i. State Anxiety Kecemasan yang timbul bila individu sedang dihadapkan pada situasi
tertentu dan gejala kecemasan tersebut selalu menetap selama situasi yang memicu kecemasan itu tetap ada.
ii.Trait Anxiety Kecemasan yang muncul pada diri individu sebagai suatu yang
menetap pada diri individu. Kecemasan ini sangat berhubungan dengan kepribadian individu yang mengalaminya. Kecemasan ini memiliki
pengertian bahwa individu selalu merasa cemas dalam berbagai situasi dan sering mengarah pada kesulitan individu dalam beradaptasi.
b. Kecemasan Sebagai Intervening Variable variabel perantara
Kecemasan merupakan suatu keadaan yang diperkirakan terjadi karena kondisi tertentu, tapi juga memiliki konsekuensi tertentu. Kecemasan
tersebut merupakan suatu serangkaian stimulus dan respon. Kecemasan ini walaupun tidak dapat diketahui langsung melalui observasi, tetapi dapat
diketahui secara tidak langsung dari pengamatan kondisi stimulus dan perilaku yang mendahuluinya serta manifestasinya sebagai akibat dari
keadaan tersebut, yang dapat dilihat melalui kondisi fisiologis dari situasi yang mencemaskan tersebut.
3. Komponen kecemasan
Maher dalam Calhoun Acocella, 1989 mengungkapkan reaksi kecemasan ada 3 komponen :
a. Emosional
Individu yang bersangkutan secara sadar mempunyai ketakutan yang mendalam
b. Kognitif
Ketakutan menjadi lebih besar kemungkinan akan mempengaruhi kemampuan individu untuk berpikir jernih, memecahkan masalah dan
mengatasi tuntutan dari lingkungan. c.
Fisiologis Tubuh yang merespon ketakutan mengarahkannya pada suatu tindakan.
Proses ini lebih karena kerja dari sistem syaraf otonom yang mengontrol beberapa syaraf dan kelenjar tubuh. Di saat pikiran menangkap
ketakutan maka sistem syaraf otonom akan mempengaruhi tubuh. Jantung berdegup, denyut nadi dan nafas menjadi lebih cepat, pupil mata
membesar, sistem pencernaan terganggu dan tekanan darah meningkat. Kelenjar adrenalin memicu adrenalin ke darah yang akhirnya darah
dialirkan ke sistem skeletal sehingga menjadi lebih kencang dan siap untuk melakukan tindakan.
Menurut Bucklew dalam Sitepu, 2004, para ahli membagi bentuk kecemasan dalam dua tingkat yaitu:
a. Tingkat psikologis Berupa kecemasan yang berupa gejala-gejala kejiwaan seperti tegang,
bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi, perasaan tidak menentu dan reaksi psikologis lainnya.
b. Tingkat fisiologis
Merupakan kecemasan yang sudah mempengaruhi atau terwujud dalam gejala-gejala fisiologis, misalnya : tidak dapat tidur, tekanan darah naik,
jantung berdebar,gemetaran, perut mual dan sebagainya. Hurlock 1997 menyatakan individu yang mengalami kecemasan
ditandai dengan adanya rasa khawatir, gelisah dan perasaan akan terjadi suatu hal yang kurang menyenangkan yang diikuti perasaan tidak mampu
menghadapi tantangan, kurang percaya pada diri sendiri dan tidak dapat menemukan penyelesaian terhadap masalahnya. Darajat 1996 juga
menyebutkan gejala-gejala kecemasan yang bersifat fisik dan mental. Gejala fisik berupa ujung jari yang terasa dingin, pencernaan tidak teratur, detak
jantung cepat, keringat bercucuran, tidur tidak nyenyak , nafsu makan hilang, kepala pusing, sesak nafas. Gejala mental antara lain sangat takut, merasa
akan ditimpali bahaya atau kecelakaan, tidak bisa memusatkan perhatian, tidak berdaya atau rendah diri, hilang kepercayaan diri, tidak tenteram dan ingin lari
dari kenyataan hidup. Dari uraian diatas, maka diambil kesimpulan mengenai komponen
kecemasan yaitu : 3 komponen yang terdapat pada kecemasan, adalah :
a. Fisiologis
Merupakan kecemasan yang berkaitan dengan reaksi dari tubuh individu, seperti jantung berdebar, gemetaran, perut mual, tidak dapat tidur, tekanan
darah naik, pencernaan tidak teratur, detak jantung cepat, keringat bercucuran, tubuh terasa panas dingin, kepala pusing dan sesak nafas.
a. Kognitif
Merupakan kecemasan yang berkaitan dengan proses berpikir, seperti kemampuan individu untuk berpikir jernih, kesulitan dalam
berkonsentrasi, sukar untuk memecahkan masalah dan sulit dalam mengatasi tuntutan dari lingkungan.
b. Afektif
Merupakan kecemasan yang berkaitan dengan perasaan seperti adanya rasa takut yang kuat, mudah tersinggung, mudah khawatir, tidak berdaya
atau rendah diri, hilang kepercayaan diri, tidak tenteram dan ingin lari dari kenyataan hidup.
4. Faktor-faktor Penyebab Kecemasan