perhatian bagi produsen obat agar dapat memberikan informasi yang jelas dan lengkap pada produk obat tanpa resep dan iklan yang ditayangkan.
Dari data di atas hanya 22 responden yang memilih apoteker sebagai sumber informasi 16,54. Hal ini menunjukkan bahwa peranan apoteker dalam
pemberian informasi mengenai obat tanpa resep belum maksimal sehingga harus lebih ditingkatkan lagi agar tidak terjadi kesalahan dalam penggunaan obat tanpa
resep oleh konsumen. Apoteker sebaiknya memberikan informasi kepada konsumen mengenai cara penggunaan obat tanpa resep yang benar karena pada
kemasan obat informasi yang tercantum kurang lengkap dan jelas Setiadji,1996.
F. Pemilihan Obat Selesma Tanpa Resep untuk Anak
Pemilihan obat selesma tanpa resep untuk anak yang akan dijelaskan meliputi: merek obat yang sering digunakan, komposisi zat aktif obat
yang digunakan, bentuk sediaan dan tempat membeli obat selesma tanpa resep.
Tabel XV. Merek Obat Selesma Tanpa Resep yang Sering Digunakan Responden
No. Merek Obat Selesma Tanpa
Resep Yang Paling Sering Digunakan Responden
Jumlah Prosentase
1. Actifed 12
9,02
2. Anakonidin 34
25,56
3. Bodrexin Sirup
6 4,51
4. Coldrexin 5
3,76 5. Decolsin
Sirup 4
3,01 6. Hufagrip
20 15,04
7. OBH Combi Batuk Flu Anak
24 18,05
8. Parasetine 8
6,02 9. Termorex
Plus 13
9,77 10. Sanaflu
Plus 7
5,26 Total
133 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden memilih obat selesma tanpa resep untuk anak dengan merek Anakonidin® 25,56.
Anakonidin® merupakan salah satu obat selesma tanpa resep untuk anak dengan komposisi zat aktif antara lain fenilefrin sebagai dekongestan nasal,
dekstromethorpan sebagai antitusif, gliseril guaiakolat sebagai ekspektoran dan klorfeniramin maleat sebagai antihistamin. Anakonidin® mempunyai indikasi
mengurangi gejala hidung tersumbat, bersin-bersin dan batuk yang menyertai flu. Berdasarkan kriteria yang dibuat oleh FDA Badan Pengawas Obat dan
Makanan Amerika sebenarnya Anakonidin® termasuk yang tidak memenuhi kriteria karena batas komponen penyusunnya lebih dari tiga komponen obat dan
terjadi efek yang berlawanan antar komponen penyusun yaitu antara antitusif dan ekspektoran serta adanya penambahan komponen penyusun yang tidak terlalu
penting yaitu antihistamin. Dalam hal ini peran apoteker sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan dalam pemilihan dan penggunaan obat tanpa resep.
Produk obat selesma kombinasi secara umum merupakan perpaduan antara obat-obat yang mempunyai indikasi analgesik antipiretik, dekongestan
nasal, antitusif, ekspektoran dan antihistamin. Produk obat selesma kombinasi ini sebaiknya digunakan apabila semua gejala selesma dapat diobati dengan obat
tersebut. Suatu produk obat kombinasi harus memenuhi kriteria yang dibuat oleh FDA. Salah satu kriteria yang dijadikan acuan adalah harus sesuai dari aspek
farmakologis antara lain: kelompok farmakologis masing-masing hanya boleh diwakili oleh satu jenis komponen, batas komponen penyusun hanya boleh paling
banyak tiga jenis komponen obat, kombinasi rasional artinya tujuan terapi masing- masing komponen tidak saling berlawanan.
