Analisis Data ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

C. Analisis Data

1. Analisis Data Kualitatif a. Hasil Wawancara Wawancara dilaksanakan pada hari rabu tanggal 3 April 2013 pukul 09:00 – 10:50 WIB di Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Melawi. Narasumber dalam wawancara ini adalah Drs. Bachtiar AR, M.Si selaku Kepala Dinas di Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Melawi dan Drs. Paulus selaku Kepala Staf Teknis Lapangan di Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Melawi. Berikut ini hasil wawancara yang telah dilakukan : 1 Arti penting pengembangan potensi pariwisata bagi pemerintah daerah Kabupaten Melawi Jawaban : Pengembangan potensi pariwisata penting bagi pemerintah daerah Kabupaten Melawi karena dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah PAD dari sektor retribusi pariwisata. Selain itu dapat menciptakan lapangan pekerjaan sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Namun karena banyaknya kendala dan hambatan yang dialami selama ini sehingga membuat kebudayaan dan pariwisata di Kabupaten Melawi belum berkembang. 2 Sistem perencanaan kawasan dan penataan ruang wilayah di Kabupaten Melawi. Jawaban : Untuk sistem perencanaan kawasan dan penataan ruang wilayah secara umum untuk kawasan wisata belum ada namun perencanaan kawasan dan penataan ruang wilayah wisata alam Bukit Matok sudah ada dalam buku Laporan Perencanaan Kawasan Pariwisata Bukit Matok Tahun 2007. 3 Arti penting pengembangan daya tarik wisata alam Bukit Matok bagi pemerintah daerah Kabupaten Melawi. Jawaban : Penting namun sekarang ini sifatnya masih perencanaan saja. Belum ada tindakan nyata yang dapat dilakukan untuk mengembangkan daya tarik wisata alam Bukit Matok tersebut. Banyak kendala atau hambatan yang dialami. 4 Potensi wisata yang ada di daya tarik wisata alam Bukit Matok yang dapat dikembangkan oleh pemerintah daerah Kabupaten Melawi. Jawaban : Potensi wisata yang ada di Bukit Matok yaitu gua, sungai sumber mata air yang masih alami, bukit batu, hutan, danau yang letaknya di balik Bukit Matok, air terjun Liang Berasap yang terletak di hutan kawasan Bukit Matok, dan pemandangan alam hutan tropis. Potensi wisata yang ada di daya tarik wisata alam Bukit Matok sebenarnya mudah diakses oleh pengunjung jika kondisi jalannya memadai karena letak Bukit Matok strategis. 5 Upaya yang sudah dilakukan oleh pemerintah daerah untuk mengembangkan daya tarik wisata alam Bukit Matok. Jawaban : Sampai sekarang ini hanya perencanaannya saja dalam bentuk laporan tertulis. 6 Hambatan yang dialami oleh pemerintah daerah dalam upaya mengembangkan daya tarik wisata alam Bukit Matok. Jawaban : Secara umum, hambatan yang dialami untuk mengembangkan pariwisata di Kabupaten Melawi adalah sebagai berikut : a Masalah hukum dimana selama ini belum ada landasan hukum untuk pengembangan pariwisata di Kabupaten Melawi misalnya Peraturan Daerah Perda untuk menyusun Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah RIPPDA. b Masalah Sumber Daya Manusia SDM dimana banyak Pegawai Negeri Sipil yang mengisi posisijabatan di Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan sehingga berpengaruh kepada kinerjanya. Selain itu, mayoritas Pegawai Negeri sipil yang bekerja di Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata adalah tenaga teknis lapangan dan masih kekurangan tenaga ahli di bidang fotografer, editor, tenaga pemasaran, dan hukum. Tingginya tingkat mutasi Pegawai Negeri Sipil baik pimpinan, kepala staf, maupun staf teknis lapangan juga menjadi hambatan dalam mengembangkan pariwisata di Kabupaten Melawi karena berdampak pada terbengkalainya program – program yang telah direncanakan. Selain itu kesadaran masyarakat dan pemerintah daerah untuk mengembangkan potensi pariwisata yang ada juga masih rendah sehingga Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata kurang mendapat dukungan dari masyarakat dan instansi – instansi pemerintah yang terkait dengan pengembangan pariwisata di Kabupaten Melawi. c Masalah pendanaan dimana selama ini dirasa cukup karena berprinsip bahwa seberapapun dana dianggarkan itu sudah dirasa cukup. Walaupun anggarannya kecil tetapi tetap harus usaha dan bersemangat. d Sarana dan prasarana meliputi fasilitas kerja yang kurang memadai, baik fasilitas kerja di kantor maupun kendaraan untuk tenaga kerja lapangan. Selain itu kondisi jalan yang juga tidak memadai mempersulit upaya pengembangan pariwisata di Kabupaten Melawi. Secara khusus, sekarang ini hambatan yang dialami untuk mengembangkan daya tarik wisata alam Bukit Matok adalah pembebasan lahan karena banyak lahan di kawasan Bukit Matok telah dimiliki secara pribadi dan ada sumber mata air yang hak kelolanya diberikan kepada perusahaan swasta daerah yang bergerak di bidang air minum di kawasan Bukit Matok sehingga menyulitkan pemerintah daerah untuk mengambil alih kawasan tersebut secara menyeluruh. Oleh karena itu diperlukan usaha yang serius dari pemerintah daerah untuk mengembangkan daya tarik wisata alam Bukit Matok. 7 Upaya pemerintah untuk mendanai pengembangan daya tarik wisata alam Bukit Matok. Jawaban : Pemerintah daerah pernah mengadakan pertemuan dengan investor yang bertujuan untuk bekerja sama mendanai pengembangan pariwisata di Kabupaten Melawi namun hingga sekarang ini tidak ada perkembangannya. 8 Dana APBD yang dialokasikan oleh pemerintah daerah untuk mengembangkan kepariwisataan di Kabupaten Melawi khususnya daya tarik wisata alam Bukit Matok. Jawaban : Tidak menyebutkan angka namun seberapapun dana dianggarkan itu sudah dirasa cukup. Walaupun anggarannya kecil tetapi tetap harus berusaha dan bersemangat. 