah stain pertama diaplikasikan pada permukaan itu. Beret Amplas dapat berbentuk melingkar, berlawanan serat, ataupun searah serat kayu. Gambar 2.4 Contoh Kecacatan Beret Amplas

2. Geripis Sobek

Geripis adalah suatu istilah untuk mendeskripsikan sebuah cacat yang terjadi saat dipotong, dibor, atau dibentuk dengan sebuah alat yang tumpul. Alat yang tumpul akan menyobek serat kayu, bukannya memotong serat tersebut. Cacat ini juga dapat terjadi saat mata gergaji atau mata bor yang salah digunakan pada proses tersebut. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Geripis juga dapat ditemukan di dalam laci saat lubang untuk memasang hardware handle, dll tidak dikunci dari dalam atau dapat juga ditemukan saat lubang dibor dengan menggunakan mata bor yang salah. Di bawah ini kita akan melihat sejumlah contoh tear out geripis pada bagian-bagian yang berbeda dari sebuah furniture. Cacat ini harus diketahui sebelum barang tersebut dikirim ke konsumen Gambar 2.5 Contoh Kecacatan Geripis 3. Pecah Retak Adanya Pecah Retak pada sebuah furniture tidak dapat diterima. Furniture yang pecah atau retak tidak boleh dikirim ke konsumen. Barang tersebut harus direpair atau diganti. Gambar 2.6 Contoh Kecacatan Pecah Retak Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4. Mata Kayu

Banyak gaya furniture yang membebaskan adanya mata kayu. Designer sengaja membiarkan adanya mata kayu dengan tujuan untuk membuat furniture yang menampilkan kesan pedesaan. Mata kayu mengindikasikan tempat adanya cabang pada pohon yang dipotong untuk mendapatkan kayu tersebut. Sebuah mata kayu tampak sebagai sebuah pusaran pada serat kayu dengan pusat yang berwarna gelap. Sebuah pusaran mempunyai teksture dan kepadatan yang berbeda dibandingkan kayu di sekitarnya, dan dengan demikian ia dapat lepas dari kayu tersebut. Mata kayu yang lepas seringkali dapat dilem kembali ke tempatnya, tetapi jika tidak, maka akan dianggap cacat. Jenis cacat lainnya terjadi saat mata kayu tidak diberi sealer dengan benar sehingga getahnya merembes naik sampai ke permukaan finishing dan mengubah warna finishing. Gambar 2.7 Contoh Kecacatan Mata kayu 5. Jahitan Veneer Veneer adalah selembar kayu yang tebalnya biasanya antara 0.5mm sampai 1mm. Lembaran veneer disatukan dengan cara dijahit. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Sebagai contoh: sebuah dresser dengan top panel dari veneer terdiri atas beberapa veneer yang telah dijahit dan dilaminating pada permukaan sebuah core panel. Veneer yang akan dijahit harus sama tebal. Serat dan warna veneer harus dipadukan sesuai mozaik dalam gambar kerja. Jahitan harus digosok sampai tidak kelihatan pola jahitannya. Gambar 2.8 Contoh kecacatan Jahitan Veneer

2.10 Abstrak Six Sigma