Pengujian Instrumen Penelitian KERANGKA TEORI

Rumah Sakit Grhasia Yogyakarta memilih subjek yang sesuai dengan kriteria penelitian. Dari seluruh jumlah skala yang ada terdapat 2 skala yang kosong karena subjek yang bersangkutan sedang berada diluar kota serta 2 subjek yang gugur karena ada beberapa item soal dalam skala yang tidak dijawab lengkap, jadi subjek uji coba ini berjumlah 58.

F. Pengujian Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrumen pengukuran dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat ukur tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud pengukuran tersebut. Tes yang menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas rendah Azwar, 2000. Uji validitas alat ukur dalam penelitian ini menggunakan validitas isi content validity. Validitas isi adalah validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat professional judgement, dalam hal ini dilakukan dengan dosen pembimbing. Pertanyaan yang dicari jawabannya dalam validitas ini adalah sejauhmana item-item tes mewakili mewakili komponen-komponen dalam keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur aspek representasi dan sejauhmana item-item tes PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mencerminkan ciri-ciri perilaku yang hendak diukur aspek relevansi Azwar, 2001. 2. Daya Beda Item Prosedur seleksi item didasarkan pada data empiris yaitu data hasil uji coba item pada kelompok subjek yang karakteristiknya setara dengan subjek yang hendak dikenai skala. Kualitas item-item diukur dengan analisis butir, yang menggunakan parameter daya beda item. Daya beda item adalah sejauh mana item mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang diukur Azwar, 2000. Indeks daya beda item merupakan konsistensi antar fungsi item dengan fungsi skala secara keseluruhan yang dikenal dengan istilah konsistensi item total. Pengujian daya beda item dilakukan dengan komputasi koefisien korelasi antara distribusi skor skala yang akan menghasilkan koefisien korelasi total, yang disebut parameter daya beda item. Suatu item dikatakan memiliki daya beda item yang baik bila koefisien korelasi total mencapai nilai ≥0,30 Azwar, 2000. Hasil uji coba yang dilakukan terhadap 68 item skala kecemasan menghadapi pasien di rumah sakit jiwa ini mempunyai daya beda item berkisar antara 0,197 sampai dengan 0,823. Uji coba ini terdapat 2 item yang gugur karena daya bedanya berada di bawah 0,30 yaitu 0,197 dan 0,288. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 4 Spesifikasi skala tingkat kecemasan Setelah uji coba No Komponen Favorabel Unfavorabel Total 24 1 Fisiologis 13 11 36,4 20 2 Kognitif 10 10 30,2 22 3 Afektif 11 11 33,4 34 32 66 Total 51,5 48,5 100 Tabel 5 Distribusi item skala tingkat kecemasan Setelah uji coba No Komponen Favorabel Unfavorabel Total 24 1 Fisiologis 1, 11, 12, 21, 28, 37, 45, 46, 55, 57, 58, 60, 66 5, 6, 14, 18, 23, 24, 32, 35, 40, 49, 52, 65 36,4 20 2 Kognitif 2, 7, 22, 25, 29, 36, 48, 61, 67, 68 4, 15, 16, 19, 33, 39, 41, 44, 50, 53 30,2 22 3 Afektif 3, 8, 13, 20, 26, 27, 38,47 ,54, 56, 59 9, 10, 17, 30, 31, 34, 42, 43, 51, 62, 63, 64 33,4 Total 51,5 48,5 100 Keterangan = item yang gugur Prosentase item per aspek kurang seimbang, maka untuk menentukan item-item yang digunakan dalam penelitian sesungguhnya, peneliti dengan dosen pembimbing melakukan penyetaraan item yaitu dengan memilih item terbaik dari 66 item yang sahih,. Pengurangan sebanyak 2 item ini dilakukan dengan asumsi bahwa 64 item yang terbaik masih mewakili setiap aspek yang hendak diukur dan dapat digunakan untuk mengukur seberapa besar tingkat kecemasan yang dimiliki subjek penelitian. Tabel 6 Spesifikasi skala tingkat kecemasan Setelah penyetaraan item No Komponen Favorabel Unfavorabel Total 22 1 Fisiologis 12 10 34,4 20 2 Kognitif 10 10 31,2 22 3 Afektif 11 11 34,4 33 31 64 Total 51,6 48,4 100 Tabel 7 Distribusi item skala tingkat kecemasan Setelah penyetaraan item No Komponen Favorabel Unfavorabel Total 22 1 Fisiologis 1, 11, 12, 21, 28, 37, 45, 46, 55, 57, 58, 60, 66 6, 14, 18, 23, 24, 32, 35, 40, 49, 52, 65 34,4 20 2 Kognitif 2, 7, 22, 25, 29, 36, 48, 61, 67, 68 4, 15, 16, 19, 33, 39, 41, 44, 50, 53 31,2 22 3 Afektif 3, 8, 13, 20, 26, 27, 38, 47, 54, 56, 59 9, 10, 17, 30, 31, 34, 42, 43, 51, 62, 64 34,4 Total 51,6 48,4 100 Keterangan = item yang dihilangkan untuk penyetaraan skala PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. Uji Reliabilitas Istilah reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability, mempunyai asal kata dari rely dan ability yang pada prinsipnya menunjukkan sejauhmana pengukuran itu dapat memberikan hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan pengukuran kembali terhadap subjek yang sama Azwar,2000. Reliabilitas sebenarnya mengacu pada konsistensi atau keterpercayaan hasil ukur, yang mengandung kecermatan pengukuran. Pengukuran yang tidak reliabel akan menghasilkan skor yang tidak dapat dipercaya karena perbedaan skor yang terjadi di antara individu lebih ditentukan oleh faktor eror kesalahan daripada faktor perbedaan yang sesungguhnya. Pengukuran yang tidak reliabel tentu tidak akan konsisten pula dari waktu ke waktu Azwar, 1999. Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas r xx ’ yang angkanya berada dalam rentang 0 – 1,00. semakin koefisien reliabilitas mendekati 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya sebaliknya semakin mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitasnya Azwar, 1999. Dari hasil uji coba yang dilakukan, reliabilitas skala kecemasan menghadapi pasien di rumah sakit jiwa pada item yang terseleksi sebesar 0,971.