9 Perencanaan tentang adanya kelembagaan yang mengatur pengembangan dan pengelolaan daya tarik wisata alam Bukit Matok. Jawaban : Belum ada perencanaan mengenai hal tersebut. Namun jelas pemerintah ikut berperan dalam pengembangan dan pengelolaan daya tarik wisata alam Bukit Matok. 10 Perencanaan pemerintah daerah tentang pembangunan fasilitas seperti gazebo, toilet, dll di daya tarik wisata alam Bukit Matok. Jawaban: Dalam buku Laporan Perencanaan Kawasan Pariwisata Bukit Matok Tahun 2007 telah direncanakan zona sarana dan fasilitas serta tempat rekreasi yang diperuntukkan bagi kegiatan formal seperti aula pertemuan, fasilitas olahraga, area parkir, tempat ibadah, dll serta diperuntukkan bagi kegiatan non formal atau tempat rekreasi keluarga seperti restoran dan cafe, taman, fasilitas outbond dan bumi perkemahan, green house, dll. 11 Perencanaan pemerintah daerah tentang pola pengelolaan daya tarik wisata alam Bukit Matok. Jawaban : Belum ada perencanaan mengenai pola pengelolaan daya tarik wisata alam Bukit Matok. Hingga kini belum ada landasan hukum yang bisa menjadi acuan untuk merencanakan pola pengelolaan daya tarik wisata tersebut. 12 Relasi pemerintah daerah khususnya Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata dengan pemangku kepentingan dibidang pariwisata seperti tour and travel agency, hotel, dll. Jawaban : Hingga saat ini pemerintah daerah khususnya Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata belum membangun relasi dengan pemangku kepentingan dibidang pariwisata lainnya seperti tour and travel agency, hotel, dll. Hal ini dikarenakan belum adanya aktivitas pengembangan pariwisata di Kabupaten Melawi. 13 Perencanaan pemerintah daerah khususnya Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata tentang pemasaran kepariwisataan secara off line dan on line. Jawaban : Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata sering mengikuti event – event kebudayaan dan pariwisata tingkat provinsi dan nasional sebagai ajang untuk mempromosikan kebudayaan dan pariwisata Kabupaten Melawi. Setiap 2 tahun sekali, Kabupaten Melawi mengisi anjungan Kalimantan Barat pada event kebudayaan dan pariwisata di TMII Jakarta. Untuk pemasaran secara on line masih mengalami kendala karena Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata tidak memilik website resmi untuk memasarkan kebudayaan dan pariwisata Kabupaten Melawi. Namun karena pariwisata di Kabupaten Melawi belum dikembangkan maka upaya – upaya tersebut tidak optimal. 14 Keterlibatan masyarakat setempat dalam mengembangkan daya tarik wisata alam Bukit Matok. Jawaban : Hingga saat ini belum melibatkan masyarakat setempat karena daya tarik wisata alam Bukit Matok belum dikembangkan oleh pemerintah daerah khususnya Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata sehingga belum ada aktivitas kepariwisataan yang resmi. Pemerintah daerah pernah mengadakan kesepakatan dengan masyarakat setempat untuk menjaga kelestarian Bukit Matok namun hal tersebut tidak ada kelanjutannya dan kini di kawasan Bukit Matok sering terdapat penambang batu ilegal dalam skala kecil. 15 Pengkajian yang dilakukan pemerintah daerah berkaitan dengan pengembangan kawasan daya tarik wisata alam Bukit Matok. Jawaban : Pemerintah daerah khususnya Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata dalam buku Laporan Perencanaan Kawasan Pariwisata Bukit Matok Tahun 2007 telah melakukan kajian terhadap dampak lingkungan pengembangan pariwisata di kawasan daya tarik wisata alam Bukit Matok yaitu pencemaran udara, air, limbah; masalah penggunaan lahan; bencana alam seperti erosi, banjir, dan longsor namun hingga saat ini hal tersebut masih hanya sekedar perencanaan saja karena daya tarik wisata alam Bukit Matok belum dikembangkan. b. Hasil Observasi Observasi yang dilakukan dibagi dalam dua 2 tahap yaitu observasi dokumentasi dan observasi lapangan. Observasi dokumentasi dilakukan di Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Melawi pada tanggal 3 April 2013 dan observasi lapangan dilakukan di daya tarik wisata alam Bukit Matok pada tanggal 4 April 2013, tanggal 13 April 2013, dan tanggal 21 April 2013. Metode observasi yang digunakan adalah dokumentasi dengan pengambilan gambar melalui kamera digital. Berikut ini hasil observasi yang telah dilakukan : Tabel V.6 Hasil Observasi Tanggal 3 April 2013 Waktu 11:00 – 11:30 Tempat Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Melawi Materi Observasi Dokumentasi pemerintah daerah Kabupaten Melawi Metode Observasi Partisipan Hasil Observasi Data mengenai gambaran umum Kabupaten Melawi, gambaran umum destinasi pariwisata di Kabupaten Melawi, dan gambaran umum daya tarik wisata alam Bukit Matok melalui buku – buku laporan perencanaan pariwisata di Kabupaten Melawi. Tanggal 4 April 2013 Waktu 14:00 – 16:00 Tempat Daya tarik wisata alam Bukit Matok Materi Observasi Lingkungan daya tarik wisata alam Bukit Matok Metode Observasi Non partisipan Hasil Observasi Kondisi jalan menuju daya tarik wisata alam Bukit Matok cukup baik dan jalur trekking jalur lintas alam yang menuju gua, bukit batu, dan sungai di daya tarik wisata alam Bukit Matok tidak baik. Lingkungan sekitar daya tarik wisata alam Bukit Matok masih asri dimana jumlah tanaman peneduh banyak dan bervariasi. Fasilitas di daya tarik wisata alam Bukit Matok tidak memadai bahkan tidak tersedia. Tidak ditemukan pengunjung berusia tua. Tanggal 13 April 2013 Waktu 14:00 – 16:00 Tempat Daya tarik wisata alam Bukit Matok Materi Observasi Lingkungan daya tarik wisata alam Bukit Matok Metode Observasi Non partisipan Hasil Observasi Potensi wisata yang ada di daya tarik wisata alam Bukit Matok yaitu gua dan bukit batu. Kebersihan gua dan