Teknik Pengujian Instrumen Teknik Analisis Data

oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, buku Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah yang dikeluarkan oleh Dinas Perhubungan dan Pariwisata, buku Profil Daerah Kabupaten Melawi Tahun 2011 yang dikeluarkan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, buku Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Melawi Tahun 2006 – 2010 yang dikeluarkan oleh Badan Perencanaan Pembangunan, Laporan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Melawi Tahun Anggaran 2009 – 2011 yang dikelurakan oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Daerah Kabupaten Melawi Kabid Penagihan, Perimbangan, dan Penerimaan Lain – lain.

J. Teknik Pengujian Instrumen

1. Validitas Validitas adalah ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya Suharsimi Arikunto, 2010:278. Validitas dinyatakan secara empiris oleh koefisien validitas yang disebut corrected item – total correlation r. Pertanyaan akan dinyatakan valid apabila r hitung lebih besar dari r tabel. Koefisien validitas untuk seleksi item pada tes yang mengatur kemampuan dapat dipilih item – item yang memiliki koefisien 0,20 atau lebih. 2. Reliabilitas Reliabilitas adalah analisis untuk menguji sejauh mana suatu istrumen pengukur dapat dipercaya atau diandalkan Suharsimi Arikunto, 2010:278. Uji reliabilitas ini juga merupakan suatu cara untuk melihat apakah alat ukur yang berupa kuesioner yang digunakan konsisten atau tidak. Uji reliabilitas dilakukan setelah uji validitas dan hanya pada item yang dinyatakan valid saja yang diuji reliabilitasnya. Jika semua item dalam kuesioner dinyatakan valid maka semua item diuji reliabilitasnya dengan menggunakan teknik alpha .