Tabel XVI. Pengelompokan Produk Obat Selesma Tanpa Resep Berdasarkan Komposisi dan Indikasi Zat Aktif
Produk Obat Selesma
Tanpa Resep Komposisi
Indikasi Aturan Pakai
Actifed Tripolidina HCl 1,25 mg
Pseudoefedrin HCl 30 mg Dekstomethorpan HBr 10 mg
Antihistamin Dekongestan
Antitusif
2-5 th: 3xsehari ½ sdu
Sanaflu Plus Parasetamol 120 mg
Dekstromethorpan HBr 7,5 mg Fenilpropanolamin HCl 3,5 mg
Analgesik antipiretik Antitusif
Dekongestan
2-5 th: 3xsehari 1 sdu
Anakonidin Dekstromethorpan HBr 5 mg
Gliseril guaiakolat 25 mg Fenilefrin HCl 7,5 mg
CTM 0,5 mg Antitusif
Ekspektoran Dekongestan
Antihistamin
2-6 th: 3xsehari 5-10 ml
Coldrexin Asetaminofen125 mg
Fenilefrin 5 mg CTM 1 mg
Kalium sulfoguaiakolat 25 mg Analgesik antipiretik
Dekongestan Antihistamin
Ekspektoran
1-5 th: 3xsehari ½-1 sdu
Hufagrip Parasetamol 120 mg
Efedrina HCl 5 mg Clorfeniramin 2 mg
Gliseril guaiakolat 50 mg Analgesik antipiretik
Dekongestan Antihistamin
Ekspektoran
2-6 th: 3xsehari 1 sdu
Parasetine Parasetamol 120 mg
Gliseril guaiakolat 30 mg Efedrin HCl 3 mg
CTM 0,5 mg Analgesik antipiretik
Ekspektoran Dekongestan
Antihistamin
2-6 th: 3- 4xsehari 1 sdu
Termorex Plus Parasetamol 120 mg
Pseudoefedrin HCl 7,5 mg Gliseril guaiakolat 25 mg
CTM 0,5 mg Analgesik antipiretik
Dekongestan Ekspektoran
Antihistamin
2-5 th: 3xsehari 1 sdu
Bodrexin Sirup
Asetaminofen 80 mg CTM 1 mg
Fenilpropanolamin HCl 3 mg Guafenesin 25 mg
Na-sitrat 60 mg Analgesik antipiretik
Antihistamin Dekongestan
Ekspektoran Ekspektoran
2-6 th: 3xsehari 1 sdu
OBH Combi Batuk Flu
Anak Parasetamol 65 mg
Succus liquiritae 100 mg Ammonium klorida 50 mg
Efedrin HCl 5 mg CTM 1 mg
Analgesik antipiretik Ekspektoran
Ekspektoran Dekongestan
Antihistamin
2-6 th: 3xsehari 1 sdu
Decolsin Sirup Asetaminofen 150 mg
Fenilpropanolamin HCl 6,25 mg Levo-N-etilefedrina 6,25 mg
Dekstromethorpan HBr 5 mg Gliseril guaiakolat 50 mg
CTM 0,75 mg Analgesik antipiretik
Dekongestan Dekongestan
Antitusif Ekspektoran
Antihistamin
2-6 th: 3- 4xsehari 1 sdu
Keterangan: sdu: sendok ukur PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penambahan analgesik pada selesma sebenarnya tidak mutlak harus ada karena tidak semua penderita selesma merasakan gejala sakit kepala dan sakit
kepala yang timbul disebabkan oleh adanya sumbatan nasal. Apabila sumbatan nasal sudah dapat dihilangkan dengan dekongestan nasal maka penambahan
analgesik tidak diperlukan lagi. Manfaat klinis penambahan antihistamin pada produk obat selesma
sampai saat ini masih kontroversial. Penambahan antihistamin diperlukan sebagai sarana melawan histamin yang terlepas pada saat terjadi lisis sel semang dan
antihistamin mampu memperpanjang masa kerja dekongestan nasal dari satu sampai enam jam. Namun demikian perlu diperhatikan bahwa terlepasnya
histamin disebabkan oleh reaksi alergi seperti pada rhinitis alergi, sehingga sebenarnya tidak diperlukan untuk pengobatan selesma karena sumbatan nasal
pada selesma dapat diatasi dengan pemberian dekongestan nasal saja. Selesma tidak selalu disertai batuk. Namun apabila tidak segera diatasi
maka dapat menimbulkan batuk. Sebagian besar produk obat selesma tanpa resep kombinasi yang beredar di pasaran mengandung antitusif maupun ekspektoran
yang terkadang digunakan bersamaan dalam satu sediaan. Antitusif dan ekspektoran memiliki kerja yang saling berlawanan, dimana antitusif bekerja
dengan menekan refleks batuk baik sentral maupun perifer, sedangkan mekanisme kerja ekspektoran adalah mempermudah pembuangan sekret dari bronkus dan
trakea dengan meningkatkan jumlah cairan sehingga lendir menjadi encer dan merangsang pengeluaran lendir dari saluran pernafasan, dengan demikian lendir
akan mudah dikeluarkan. Apabila antitusif digunakan bersama dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ekspektoran, maka sekret yang terbentuk akan relatif sulit untuk dikeluarkan karena saraf batuk ditekan, padahal salah satu cara untuk mengeluarkan sekret
yang dihasilkan adalah dengan mekanisme batuk. Dengan demikian harus diperhatikan apakah batuk yang menyertai selesma tergolong batuk produktif atau
nirproduktif sehingga bisa ditentukan dengan tepat jenis obat yang akan digunakan.
Tabel XVII. Alasan Responden Memilih Obat Selesma Tanpa Resep Merek Tertentu
No. Alasan Responden Memilih Obat
Selesma Tanpa Resep Merek Tertentu
Jumlah Prosentase
1. Sebelumnya sudah pernah