Kode Semik Hasil Analisis Data

segala bentuk tindakan yang melukai dan merugikan fisik, mental, dan seksual termasuk hinaan meliputi: Penelantaran dan perlakuan buruk, Eksploitasi termasuk eksploitasi seksual, serta trafficking atau jual-beli anak. Sedangkan Child Abuse adalah semua bentuk kekerasan terhadap anak yang dilakukan oleh mereka yang seharusnya bertanggung jawab atas anak tersebut atau mereka yang memiliki kuasa atas anak tersebut, yang seharusnya dapat di percaya, misalnya orang tua, keluarga dekat, dan guru.

B. Kode Semik

Leksia 1 Halaman 32 “Ed Somers membawa gadis kecil itu, memegang erat-erat pergelangan tangannya dan menyeretnya.” Leksia 12 Halaman 76 “Pekerja sosial itu datang sambil menyeret Sheila sekitar lima belas menit sebelum pelajaran di mulai.” Leksia diatas digolongkan kedalam kode pembacaan semik. Karena sejumlah konotasi melekat pada suatu nama tertentu, maksudnya adalah “menyeretnya” kalimat yang biasa digunakan untuk memindahkan benda-benda mati atau suatu barang. Pada umumnya kita mnegenal kata menyeret adalah kata-kata kerja yang biasanya digunakan untuk menunjukkan betapa beratnya atau betapa susahnya suatu barang untuk dipindahkan sehingga harus dipindahkan secara paksa diseret. Dan “menyeret“ disaini menunjukkan situasi sangat tidak lazim yang dihadapi oleh sang tokoh dimana dia sebagai anak kecil yang seharusnya mendapatkan perlindungan, kasih sayang dan pengertian diperlakukan dengan salah. Yaitu dengan mendapatkan kekerasan fisik berupa paksaan memindahkannya seperti barang. Leksia diatas menunjukkan bahwa penulis ingin menunjukkan bagaimana tokoh dalam novel ini sangatlah tersiksa dengan situasi dan kondisi yang sedang dilakoninya, dimana dia melihat seorang anak kecil yang seharusnya mendapatkan kasih sayang diperlakukan dengan salah seperti halnya barang dan tidak diperlakukan selayaknya Leksia 3 Halaman 49 “Sheila tinggal berdua dengan ayahnya di sebuah gubuk dengan satu kamar di perkampungan pekerja migran.” Leksia diatas digolongkan kedalam kode pembacaan semik. Karena sejumlah konotasi melekat pada suatu nama tertentu, maksudnya adalah “gubuk” kata yang pada arti sebenernya adalah rumah kecil yang tidak layak huni dan bersifat sementara atau mudah untuk dihancurkan. Pada umumnya kita mengenal gubuk adalah tempat peristirahatan yang berada ditengah-tengah sawah yang dibangun ala kadarnya dari bahan-bahan seadanya yang pastinya jauh dari kata layak baik dari segi kesehatan, lingkungan dan sosial. Dari leksia diatas dapat diketahui bahwa penulis ingin menunjukkan bahwa tokoh dalam novel adalah seorang gadis kecil yang sangat tersiksa dalam kehidupannya selain kekerasan fisik dia juga tidak mendapatkan jaminan penghidupan yang layak dari semenjak dia dilahirkan, dimana dia tinggal disebuah rumah dalam standar tempat penulis berasal yaitu rumah yang tidak mempunyai sarana pemanas, pipa air dan listrik. Mungkin terlihat lebih baik dari pada gubuk-gubuk di Negara dimana tempat kita tinggal. Kata “gubuk” memiliki arti kemiskinan yang sangat amat, dimana rumah yang sesak dan kemiskinan selalu menjadi factor yang melatar belakangi munculnya kekerasan anak oleh orang tua. Leksia 15 Halaman 119 “Aku cuma suka kikuk jadi sering dapat luka.” Leksia diatas digolongkan kedalam kode pembacaan semik. Karena sejumlah konotasi melekat pada suatu nama tertentu, maksudnya adalah “kikuk” kata yang biasanya digunakan untuk menunjukkan rasa tidak nyaman,canggung karma tidak mengetahui berada dalam situasi apa. Dan tanda “kikuk” disini menunjukkan ketidak laziman dari perasaan yang keluar dan yang seharusnya ditunjukkan oleh “Sheila” bukanlah kikuk atau canggung tapi melainkan rasa takut. Leksia diatas menunjukkan betapa tertekannya tokoh dalam novel ini sehingga dia tidak bisa lagi mengunggkapkan perasaannya dengan benar karena terlalu seringnya dia larut dalam katakutan akibat dari tindak kekerasan, dan juga menyebabkan terganggu mentalnya. Leksia 17 Halaman 129 “Sheila bercerita dengan malu bahwa dia dipukul ayahnya karena menerima sedekah.” Leksia diatas digolongkan kedalam kode pembacaan semik. Karena sejumlah konotasi melekat pada suatu nama tertentu, maksudnya adalah “sedekah” kata yang mempunyai arti pemberian untuk orang yang tidak mampu. Pada umumnya kita mnegena kata ”sedekah” adalah kata yang menunjukkan bahwa yang menerima pemberian tersebut adalah fakir miskin atau orang yang tidak mampu. Dan “sedekah” menunjukkan situasi nyata yang dihadapi tokoh utama akan tetapi tidak diterima oleh ayahnya. Leksia diatas menunjukkan bahwa sang ayah tidak bisa menerima kenyataan kemiskinan yang dialaminya dengan menganggap hadiah atau pemberian yang diterima oleh “Sheila” adalah sedekah yang berarti hinaan atas kemiskinannya.

C. Kode Simbolik