bukit batu tidak terjaga. Banyak coretan dan sampah. Pemandangan alam hutan tropis dari atas bukit batu indah. Tidak ditemukan pengunjung berusia tua. Tanggal 14 April 2013 Waktu 14:30 – 16:00 Tempat Daya tarik wisata alam Bukit Matok Materi Observasi Lingkungan daya tarik wisata alam Bukit Matok Metode Observasi Non partisipan Hasil Observasi Potensi wisata yang ada di daya tarik wisata alam Bukit Matok yaitu sungai sumber mata air. Kebersihan sungai masih terjaga dan masih alami. Tidak ditemukan pengunjung berusia tua. 2. Analisis Data Kuantitatif a. Tujuan Wisatawan Berkunjung ke Daya Tarik Wisata Alam Bukit Matok Untuk mengetahui tujuan wisatawan berkunjung ke daya tarik wisata alam Bukit Matok seperti berwisata agro pertanian; berbelanja barang – barang atau makanan – makanan yang khas; mempelajari budaya, mengunjungi situs bersejarah, atau melakukan ritual budaya; mencari perubahan suhu tertentu yang berbeda dari tempat asal Anda atau untuk menikmati sinar matahari; melakukan peninjauan, inspeksi, atau sigi lapangan; penyembuhan suatu penyakit; mengadakan konvensiseminar; kepentingan niaga perdaganganbisnis; kepentingan olahraga; berliburberekreasi; berpetualang di alam; berziarah atau mengunjungi tempat ibadahtempat suci; berdarmawisata atau melakukan kegiatan kemasyarakatan; serta kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan maka penulis menggunakan metode analisis Cochran. Melalui analisis Cochran dapat dilakukan pengujian tujuan – tujuan wisatawan berkunjung ke daya tarik wisata alam Bukit Matok secara bertahap yaitu mulai dari semua tujuan wisatawan berkunjung ke daya tarik wisata alam Bukit Matok sampai perhitungan mendapat sejumlah tujuan wisatawan berkunjung ke daya tarik wisata alam Bukit Matok. Berikut ini rekapitulasi data tujuan wisatawan berkunjung ke daya tarik wisata alam Bukit Matok. Tabel V.7 Rekapitulasi Data Tujuan Berkunjung Wisatawan No. Tujuan Berwisata Ya Tidak 1. Berwisata agro pertanian. 100 2. Berbelanja barang – barang atau makanan – makanan yang khas. 100 3. Mempelajari budaya, mengunjungi situs bersejarah, atau melakukan ritual budaya. 100 4. Mencari perubahan suhu tertentu yang berbeda dari tempat asal Anda atau untuk menikmati sinar matahari. 100 5. Melakukan peninjauan, inspeksi, atau sigi lapangan. 100 6. Penyembuhan suatu penyakit. 100 7. Mengadakan konvensiseminar. 100 8. Kepentingan niaga perdaganganbisnis. 100 9. Kepentingan olahraga. 18 82 10. Berliburberekreasi. 39 61 11. Berpetualang di alam. 43 57 12. Berziarah atau mengunjungi tempat ibadahtempat suci. 100 13. Berdarmawisata atau melakukan kegiatan kemasyarakatan. 100 14. Kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan. 100 Sumber : Data primer yang diolah Untuk menganalisis tujuan wisatawan berkunjung ke daya tarik wisata alam Bukit Matok akan dilakukan dengan langkah – langkah sebagai berikut. 1 Tahap Pertama Langkah pertama melakukan pengujian terhadap 14 tujuan wisatawan berkunjung ke daya tarik wisata alam Bukit Matok yaitu tujuan 1 berwisata agro pertanian, tujuan 2 berbelanja barang – barang atau makanan – makanan yang khas, tujuan 3 mempelajari budaya, mengunjungi situs bersejarah, atau melakukan ritual budaya, tujuan 4 mencari perubahan suhu tertentu yang berbeda dari tempat asal Anda atau untuk menikmati sinar matahari, tujuan 5 melakukan peninjauan, inspeksi, atau sigi lapangan, tujuan 6 penyembuhan suatu penyakit, tujuan 7 mengadakan konvensiseminar, tujuan 8 kepentingan niaga perdaganganbisnis, tujuan 9 kepentingan olahraga, tujuan 10 berliburberekreasi, tujuan 11 berpetualang di alam, tujuan 12 berziarah atau mengunjungi tempat ibadahtempat suci, tujuan 13 berdarmawisata atau melakukan kegiatan kemasyarakatan, dan tujuan 14 kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan. Dari semua tujuan wisatawan berkunjung ke daya tarik wisata alam Bukit Matok penentu jawaban Ya dilakukan pengujian menggunakan perhitungan statistik dengan uji Cochran program SPSS 16 for windows dengan hasil sebagai berikut : a H : Semua tujuan berwisata menjadi tujuan wisatawan berkunjung ke daya tarik wisata alam Bukit Matok. H a : Semua tujuan berwisata tidak menjadi tujuan wisatawan berkunjung ke daya tarik wisata alam Bukit Matok. b Alpha : 0,05 5 dengan df = 13 sehingga χ tabel = 22,362. c Kriteria : tolak H apabila Q 22,362 dan terima H apabila Q 22,362. d Q hitung = 4,172E2 a . Lampiran 9. e Q hitung 4,172E2 a χ tabel 22,362 maka H ditolak. Hasil pengujian pertama menolak H maka perlu dilakukan uji Cochran kembali dengan menghilangkan atribut jawaban Ya terendah yaitu tujuan 1 berwisata agro pertanian, tujuan 2 berbelanja barang – barang atau makanan – makanan yang khas, tujuan 3 mempelajari budaya, mengunjungi situs bersejarah, atau melakukan ritual budaya, tujuan 4 mencari perubahan suhu tertentu yang berbeda dari tempat asal Anda atau untuk menikmati sinar matahari, tujuan 5 melakukan peninjauan, inspeksi, atau sigi lapangan, tujuan 6 penyembuhan suatu penyakit, tujuan 7 mengadakan konvensiseminar, tujuan 8 kepentingan niaga perdaganganbisnis, tujuan 12 berziarah atau mengunjungi tempat ibadahtempat suci, tujuan 13 berdarmawisata atau melakukan kegiatan kemasyarakatan, dan tujuan 14 kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan. 2 Tahap Kedua a H : Tujuan 9, Tujuan 10, Tujuan 11 menjadi tujuan wisatawan berkunjung ke daya tarik wisata alam Bukit Matok. H a : Tujuan 9, Tujuan 10, Tujuan 11 tidak menjadi tujuan wisatawan berkunjung ke daya tarik wisata alam Bukit Matok. b Alpha : 0,05 5 dengan df = 2 sehingga χ tabel = 5,991 c Kriteria : tolak H apabila Q 5,991 dan terima H apabila Q 5,991. d Q hitung = 10,820 a . Lampiran 9. e Q hitung 10,820 a χ tabel 5,991 maka H ditolak. Hasil pengujian kedua menolak H maka perlu dilakukan uji Cochran kembali dengan menghilangkan atribut jawaban Ya terendah yaitu tujuan 9 kepentingan olahraga. 