Perilaku Sehat dan Sakit Swamedikasi

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA

A. Perilaku Sehat dan Sakit

Masyarakat awam mengartikan sehat sebagai keadaan tubuh yang enak, nyaman, gembira dan dapat melakukan kegiatan sehari-hari, sedangkan sakit diartikan sebagai keadaan tubuh yang mengalami gangguan yang menimbulkan perasaan tidak enak, tidak nyaman dan sebagainya. Konsep sehat-sakit ini berlaku sama bagi anak-anak maupun orang dewasa, hanya gejalanya yang berbeda Notoadmodjo, 2003. Pengertian penyakit disease adalah suatu bentuk reaksi biologis terhadap suatu organisme, benda asing atau luka. Hal ini merupakan suatu fenomena yang objektif yang ditandai oleh perubahan fungsi-fungsi tubuh sebagai organisme biologis, sedangkan sakit illness adalah penilaian seseorang terhadap penyakit sehubungan dengan pengalaman yang langsung dialaminya. Hal ini merupakan fenomena subjektif yang ditandai dengan perasaan tidak enak Notoadmodjo, 2003. Perilaku sehat adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh orang yang merasa sehat untuk mencegah penyakit atau mendeteksi penyakit sebelum keluarnya gejala. Perilaku sakit adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh orang yang merasa sakit untuk menjelaskan keadaan kesehatannya dan mendapatkan pengobatan yang sesuai Supardi,1999. 6 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lima konsep yang berguna untuk analisis perilaku sakit adalah: 1. shopping atau proses mencari beberapa sumber yang berbeda dari medical care untuk satu persoalan atau yang lain. 2. fragmentation atau proses pengobatan oleh beberapa fasilitas kesehatan pada lokasi yang sama. 3. procrastination atau proses penundaan pencarian pengobatan gejala yang dirasakan. 4. self medication atau mengobati sendiri dengan menggunakan berbagai ramuan atau obat-obatan yang dinilai tepat baginya. 5. discontinuity atau proses penghentian pengobatan Notoadmodjo, 2003.

B. Swamedikasi

Dari Riset Rumah Tangga yang dilaksanakan oleh Departemen Kesehatan RI, didapat data kuantitatif tentang perilaku masyarakat terhadap timbulnya gejala penyakit antara lain: dibiarkan 5, diobati dengan cara sendiri 5, diobati dengan jamu 9, memakai obat bebas 63 dan pergi ke dokter atau puskesmas 18. Dari data tersebut ternyata prosentase penderita sakit yang melakukan swamedikasi menggunakan obat bebas adalah paling besar. Kenyataan tersebut dapat dijadikan salah satu dasar kebijakan dalam membina kesehatan masyarakat pada umumnya Sartono,1993b. Swamedikasi merupakan suatu tindakan pengobatan sendiri yang biasa dilakukan untuk mengatasi masalah atau gangguan kesehatan yang ringan, misalnya selesma, demam, sakit kepala, diare, sembelit, maag, gatal-gatal, infeksi jamur kulit dan lain-lain Anonim,2001. Swamedikasi biasanya dilakukan untuk mengobati penyakit yang sudah biasa dialami dengan menggunakan terapi nir obat, obat atau ramuan tradisional, obat modern atau cara lain tanpa petunjuk dokter atau tenaga kesehatan lainnya. Tujuan swamedikasi antara lain untuk peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit ringan dan pengobatan rutin penyakit kronis setelah perawatan dokter. Peranan swamedikasi adalah untuk penanggulangan secara cepat dan efektif keluhan yang tidak memerlukan konsultasi medis, mengurangi beban pelayanan kesehatan pada keterbatasan sumber daya dan tenaga serta meningkatkan keterjangkauan pelayanan kesehatan untuk masyarakat yang jauh dari puskesmas Supardi,1997. Swamedikasi menggunakan obat tanpa resep pada umumnya didasarkan atas pengalaman masa lalu maupun informasi dari keluarga atau lingkungan sekitar. Selain itu, saat ini semakin banyak obat-obat tanpa resep yang dipromosikan melalui iklan di media cetak, elektronik maupun billboard yang disertai dengan informasi dan bujukan yang kadang menarik konsumen bahkan menyesatkan. Konsumen harus benar-benar selektif dalam memilih obat sesuai dengan kondisi tubuh dan penyakitnya. Swamedikasi menggunakan obat tanpa resep harus memperhatikan: 1. pencantuman nomor registrasi dari Badan POM sebagai izin beredar 2. kondisi obat dan kemasan apakah dalam keadaan baik atau rusak 3. tanggal kadaluarsa obat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. membaca dan mengikuti keterangan atau informasi yang tercantum pada kemasan atau brosur yang terdapat dalam kemasan obat yang berisi tentang indikasi, kontraindikasi, efek samping, dosis, aturan pemakaian, cara penyimpanan, perhatian, peringatan dan informasi tentang interaksi obat dengan obat atau obat dengan makanan Widodo, 2004.

C. Obat Tanpa Resep