K. Teknik Analisis Data

1. Tujuan Wisatawan Bekunjung ke Daya Tarik Wisata Alam Bukit Matok Dalam penelitian ini, penulis menggunakan analisis Cochran Q Test untuk mengetahui tujuan wisatawan berkunjung ke daya tarik wisata Bukit matok. Cochran Q Test merupakan uji variabel dengan bentuk data nominal atau untuk informasi dalam bentuk terpisah dua dikotomi. Metode ini digunakan untuk mengeluarkan atribut – atribut yang dinilai tidak sah berdasarkan kriteria statistik yang dipakai dan tidak ada unsur subjektivitas peneliti didalamnya. Metode ini menggunakan bentuk kuesioner tertutup atau berstruktur dengan pilihan jawaban “Ya” dan “Tidak”. Pilihan jawaban “Ya” diberi nilai 1 dan pilihan jawaban “Tidak” diberi nilai 0. Tahapan pengujian kuesioner dengan Cochran Q Test adalah sebagai berikut : a. Hipotesis atas tujuan berkunjung wisatawan yang akan diuji. H : Semua tujuan berwisata menjadi tujuan wisatawan berkunjung ke daya tarik wisata alam Bukit Matok. H a : Semua tujuan berwisata tidak menjadi tujuan wisatawan berkunjung ke daya tarik wisata alam Bukit Matok. b. Mencari Q hitung dengan rumus sebagai berikut : Keterangan : K = jumlah tujuan berkunjung wisatawan C = j umlah yang menjawab “Ya” dari setiap blok R = j umlah yang menjawab “Ya” dari semua atribut tiap blok c. Penentuan Q tabel dengan cara Q tabel diukur dengan α = 0,05 derajat kebebasan dk = jumlah atribut -1 dan akan diperoleh dari tabel chi- square distribution kai-kuadrat. d. Keputusan Jika Q hit Q tabel maka H ditolak Jika Q hit = Q tabel maka H ditolak Jika Q hit Q tabel maka H diterima Untuk menguji apakah setiap tujuan berkunjung wisatawan akan saling berhubungan atau tidak memiliki hubungan yang signifikan, diperlukan proses interaksi dengan cara mengurangi satu persatu tujuan berkunjung wisatawan yang memiliki nilai kecil. 2. Tingkat Kepuasan Wisatawan yang Berkunjung ke Daya Tarik Wisata Alam Bukit Matok Kepuasan wisatawan adalah suatu keadaan dimana keinginan, harapan, dan kebutuhan pengunjung terpenuhi. Kepuasan terjadi apabila harapan sesuai dengan kinerja. Pengukuran kepuasan dapat dilakukan dengan membandingkan dua hal tersebut yaitu kondisi harapan dan kinerja. Dalam penelitian ini responden diminta merangking berbagai elemen yang menjadi indikator kepuasan wisatawan dalam kuesioner berdasarkan harapannya dan kinerjanya. Kepuasan pengunjung dapat diperoleh dengan menggunakan skala Likert yang ditentukan dalam lima point skala, baik untuk penelitian tingkat harapan maupun kinerja. Kelima penilaian tersebut adalah : a. Skala penilaian untuk harapan : 1 Sangat Berharap SB bobot 5 2 Berharap B bobot 4 3 Netral N bobot 3 4 Tidak Berharap TB bobot 2 5 Sangat Tidak Berharap STB bobot 1 b. Skala penilaian untuk kinerja : 1 Sangat Baik SS bobot 5 2 Baik S bobot 4 3 Netral N bobot 3 4 Tidak Baik TS bobot 2 5 Sangat Tidak Baik STS bobot 1 Untuk mengukur tingkat kepuasan wisatawan digunakan rumus : Keterangan : IKP = indeks kepuasan konsumen PP = perceived performance kinerja EX = expectation harapan Dengan menggunakan rumus tersebut maka akan diketahui selisih antara kinerja dan harapan wisatawan. Rumus ini diterapkan untuk masing – masing responden dengan total skor untuk semua indikatornya dengan menggunakan tabel sebagai berikut : Tabel III.1 Indeks Kepuasan Konsumen No. Responden Perceived Performanc e Kinerja Expectation Harapan Kepuasan Wisatawan Keterangan Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan dengan skala Likert. Skor alternatif jawaban untuk tiap item pertanyaan adalah sebagai berikut : a. Jika nilainya 1 maka wisatawan sangat puas artinya Perceived Performance Kinerja Expectation Harapan. b. Jika nilainya = 1 maka wisatawan puas namun pada limit bawah artinya Perceived Performance Kinerja = Expectation Harapan. c. Jika nilainya 1 maka wisatawan tidak puas artinya Perceived Performance Kinerja Expectation Harapan. Tingkat kepuasan wisatawan ini ditentukan per responden atau masing – masing responden yang merupakan wisatawan yang berkunjung ke daya tarik wisata alam Bukit Matok. Masing – masing responden dihitung jumlah kinerja dan harapannya berdasarkan item – item pertanyaan yang ada pada kuesioner kemudian dilakukan perhitungan dimana kinerjaharapan sehingga diperoleh tingkat kepuasan masing - masing wisatawan yang berkunjung ke daya tarik wisata alam Bukit Matok. 