3 Tahap Ketiga a H : Tujuan 10, Tujuan 11 menjadi tujuan wisatawan berkunjung ke daya tarik wisata alam Bukit Matok. H a : Tujuan 10, Tujuan 11 tidak menjadi tujuan wisatawan berkunjung ke daya tarik wisata alam Bukit Matok. b Alpha : 0,05 5 dengan df = 1 sehingga χ tabel = 3,841. c Kriteria : tolak H apabila Q 3,841 dan terima H apabila Q 3,841. d Q hitung = 0,195 a . Lampiran 9. e Q hitung 0,195 a χ tabel 3,841 maka H diterima. Hasil pengujian ketiga menerima H maka tidak perlu dilakukan uji Cochran kembali. Tahap pengujian Cochran selesai dan diperoleh hasil akhir dimana 2 dari 14 tujuan berwisata menjadi tujuan berkunjung wisatawan ke daya tarik wisata alam Bukit Matok yakni tujuan 10 yaitu berliburberekreasi dan tujuan 11 yaitu berpetualang di alam. b. Tingkat Kepuasan Wisatawan yang Berkunjung ke Daya Tarik Wisata Alam Bukit Matok Untuk mengetahui tingkat kepuasan wisatawan yang berkunjung ke daya tarik wisata alam Bukit Matok digunakan alat ukur Indeks Kepuasan Konsumen. Indeks Kepuasan Konsumen membandingkan perceived performance kinerja dengan expectation harapan yang dirasakan wisatawan setelah berkunjung ke daya tarik wisata alam Bukit Matok. Rasio dalam Indeks Kepuasan Konsumen yang digunakan untuk menentukan tingkat kepuasan wisatawan adalah sebagai berikut : 1 Jika nilainya 1 maka wisatawan sangat puas artinya perceived performance kinerja expectation harapan. 2 Jika nilainya = 1 maka wisatawan puas namun berada pada limit bawah artinya perceived performance kinerja = expectation harapan. 3 Jika nilainya 1 maka wisatawan tidak puas artinya perceived performance kinerja expectation harapan. Tingkat kepuasan wisatawan ini ditentukan per responden atau masing – masing responden yang merupakan wisatawan yang berkunjung ke daya tarik wisata alam Bukit Matok. Masing – masing responden dihitung jumlah kinerja dan harapannya berdasarkan item – item pertanyaan yang ada pada kuesioner kemudian dilakukan perhitungan dimana kinerjaharapan sehingga diperoleh tingkat kepuasan masing - masing wisatawan yang berkunjung ke daya tarik wisata alam Bukit Matok. Berikut ini hasil perhitungan tingkat kepuasan wisatawan yang berkunjung ke daya tarik wisata alam Bukit Matok : Tabel V.8 Hasil Indeks Kepuasan Konsumen No. Responden Perceived Performance Kinerja Expectation Harapan Tingkat Kepuasan Keterangan 1. 57 120 0,48 Tidak Puas 2. 57 120 0,48 Tidak Puas 3. 57 120 0,48 Tidak Puas 4. 56 119 0,47 Tidak Puas 5. 55 119 0,46 Tidak Puas 6. 54 119 0,45 Tidak Puas 7. 53 118 0,45 Tidak Puas 8. 52 118 0,44 Tidak Puas 9. 52 117 0,44 Tidak Puas 10. 50 117 0,43 Tidak Puas 11. 50 117 0,43 Tidak Puas 12. 49 115 0,43 Tidak Puas 13. 49 114 0,43 Tidak Puas 14. 49 114 0,43 Tidak Puas 15. 49 114 0,43 Tidak Puas 16. 49 113 0,43 Tidak Puas 17. 49 112 0,44 Tidak Puas 18. 49 112 0,44 Tidak Puas 19. 49 112 0,44 Tidak Puas 20. 49 112 0,44 Tidak Puas 21. 49 111 0,44 Tidak Puas 22. 48 111 0,43 Tidak Puas 23. 46 111 0,41 Tidak Puas 24. 45 111 0,41 Tidak Puas 25. 45 111 0,41 Tidak Puas 26. 45 111 0,41 Tidak Puas 27. 45 111 0,41 Tidak Puas 28. 45 111 0,41 Tidak Puas 29. 45 111 0,41 Tidak Puas 30. 45 111 0,41 Tidak Puas 31. 45 111 0,41 Tidak Puas 32. 45 111 0,41 Tidak Puas 33. 45 111 0,41 Tidak Puas 34. 45 111 0,41 Tidak Puas 35. 45 111 0,41 Tidak Puas 36. 45 111 0,41 Tidak Puas 37. 45 111 0,41 Tidak Puas 38. 45 111 0,41 Tidak Puas 39. 45 111 0,41 Tidak Puas 40. 45 111 0,41 Tidak Puas 41. 45 111 0,41 Tidak Puas 42. 44 111 0,40 Tidak Puas 43. 44 111 0,40 Tidak Puas 44. 44 111 0,40 Tidak Puas 45. 44 111 0,40 Tidak Puas 46. 44 111 0,40 Tidak Puas 47. 44 111 0,40 Tidak Puas 48. 44 111 0,40 Tidak Puas 49. 44 111 0,40 Tidak Puas 50. 44 111 0,40 Tidak Puas 51. 44 111 0,40 Tidak Puas 52. 44 111 0,40 Tidak Puas 53. 44 111 0,40 Tidak Puas 54. 44 111 0,40 Tidak Puas 55. 44 110 0,40 Tidak Puas 56. 44 110 0,40 Tidak Puas 57. 44 110 0,40 Tidak Puas 58. 44 110 0,40 Tidak Puas 59. 44 110 0,40 Tidak Puas 60. 44 110 0,40 Tidak Puas 61. 44 109 0,40 Tidak Puas 62. 44 109 0,40 Tidak Puas 63. 44 109 0,40 Tidak Puas 64. 44 109 0,40 Tidak Puas 65. 44 109 0,40 Tidak Puas 66. 43 109 0,39 Tidak Puas 67. 43 109 0,39 Tidak Puas 68. 43 109 0,39 Tidak Puas 69. 42 109 0,39 Tidak Puas 70. 42 109 0,39 Tidak Puas 71. 42 108 0,39 Tidak Puas 72. 40 108 0,37 Tidak Puas 73. 40 108 0,37 Tidak Puas 74. 40 108 0,37 Tidak Puas 75. 39 108 0,36 Tidak Puas 76. 38 108 0,35 Tidak Puas 77. 37 108 0,34 Tidak Puas 78. 37 108 0,34 Tidak Puas 79. 36 108 0,33 Tidak Puas 80. 35 108 0,32 Tidak Puas Sumber : Data primer yang diolah Dari hasil perhitungan Indeks Kepuasan Konsumen di atas dapat diketahui bahwa 100 orang responden yang merupakan pengunjung daya tarik wisata alam Bukit Matok tidak puas terhadap perceived performance kinerja yang dirasakan setelah berkunjung ke daya tarik wisata alam Bukit Matok. c. Perbedaan Tingkat Kepuasan Wisatawan yang Berkunjung ke Daya Tarik Wisata Alam Bukit Matok Perbedaan tingkat kepuasan wisatawan yang berkunjung ke daya tarik wisata alam Bukit Matok dibedakan berdasarkan jenis kelamin, usia, dan status pekerjaan wisatawan. Walaupun berdasarkan hasil uji Indeks Kepuasan Konsumen menyatakan 81. 35 107 0,33 Tidak Puas 82. 34 107 0,32 Tidak Puas 83. 34 107 0,32 Tidak Puas 84. 33 105 0,31 Tidak Puas 85. 33 103 0,32 Tidak Puas 86. 33 101 0,33 Tidak Puas 87. 33 101 0,33 Tidak Puas 88. 33 101 0,33 Tidak Puas 89. 33 101 0,33 Tidak Puas 90. 33 101 0,33 Tidak Puas 91. 33 98 0,34 Tidak Puas 92. 33 98 0,34 Tidak Puas 93. 33 98 0,34 Tidak Puas 94. 