Obat Tanpa Resep PENGANTAR

4. membaca dan mengikuti keterangan atau informasi yang tercantum pada kemasan atau brosur yang terdapat dalam kemasan obat yang berisi tentang indikasi, kontraindikasi, efek samping, dosis, aturan pemakaian, cara penyimpanan, perhatian, peringatan dan informasi tentang interaksi obat dengan obat atau obat dengan makanan Widodo, 2004.

C. Obat Tanpa Resep

Penggolongan obat berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 917MENKESPERX1993 pasal 1 ayat 3 tentang Wajib Daftar Obat Jadi, obat digolongkan menjadi enam yaitu obat bebas, obat bebas terbatas, obat wajib apotek, obat keras, psikotropika dan narkotika Anonim, 1996. Berikut hanya dijelaskan tentang obat bebas dan obat bebas terbatas yang termasuk dalam Obat Tanpa Resep. Obat Tanpa Resep OTR dapat diartikan sebagai obat modern yang dapat dibeli tanpa resep dokter atau obat yang telah ditegaskan akan aman dan manjur bagi penggunanya apabila digunakan mengikuti petunjuk penggunaan dan peringatan yang terdapat dalam kemasan obat. Dari pengertian tersebut berarti pemakai dapat bebas mendiagnosis penyakit dan memilih obat sendiri, serta pemakaian dan cara mendapatkan obat tidak diawasi oleh dokter atau apoteker. Obat yang dapat diserahkan tanpa resep berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 919MENKESPERX1993 pasal 2 harus memenuhi kriteria: 1. tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak di bawah umur 2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. pengobatan sendiri dengan menggunakan obat yang dimaksud tidak mampu memberikan resiko pada kelanjutan penyakit. 3. penggunaannya tidak memerlukan cara dan atau alat khusus yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan. 4. penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di Indonesia. 5. obat yang dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri Anonim, 1996. Obat Tanpa Resep dapat dibedakan menjadi dua, yaitu obat bebas dan obat bebas terbatas. Obat bebas adalah obat yang dalam penggunaannya tidak membahayakan dan dapat dipergunakan tanpa pengawasan dokter. Berdasarkan SK Menteri Kesehatan RI No. 2380ASK1983, pada bagian wadah atau kemasan harus diberi tanda khusus berupa lingkaran hijau dengan garis tepi hitam. Obat bebas terbatas adalah golongan obat yang dalam penggunaannya cukup aman, tetapi bila digunakan berlebihan dapat mengakibatkan efek samping yang kurang menyenangkan. Penggunaannya tidak memerlukan pengawasan dokter namun terbatas sesuai dengan aturan yang tertera dalam kemasan. Obat bebas terbatas harus mencantumkan tanda khusus berupa lingkaran berwarna biru dengan garis tepi hitam. Pada kemasan obat bebas terbatas juga harus mencantumkan tanda peringatan yang ditulis dengan warna putih di dalam kotak yang berwarna hitam Anonim, 1996. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel I. Enam tanda peringatan yang harus dicantumkan sesuai dengan penggunaannya P. no. 1 Awas Obat Keras. Bacalah aturan pemakaiannya di dalam Contoh: Paramex P. no. 2 Awas Obat Keras. Hanya untuk kumur, jangan ditelan. Contoh:Listerine Mouthwash P. no. 3 Awas Obat Keras. Hanya untuk bagian luar tubuh. Contoh: Betadine Antiseptik P. no. 4 Awas Obat Keras. Hanya untuk dibakar. Contoh: Rokok Anti Asma P. no. 5 Awas Obat Keras. Tidak boleh ditelan. Contoh: Dulcolax P. no. 6 Awas Obat Keras. Obat wasir jangan ditelan. Contoh: Anusol

D. Selesma 1. Definisi