3. Perbedaan Tingkat Kepuasan Wisatawan yang Berkunjung ke Daya Tarik Wisata Alam Bukit Matok Dalam penelitian ini, wisatawan yang berkunjung ke daya tarik wisata alam Bukit Matok dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin, usia, dan status pekerjaan. a. Perbedaan kepuasan wisatawan berdasarkan jenis kelamin Untuk mengetahui perbedaan kepuasan wisatawan berdasarkan jenis kelamin digunakan uji beda dua mean. Langkah – langkah pengujiannya adalah sebagai berikut : 1 Merumuskan H dan H a H : 1 = 2 artinya tidak ada perbedaan rata – rata tingkat kepuasan antara wisatawan berjenis kelamin laki – laki dan perempuan. H a : 1 ≠ 2 artinya ada perbedaan rata – rata tingkat kepuasan antara wisatawan berjenis kelamin laki – laki dan perempuan. 2 Menentukan daerah penerimaan H dan H a Untuk menentukan daerah penerimaan dan penolakan digunakan titik kritis yang diperoleh melalui Z tabel . 3 Menentukan nilai Z Z = Keterangan : = rata – rata kelompok X = rata – rata kelompok Y σx = standar deviasi kelompok X σ Y = standar deviasi kelompok Y nx = banyaknya sampel kelompok X n Y = banyaknya sampel kelompok Y 4 Membandingkan nilai Z tabel dengan Z hitung H diterima jika – Z α2 Z Z α2 H ditolak jika Z Z α2 atau Z - Z α2 5 Membuat kesimpulan Jika H diterima artinya rata – rata kelompok sama atau tidak ada perbedaan. Jika H a diterima artinya rata – rata kelompok tidak sama atau ada perbedaan. b. Perbedaan kepuasan wisatawan berdasarkan usia dan status pekerjaan Untuk mengetahui perbedaan kepuasan berdasarkan usia dan status pekerjaan digunakan One – Way Anova. Langkah – langkah pengujiannya adalah sebagai berikut : 1 Merumuskan H dan H a H : H a : tidak semua mean sama 2 Menentukan daerah penerimaan H dan H a Dalam pengujian signifikansi perbedaan rata – rata populasi digunakan distribusi F dimana titik kritis dicari dengan tabel F. Titik kritis ini ditentukan oleh “taraf nyata” dan derajat bebas degree of freedom df. 3 Menentukan nilai F hitung F hitung = 4 Membandingkan nilai F hitung dengan F tabel H diterima jika F hitung ≤ dari F tabel H ditolak jika F hitung F tabel 5 Membuat kesimpulan Jika H diterima artinya rata – rata populasi sama atau tidak ada perbedaan. Jika H a diterima artinya tidak semua rata – rata populasi sama atau ada perbedaan. 4. Strategi Pengembangan Potensi Daya Tarik Wisata Alam Bukit Matok Diagram Kartesius digunakan untuk mengetahui kesenjangan dan ketidaksenjangan antara kinerja dan harapan. Setelah dianalisis akan diketahui posisi masing – masing item pertanyaan yang membentuk diagram untuk merumuskan strategi pengembangan potensi daya tarik wisata alam Bukit Matok. Kemungkinan posisi masing – masing pertanyaan di kuadran I prioritas utama, kuadran II pertahankan prestasi, kuadran III prioritas rendah, dan kuadran IV berlebihan. Harapan Kinerja Gambar III.1 Diagram Kartesius Kuadran I Prioritas utama menunjukkan atribut yang sangat diharapkan wisatawan tetapi kinerjanya rendah sehingga tidak sesuai dengan harapan wisatawan dan menimbulkan rasa tidak puas. Kuadran II Pertahankan prestasi menunjukkan atribut yang diharapkan oleh wisatawan telah dilaksanakan dengan baik dan dapat memuaskan wisatawan maka kinerjanya harus dipertahankan. Kuadran III Prioritas rendah menunjukkan atribut kurang diharapkan wisatawan sehingga kinerja yang dijalankan juga rendah. Kuadran IV Berlebihan menunjukkan atribut kurang diharapkan tetapi telah dijalankan dengan baik atau kinerjanya sangat memuaskan sehingga dianggap berlebihan. Prioritas utama Kuadran I Pertahankan prestasi Kuadaran II Prioritas rendah Kuadran III Berlebihan Kuadran IV 77

BAB IV GAMBARAN UMUM DAYA TARIK WISATA ALAM BUKIT MATOK

A. Gambaran Umum Kabupaten Melawi

1. Sejarah Kabupaten Melawi Kabupaten Melawi merupakan salah satu kabupaten yang baru dibentuk. Kabupaten Melawi merupakan pemekaran dari Kabupaten Sintang. Sesuai dengan Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 135 1213 SJ tanggal 21 Mei 2004 Perihal Pedoman Teknis Pelaksanaan 13 Undang – Undang tentang pembentukan 24 Kabupaten, dimana Kabupaten Melawi merupakan salah satu dari 24 Kabupaten yang baru dibentuk oleh Pemerintah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, 2011:5. Dasar pembentukan Kabupaten Melawi adalah UU RI Nomor 34 Tahun 2003 tentang pembentukan Kabupaten Melawi dan Kabupaten Sekadau di Kalimantan Barat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, 2011:5. 2. Letak Geografis Kabupaten Melawi Letak geografis Kabupaten Melawi adalah 0 o 07‟ – 1 o 21‟ LS serta 111 o 07‟ – 112 o 27‟ BT Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, 2006:1. Batas wilayah Kabupaten Melawi adalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, 2006:1 : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Sintang. b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Tengah.