33 98 0,34 Tidak Puas 95. 33 98 0,34 Tidak Puas 96. 33 97 0,34 Tidak Puas 97. 33 97 0,34 Tidak Puas 98. 33 97 0,34 Tidak Puas 99. 33 96 0,34 Tidak Puas 100. 33 96 0,34 Tidak Puas Rata – rata 0,39 Tidak Puas bahwa 100 orang wisatawan yang berkunjung ke daya tarik wisata alam Bukit Matok tidak puas namun ada kemungkinan wisatawan yang berkunjung ke daya tarik wisata alam Bukit Matok untuk sangat tidak puas dan amat sangat tidak puas sehingga uji perbedaan tingkat kepuasan tetap dilakukan untuk mengetahui perbedaan tingkat ketidakpuasan wisatawan. Untuk mengetahui perbedaan tingkat ketidakpuasan wisatawan yang berkunjung ke daya tarik wisata alam Bukit Matok berdasarkan jenis kelamin digunakan alat uji statistik yaitu uji beda dua mean uji T. Selain itu untuk mengetahui perbedaan tingkat ketidakpuasan wisatawan yang berkunjung ke daya tarik wisata alam Bukit Matok berdasarkan usia dan status pekerjaan digunakan alat uji statistik One – Way Anova. 1 Perbedaan Tingkat Ketidakpuasan Wisatawan Berdasarkan Jenis Kelamin Untuk mengetahui perbedaan tingkat ketidakpuasan wisatawan yang berkunjung ke daya tarik wisata alam Bukit Matok berdasarkan jenis kelamin digunakan alat uji statistik yaitu uji beda dua mean. Sebelum dilakukan uji T T Test dilakukan uji kesamaan varian homogenitas dengan uji F Levene’s Test. Uji F Levene’s Test dilakukan sebagai uji prasyarat. Jika varian sama maka uji T menggunakan equal variance assumed diasumsikan varian sama dan jika varian berbeda menggunakan equal variance not assumed diasumsikan varian berbeda. a Langkah – langkah dalam uji F Levene’s Test adalah sebagai berikut : 1 H : varian kelompok wisatawan berjenis kelamin laki – laki dan perempuan sama. H a : varian kelompok wisatawan berjenis kelamin laki – laki dan perempuan adalah berbeda. 2 Uji dua sisi dengan signifikansi 5. 3 Penelitian ini menggunakan N = 100. Derajat kebebasan df1 = k – 1 = 2 – 1 = 1, df2 = n – k = 100 – 2 = 98, dan P = 0,05. Maka F tabel = 3,940. 4 H diterima jika F hitung ≤ F tabel . H ditolak jika F hitung F tabel . 5 F hitung = 0,707 Lampiran 10. Nilai F hitung 0,707 F tabel 3,940 maka H diterima. Hal itu berarti bahwa varian kelompok wisatawan berjenis kelamin laki – laki dan perempuan adalah sama. Oleh karena itu, uji T menggunakan equal variance assumed diasumsikan kedua varian sama untuk mengetahui apakah rata – rata tingkat ketidakpuasan wisatawan berdasarkan jenis kelamin sama atau berbeda. b Langkah – langkah dalam uji T T Test adalah sebagai berikut : 1 H : tidak ada perbedaan antara rata – rata tingkat ketidakpuasan wisatawan berjenis kelamin laki – laki dengan rata – rata tingkat ketidakpuasan wisatawan berjenis kelamin perempuan. H a : ada perbedaan antara rata – rata tingkat ketidakpuasan wisatawan berjenis kelamin laki – laki dengan rata – rata tingkat ketidakpuasan wisatawan berjenis kelamin perempuan. 2 Uji dua sisi dengan signifikansi 5 0,05. 3 Penelitian ini menggunakan N = 100 sehingga derajat kebebasannya N = 100 – 2 = 98 dan P = 0,05 dengan uji 2 sisi P = 0,025 sehingga didapat T tabel = 1,984. 4 H diterima jika t hitung ≤ t tabel . H ditolak jika t hitung t tabel. 5 T hitung equal variance assumed = 0,680. Lampiran 10. Nilai t hitung 0,680 ≤ t tabel 1,984 maka H diterima. Jadi, dapat diketahui bahwa tidak ada perbedaan rata – rata tingkat ketidakpuasan wisatawan berdasarkan jenis kelamin baik laki – laki maupun perempuan. Artinya rata – rata tingkat ketidakpuasan wisatawan berjenis kelamin laki – laki dan perempuan sama yaitu dengan rata – rata tingkat ketidakpuasan 0,3960 untuk wisatawan berjenis kelamin laki – laki dan 0,3904 untuk wisatawan berjenis kelamin perempuan di bawah batas tingkat kepuasan yaitu 1,00. 2 Perbedaan Tingkat Ketidakpuasan Wisatawan Berdasarkan Usia Untuk mengetahui perbedaan tingkat ketidakpuasan wisatawan yang berkunjung ke daya tarik wisata alam Bukit Matok berdasarkan usia digunakan alat uji statistik yaitu One – Way Anova . Sebelum dilakukan uji One – Way Anova, maka dilakukan uji kesamaan varian homogenitas sebagai uji prasyarat untuk mengetahui apakah varian ketiga kelompok usia wisatawan sama atau tidak sama. a Langkah – langkah uji homogenitas adalah sebagai berikut : 1 H : 1 = 2 = 3 artinya varian ketiga kelompok wisatawan berusia 12 – 19 tahun, 20 – 34 tahun, dan 35 – 49 tahun sama. Ha : 1 ≠ 2 ≠ 3 artinya varian ketiga kelompok wisatawan berusia 12 – 19 tahun, 20 – 34 tahun, dan 35 – 49 tahun tidak sama. 2 Uji dua sisi dengan signifikansi 5 0,05. 3 Penelitian ini menggunakan N = 100 sehingga derajat kebebasannya df1 = k – 1 = 3 – 1 = 2, df2 = n – k = 100 – 3 = 97 dan P = 0,05. Maka F tabel = 3,090. 4 H diterima jika F hitung ≤ F tabel . H ditolak jika F hitung F tabel . 5 F hitung = 17,231. Lampiran 11. Nilai F hitung 17,231 F tabel 3,090 maka H ditolak. Hal itu berarti bahwa varian kelompok wisatawan berusia 12 – 19 tahun, 20 – 34 tahun, dan 35 – 49 tahun adalah tidak sama atau berbeda. Setelah dilakukan uji kesamaan varian homogenitas maka selanjutnya dilakukan uji One – Way Anova untuk mengetahui apakah rata – rata tingkat ketidakpuasan wisatawan berdasarkan usia sama atau tidak sama. b Langkah – langkah uji One – Way Anova adalah sebagai berikut : 1 H : 1 = 2 = 3 artinya tidak ada perbedaan antara rata – rata tingkat ketidakpuasan wisatawan berusia 12 – 19 tahun, 20 – 34 tahun, dan 35 – 49 tahun. H a : 1 ≠ 2 ≠ 3 artinya ada perbedaan antara rata – rata tingkat ketidakpuasan wisatawan berusia 12 – 19 tahun, 20 – 34 tahun, dan 35 – 49 tahun paling sedikit satu pasang atau 2 kelompok yang berbeda. 2 Uji dua sisi dengan signifikansi 5 0,05. 