G. Prosedur Penelitian

Dokumen yang terkait

Perbedaan Tingkat Kecemasan Dental Pasien Pria Dan Wanita Sebelum Pencabutan Gigi Di Departemen Bedah Mulut RSGMP FKG USU Medan

26 177 67

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN WANITA YANG BELUM MENIKAH SAAT MENGHADAPI PREMENOPAUSE

0 3 68

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN WANITA YANG BELUM MENIKAH SAAT MENGHADAPI PREMENOPAUSE

2 11 109

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA PERAWAT PROFESIONAL DENGAN PERAWAT VOKASIONAL DI RUMAH Perbedaan Tingkat Kecemasan Antara Perawat Profesional Dengan Perawat Vokasional Di Rumah Sakit Umum Kumala Siwi Kudus.

0 2 13

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN DALAM MENGHADAPI PERNIKAHAN ANTARA WANITA TERDIDIK DAN WANITA Perbedaan Tingkat Kecemasan Dalam Menghadapi Pernikahan Antara Wanita Terdidik Dan Wanita Kurang Terdidik di KUA Kecamatan Tegalrejo Yogyakarta.

0 0 16

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN DALAM MENGHADAPI PERNIKAHAN ANTARA WANITA TERDIDIK Perbedaan Tingkat Kecemasan Dalam Menghadapi Pernikahan Antara Wanita Terdidik Dan Wanita Kurang Terdidik di KUA Kecamatan Tegalrejo Yogyakarta.

0 0 11

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN DALAM MENGHADAPI PERNIKAHAN ANTARA PRIA BERPENDAPATAN TINGGI Perbedaan Tingkat Kecemasan dalam Menghadapi Pernikahan Antara Pria Berpendapatan Tinggi dengan Pria Berpendapatan Rendah Di KUA Kecamatan Laweyan Surakarta.

0 1 13

Perbedaan kecemasan menghadapi perkawinan pada pria dan wanita dewasa awal.

0 3 110

PERBEDAAN KECEMASAN MENGHADAPI PENSIUN ANTARA PRIA DAN WANITA DI RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN DARAT GATOT SOEBROTO JAKARTA SKRIPSI

0 0 81

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT PRIA DAN WANITA MENIKAH DALAM MENGHADAPI PASIEN DI RUMAH SAKIT JIWA Skripsi Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh gelar sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

0 0 141