G. Pelayanan Informasi Obat
Pelayanan informasi obat sangat diperlukan menuju pengobatan yang rasional. Fungsi pelayanan apoteker di farmasi komunitas lebih ditekankan pada
konsultasi dengan pasien serta pemberian informasi yang tepat guna berkaitan dengan khasiat, efek samping, peringatan dan cara pemakaian obat. Pemantauan
dan penilaian terhadap hasil pengobatan juga termasuk dalam fungsi pelayanan apoteker. Hal ini perlu diterapkan pada farmasi komunitas di Indonesia Donatus,
2000. Salah satu sasaran tercapainya penggunaan obat yang rasional adalah
diperolehnya informasi tentang obat yang berkualitas dan memadai bagi pasien, sehingga pasien dapat memutuskan tindakan apa yang terbaik bagi dirinya. Saat
ini pasien menyadari bahwa mereka mempunyai hak untuk mengambil keputusan atas kesehatan dirinya sehingga diperlukan informasi yang tepat diberikan kepada
pasien dalam mengambil keputusan Setiadji, 1996. Pada kenyataannya, kebanyakan masyarakat mendapatkan informasi
tentang penggunaan obat bebas hanya dari keluarga, pelayan toko atau warung maupun dari iklan. Selain itu, masyarakat biasanya cenderung melakukan
percobaan terhadap obat yang belum pernah dipakainya. Ditambah lagi banyak pasien yang tidak menghargai atau merasa tidak perlu mendapatkan bantuan
dokter atau apoteker dalam memilih obat tanpa resep Schwartz dan Isetts, 2000. Hal tersebut diatas menyebabkan terjadinya penggunasalahan obat yang
berdampak negatif bagi pasien Donatus, 1997. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Apoteker adalah profesi yang berada di garis depan dalam sistem pelayanan kesehatan yang diwajibkan untuk membantu pasien dalam memilih
alternatif yang dibutuhkan untuk mengatasi kondisinya Anonim, 1990. Apoteker dapat menyarankan salah satu dari tiga alternatif pilihan berikut ini kepada pasien
untuk mengatasi penyakitnya berdasarkan kondisi pasien pada saat itu: 1. memberikan saran non-farmakoterapi pada pasien jika memang dinilai tidak
membutuhkan obat. 2. menyarankan swamedikasi kepada pasien dengan penyakit ringan yang
membutuhkan obat. 3. merujuk pasien pada profesional kesehatan lain seperti dokter atau petugas
laboratorium jika memang pasien membutuhkannya Schwartz dan Isetts, 2000.
Institusi penting dalam pelayanan pengaturan obat kepada masyarakat adalah apotek. Apotek merupakan tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian
dan penyaluran sediaan farmasi serta perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian
mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan penyaluran obat, pelayanan atas resep dokter, pelayanan informasi obat dan pengembangan
obat Widodo, 2004. Apotek memberikan pelayanan khusus bagi konsumen, antara lain
kesempatan berkonsultasi dengan apoteker untuk mendapatkan informasi perlu tidaknya seseorang memeriksakan penyakitnya ke dokter atau cukup hanya
dengan menggunakan obat tanpa resep, obat wajib apotek atau bahkan tanpa obat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pelayanan informasi obat yang dibutuhkan oleh konsumen antara lain mengenai indikasi, kontraindikasi, efek samping, dosis dan aturan pakai, peringatan
penggunaan obat, harga obat serta informasi mengenai pilihan obat yang tepat bagi konsumen. Apotek juga memberikan kesempatan kepada konsumen untuk
berkonsultasi apabila ada keluhan atau efek yang timbul setelah pengggunaan obat tertentu Widodo, 2004.
H. Keterangan Empiris