3 Penelitian ini menggunakan N = 100. Derajat kebebasan df1 = k – 1 = 3 – 1 = 2, df2 = n – k = 100 – 3 = 97, dan P = 0,05. Maka F tabel = 3,090. 4 H diterima jika F hitung ≤ F tabel. H ditolak jika F hitung F tabel. 5 F hitung = 188,827. Lampiran 11. Nilai F hitung 188,827 F tabel 3,090 maka H ditolak. Jadi, dapat diketahui bahwa ada perbedaan rata – rata tingkat ketidakpuasan wisatawan berdasarkan kelompok usia. Artinya paling sedikit satu pasang atau 2 kelompok umur wisatawan yang memiliki nilai rata – rata tingkat ketidakpuasan yang berbeda atau tidak sama. Oleh karena ada perbedaan rata – rata tingkat ketidakpuasan wisatawan berdasarkan kelompok usia maka dilakukan uji Tukey ’s Honestly Significant Difference Tukey ’s HSD untuk mengetahui kelompok usia mana yang memiliki perbedaan rata – rata tingkat ketidakpuasan yang signifikan nyata antara kelompok satu dengan lainnya dan urutan rata – rata tingkat ketidakpuasan dari ketiga kelompok usia tersebut. c Langkah – langkah dalam uji Tukey’s Honestly Significant Difference Tukey ’s HSD adalah sebagai berikut : 1 Dilihat dari Post Hoc Test pada tabel Multiple Comparisons Lampiran 11 dapat diketahui kelompok usia wisatawan mana yang memiliki perbedaan rata – rata tingkat ketidakpuasan yang signifikan nyata antara kelompok satu dengan lainnya yaitu kelompok usia wisatawan 12 – 19 tahun dengan kelompok usia wisatawan 20 – 34 tahun begitu pula sebaliknya, kelompok usia wisatawan 12 – 19 tahun dengan kelompok usia wisatawan 35 – 49 tahun begitu pula sebaliknya, dan kelompok usia wisatawan 20 – 34 tahun dengan kelompok usia wisatawan 35 – 49 tahun begitu pula sebaliknya. 2 Dilihat dari Homogeneous Subsets pada tabel Tingkat Kepuasan Wisatawan di kolom Subset Lampiran 11 urutan rata – rata tingkat ketidakpuasan dari ketiga kelompok usia wisatawan tersebut hasilnya adalah sebagai berikut : a Kelompok usia wisatawan yang amat sangat tidak puas yaitu usia 20 – 34 tahun dengan rata – rata tingkat ketidakpuasan 0,3456 Lampiran 11. b Kelompok usia wisatawan yang sangat tidak puas yaitu usia 35 – 49 tahun dengan rata – rata tingkat ketidakpuasan 0,4021 Lampiran 11. c Kelompok usia wisatawan yang tidak puas yaitu usia 12 – 19 tahun dengan rata – rata tingkat ketidakpuasan 0,4333 Lampiran 11. Jadi dapat diketahui bahwa kelompok usia wisatawan yang memiliki rata – rata tingkat ketidakpuasan yang berbeda secara signifikan antara kelompok satu dengan lainnya adalah wisatawan yang berusia 12 – 19 tahun dengan wisatawan yang berusia 20 – 34 tahun begitu pula sebaliknya, wisatawan yang berusia 12 – 19 tahun dengan wisatawan yang berusia 35 – 49 tahun begitu pula sebaliknya, dan wisatawan yang berusia 20 – 34 tahun dengan wisatawan yang berusia 35 – 49 tahun begitu pula sebaliknya. Urutan rata – rata tingkat ketidakpuasan ketiga kelompok usia wisatawan dari yang amat sangat tidak puas yaitu usia 20 – 34 tahun dengan rata – rata tingkat ketidakpuasan 0,3456, sangat tidak puas yaitu usia 35 – 49 tahun dengan rata – rata tingkat ketidakpuasan 0,4021, dan tidak puas yaitu usia 12 – 19 tahun dengan rata – rata tingkat ketidakpuasan 0,4333. 3 Perbedaan Tingkat Ketidakpuasan Wisatawan Berdasarkan Status Pekerjaan Untuk mengetahui perbedaan tingkat ketidakpuasan wisatawan yang berkunjung ke daya tarik wisata alam Bukit Matok berdasarkan enam kelompok status pekerjaan digunakan alat uji One – Way Anova. Sebelum dilakukan uji One – Way Anova, maka dilakukan uji kesamaan varian homogenitas sebagai uji prasyarat untuk mengetahui apakah varian keenam kelompok status pekerjaan wisatawan sama atau tidak sama. a Langkah – langkah uji homogenitas adalah sebagai berikut : 1 H : 1 = 2 = 3 = 4 = 5 = 6 artinya varian keenam kelompok wisatawan berstatus pekerjaan PelajarMahasiswa, Pegawai Negeri Sipil, Pegawai Swasta, Wiraswasta, Petani, dan Lain – lain sama. H a : 1 ≠ 2 ≠ 3 ≠ 4 ≠ 5 ≠ 6 artinya varian keenam kelompok wisatawan berstatus pekerjaan PelajarMahasiswa, Pegawai Negeri Sipil, Pegawai Swasta, Wiraswasta, Petani, dan Lain – lain tidak sama. 2 Uji dua sisi dengan signifikansi 5 0,05. 3 Penelitian ini menggunakan N = 100. Derajat kebebasan df = k – 1 = 6 – 1 = 5, df2 = n – k = 100 – 6 = 94, dan P = 0,05. Maka F tabel = 2,311. 4 H diterima jika F hitung ≤ F tabel . H ditolak jika F hitung F tabel . 5 F hitung = 2,968. Lampiran 12 Nilai F hitung 2,968 F tabel 2,311 maka H ditolak. Hal itu berarti bahwa varian keenam kelompok wisatawan berstatus pekerjaan PelajarMahasiswa, Pegawai Negeri Sipil, Pegawai Swasta, Wiraswasta, Petani, dan Lain – lain adalah tidak sama atau berbeda. Setelah dilakukan uji kesamaan varian homogenitas maka selanjutnya dilakukan uji One – Way Anova untuk mengetahui apakah rata – rata tingkat ketidakpuasan wisatawan berdasarakan status pekerjaan sama atau tidak sama. b Langkah – langkah uji One – Way Anova adalah sebagai berikut : 1 H : 1 = 2 = 3 = 4 = 5 = 6 artinya rata – rata tingkat ketidakpuasan keenam kelompok wisatawan berstatus pekerjaan PelajarMahasiswa, Pegawai Negeri Sipil, Pegawai Swasta, Wiraswasta, Petani, dan Lain – lain sama. H a : 1 ≠ 2 ≠ 3 ≠ 4 ≠ 5 ≠ 6 artinya rata – rata tingkat ketidakpuasan keenam kelompok wisatawan berstatus pekerjaan PelajarMahasiswa, Pegawai Negeri Sipil, Pegawai Swasta, Wiraswasta, Petani, dan Lain – lain tidak sama paling sedikit satu pasang atau 2 kelompok yang berbeda. 2 Uji dua sisi dengan signifikansi 5 0,05. 3 Penelitian ini menggunakan N = 100. Derajat kebebasan df1 = k – 1 = 6 – 1 = 5, df2 = n – k = 100 – 6 = 94, dan P = 0,05. Maka F tabel = 2,311. 4 H diterima jika F hitung ≤ F tabel. H ditolak jika F hitung F tabel. 5 F hitung = 5,756. Lampiran 12. Nilai F hitung 5,756 F tabel 2,311 maka H ditolak. Jadi dapat diketahui bahwa ada perbedaan antara rata – rata tingkat ketidakpuasan wisatawan berdasarkan kelompok status pekerjaan. Artinya paling sedikit satu pasang atau 2 kelompok status pekerjaan wisatawan yang memiliki nilai rata – rata tingkat ketidakpuasan yang berbeda atau tidak sama. Oleh karena ada perbedaan antara rata – rata tingkat ketidakpuasan wisatawan berdasarkan kelompok status pekerjaan maka dilakukan uji Tukey’s Honestly Significant Difference Tukey’s HSD untuk mengetahui kelompok status pekerjaan mana yang memiliki perbedaan rata – rata tingkat ketidakpuasan yang signifikan nyata antara kelompok satu dengan lainnya dan urutan rata – rata tingkat ketidakpuasan dari keenam kelompok status pekerjaan tersebut. c Langkah – langkah dalam uji Tukey’s Honestly Significant Difference Tukey’s HSD adalah sebagai berikut : 1 Dilihat dari Post Hoc Test pada tabel Multiple Comparisons Lampiran 12 dapat diketahui kelompok status pekerjaan wisatawan mana yang memiliki perbedaan rata – rata tingkat ketidakpuasan yang signifikan nyata antara kelompok status pekerjaan satu dengan lainnya yaitu kelompok status pekerjaan PelajarMahasiswa dengan kelompok status pekerjaan Petani begitu pula sebaliknya, kelompok status pekerjaan PelajarMahasiswa dengan kelompok status pekerjaan Pegawai Negeri Sipil begitu pula sebaliknya, kelompok status pekerjaan PelajarMahasiswa dengan kelompok status pekerjaan Wiraswasta begitu pula sebaliknya, dan kelompok status pekerjaan PelajarMahasiswa dengan kelompok status pekerjaan Lain – lain begitu pula sebaliknya. 2 Dilihat dari Homogeneous Subsets pada tabel Tingkat Kepuasan Wisatawan di kolom Subset Lampiran 12 urutan rata – rata tingkat ketidakpuasan dari keenam kelompok status pekerjaan wisatawan tersebut hasilnya adalah sebagai berikut : a Kelompok status pekerjaan wisatawan yang amat sangat tidak puas yaitu Pegawai Negeri Sipil dengan rata – rata tingkat ketidakpuasan 0,3735 Lampiran 12. b Kelompok status pekerjaan wisatawan yang sangat tidak puas yaitu Lain – lain dengan rata – rata tingkat ketidakpuasan 0,3800 Lampiran 12, Wiraswasta dengan rata – rata tingkat ketidakpuasan 0,3853 Lampiran 12, dan Petani dengan rata – rata tingkat ketidakpuasan 0,3888 Lampiran 12. c Kelompok status pekerjaan yang tidak puas yaitu PelajarMahasiswa dengan rata – rata tingkat ketidakpuasan 0,4350 Lampiran 12. Jadi dapat diketahui bahwa status perkerjaan wisatawan yang memiliki rata – rata tingkat ketidakpuasan yang berbeda secara signifikan nyata antara kelompok status pekerjaan satu dengan lainnya adalah status pekerjaan PelajarMahasiswa dengan status pekerjaan Petani begitu pula sebaliknya, status pekerjaan PelajarMahasiswa dengan stus pekerjaan Pegawai Negert Sipil begitu pula sebaliknya, status pekerjaan PelajarMahasiswa dengan status pekerjaan Wiraswasta begitu pula sebaliknya, dan status pekerjaan PelajarMahasiswa dengan status pekerjaan Lain – lain begitu pula sebaliknya. Urutan rata – rata tingkat ketidakpuasan keenam kelompok usia wisatawan dari yang amat sangat tidak puas yaitu status pekerjaan Pegawai Negeri Sipil dengan rata – rata tingkat ketidakpuasan 0,3735; sangat tidak puas yaitu status pekerjaan Lain – lain dengan rata – rata tingkat ketidakpuasan 0,3800, status perkerjaan Wiraswasta dengan rata – rata tingkat ketidakpuasan 0,3853, status pekerjaan Petani dengan rata – rata tingkat ketidakpuasan 0,3888; dan tidak puas yaitu status pekerjaan PelajarMahasiswa dengan rata – rata tingkat ketidakpuasan 0,4350. d. Strategi Pengembangan Potensi Daya Tarik Wisata Alam Bukit Matok Untuk mengetahui strategi pengembangan potensi daya tarik wisata alam Bukit Matok digunakan Diagram Kartesius. Diagram Kartesius digunakan untuk mengetahui kesenjangan antara expectation harapan dan perceived performance kinerja yang dirasakan oleh wisatawan. Melalui Diagram Kartesius dapat diketahui atribut mana yang perlu diperhatikan secara serius, dipertahankan prestasinya, prioritas rendah, dan berlebihan berdasarkan kuadrannya masing – masing. Dalam penelitian ini digunakan basis item pertanyaan untuk menentukan atribut pada masing – masing kuadran. Berikut ini hasil Diagram Kartesius untuk strategi pengembangan potensi daya tarik wisata alam Bukit Matok dengan menggunakan SPSS for windows 16 : Sumber : Data primer yang diolah Gambar V.1 Hasil Diagram Kartesius Kuadran I Prioritas utama Kuadran III Prioritas rendah Kuadran II Pertahankan prestasi Kuadran IV Berlebihan A.3 A.2 A.1 A.4 A.5. D.2 B.2 D.3 D.4 D.5 B.6 B.7 B.5 C.5 C.6 D.1 C.3 C.4 C.1 C.2 B.8 B.3 B.1 B.4 Berdasarkan Diagram Kartesius di atas dapat dipaparkan beberapa temuan sebagai berikut : 1 Kuadran I Prioritas utama Kuadran I Prioritas utama menunjukkan atribut dengan harapan tinggi tetapi kinerjanya rendah sehingga tidak sesuai dengan harapan wisatawan dan menimbulkan rasa tidak puas. Berdasarkan Diagram Kartesius di atas, item pertanyaan yang berada di kuadran I prioritas utama adalah sebagai berikut : a Item pertanyaan C.2 yaitu kolam renang pada fasilitas penunjang aktivitas di daya tarik wisata alam Bukit Matok. b Item pertanyaan C.1 yaitu taman bermain anak dan keluarga pada fasilitas penunjang aktivitas di daya tarik wisata alam Bukit Matok. c Item pertanyaan B.2 yaitu gazebo untuk pengunjung pada fasilitas penunjang daya tarik wisata alam Bukit Matok. d Item pertanyaan B.8 yaitu tempat sampah dan petugas kebersihan pada fasilitas penunjang daya tarik wisata alam Bukit Matok. e Item pertanyaan B.1 yaitu luas lahan parkir pada fasilitas penunjang daya tarik wisata alam Bukit Matok. f Item pertanyaan B.3 yaitu toiletkamar mandi umum pada fasilitas penunjang daya tarik wisata alam Bukit Matok. g Item pertanyaan A.5 yaitu kebersihan bukit batu bebas coretan dan sampah pada bentang alam daya tarik wisata alam Bukit Matok. h Item pertanyaan A.4 yaitu kebersihan gua bebas coretan dan sampah pada bentang alam daya tarik wisata alam Bukit Matok. i Item pertanyaan B.4 yaitu tokowarung yang menjual kebutuhan wisatawan pada fasilitas penunjang daya tarik wisata alam Bukit Matok. j Item pertanyaan C.3 yaitu jalur trekking jalan lintas alam dan hiking panjat tebing pada fasilitas penunjang aktivitas di daya tarik wisata alam Bukit Matok. Berdasarkan penjabaran di atas dapat diketahui bahwa item pertanyaan yang berada di kuadran I prioritas utama adalah item pertanyaan gazebo untuk pengunjung, tempat sampah dan petugas kebersihan, luas lahan parkir, toiletkamar mandi umum, dan tokowarung yang menjual kebutuhan wisatawan di kelompok pertanyaan C yaitu fasilitas penunjang daya tarik wisata alam Bukit Matok pada kuesioner penelitian. 2 Kuadran II Pertahankan prestasi Kuadran II Pertahankan prestasi menunjukkan atribut dengan harapan tinggi dan kinerja yang tinggi pula. Atribut yang diharapkan oleh wisatawan dalam kuadran II ini telah dilaksanakan dengan baik dan dapat memuaskan wisatawan maka kinerjanya harus dipertahankan. Berdasarkan Diagram Kartesius di atas, item pertanyaan yang berada di kuadran II pertahankan prestasi adalah sebagai berikut : a Item pertanyaan A.1 yaitu jumlah tanaman peneduh pada bentang alam daya tarik wisata alam Bukit Matok. b Item pertanyaan A.2 yaitu variasi tanaman peneduh pada bentang alam daya tarik wisata alam Bukit Matok. c Item pertanyaan A.3 yaitu kebersihan sungai pada bentang alam daya tarik wisata alam Bukit Matok. d Item pertanya D.1 yaitu kondisi jalan menuju objek wisata pada aksesibilitas daya tarik wisata alam Bukit Matok. Berdasarkan penjabaran di atas dapat diketahui bahwa item pertanyaan yang berada di kuadran II pertahankan prestasi adalah item pertanyaan jumlah tanaman peneduh, variasi tanaman peneduh, kebersihan sungai di kelompok pertanyaan A yaitu bentang alam daya tarik wisata alam Bukit Matok. 3 Kuadran III Prioritas rendah Kuadran III Prioritas rendah menunjukkan atribut kurang diharapkan wisatawan dan kinerjanya juga rendah sehingga atribut pada kuadran III ini prioritasnya rendah. Berdasarkan Diagram Kartesius di atas, item pertanyaan yang berada di kuadran III prioritas rendah adalah sebagai berikut : a Item pertanyaan C.4 yaitu susur gua dan pemandunya pada fasilitas penunjang aktivitas di daya tarik wisata alam Bukit Matok. b Item pertanyaan C.6 yaitu event olahraga pada fasilitas penunjang aktivitas di daya tarik wisata alam Bukit Matok. c Item pertanyaan B.7 yaitu pos keamanan dan petugasnya pada fasilitas penunjang daya tarik wisata alam Bukit Matok. d Item pertanyaan B.6 yaitu pos kesehatan dan petugasnya pada fasilitas penunjang daya tarik wisata alam Bukit Matok. e Item pertanyaan C.5 yaitu event seni dan budaya pada fasilitas penunjang aktivitas di daya tarik wisata alam Bukit Matok. f Item pertanyaan D.3 yaitu frekuensi sarana transportasi umum yang melewati daya tarik wisata alam Bukit Matok pada aksesibilitas daya tarik wisata alam Bukit Matok. g Item pertanyaan B.5 yaitu peta lokasi daya tarik wisata alam Bukit Matok pada fasilitas penunjang daya tarik wisata alam Bukit Matok. h Item pertanyaan D.4 yaitu jumlah jalur alternatif yang berakses ke daya tarik wisata alam Bukit Matok pada aksesibilitas daya tarik wisata alam Bukit Matok. i Item pertanyaan D.5 yaitu papan penunjuk arah menuju kawasan daya tarik wisata alam Bukit Matok pada aksesibilitas daya tarik wisata alam Bukit Matok. Berdasarkan penjabaran di atas dapat diketahui bahwa item pertanyaan yang berada di kuadran III prioritas rendah adalah item pertanyaan susur gua dan pemandunya, event olahraga, dan event seni dan budaya pada kelompok pertanyaan C yaitu fasilitas penunjang aktivitas di daya tarik wisata alam Bukit Matok, item pertanyaan pos keamanan dan petugasnya, pos kesehatan dan petugasnya, dan peta lokasi daya tarik wisata alam Bukit Matok pada kelompok pertanyaan B yaitu fasilitas penunjang daya tarik wisata alam Bukit Matok, dan item pertanyaan frekuensi sarana transportasi umum yang melewati daya tarik wisata alam Bukit Matok, jumlah jalur alternatif yang berakses ke daya tarik wisata alam Bukit Matok, dan papan penunjuk arah menuju kawasan daya tarik wisata alam Bukit Matok pada kelompok pertanyaan D yaitu aksesibilitas daya tarik wisata alam Bukit Matok. 4 Kuadran IV Berlebihan Kuadran IV Berlebihan menunjukkan atribut kurang diharapkan tetapi telah dijalankan dengan baik atau kinerjanya sangat memuaskan sehingga dianggap berlebihan. Berdasarkan Diagram Kartesius di atas, item pertanyaan yang berada di kuadran IV berlebihan hanyalah satu item pertanyaan yaitu item pertanyaan D.2 kelayakan sarana transportasi umum pada aksesibilitas daya tarik wisata alam Bukit Matok. Oleh karena itu dapat diketahui bahwa item pertanyaan yang berada di kuadran IV berlebihan adalah item pertanyaan kelayakan sarana transportasi umum pada kelompok pertanyaan D yaitu aksesibilitas daya tarik wisata alam Bukit Matok. Jadi strategi untuk mengembangkan potensi daya tarik wisata alam Bukit Matok adalah memprioritaskan pengembangan pada fasilitas penunjang daya tarik wisata alam Bukit Matok yang berupa gazebo untuk pengunjung, tempat sampah dan petugas kebersihan, luas lahan parkir, toiletkamar mandi umum, dan tokowarung yang menjual kebutuhan wisatawan di daya tarik wisata alam Bukit Matok. Selain itu mempertahankan prestasi pada bentang alam daya tarik wisata alam Bukit Matok yang berupa jumlah tanaman peneduh, variasi tanaman peneduh, dan kebersihan sungai di daya tarik wisata alam Bukit Matok.

D. Pembahasan